Eps 19: Menolong bukan berarti Cinta

178 51 10
                                    

Selasa

Fania POV

Karna semalam sudah tidak masuk sekolah sehari untuk menenangkan pikiran, hari ini aku akan pergi ke sekolah dengan hati-hati.

"Huff...."

____________

Saat masuk kelas ku lihat benar, kursi Alex masih kosong, kapan dia pulang? Sebenarnya dia kemana? Apakah dia benar-benar selingkuh? Biarpun begitu, aku benar-benar tak berhak marah karna aku hanya pacar palsunya.

Pelajaran pertama di mulai dengan tenang, sampai istirahat tiba, disitulah neraka bagiku muncul lagi.
Datang ke kelas ku 3 orang cewek, salah satunya Amelia, cewek yang tergila-gila dengan Alex.

Baru saja mereka sampai, Amelia langsung menarik rambut ku dengan kasar dan bilang bahwa hari ini adalah hari yang menyenangkan baginya.

"Lepaskan brengsek!" ucap ku melawan tapi tetap saja ana buahnya yang dua itu menahan tangan ku, aku melirik ke arah teman kelas tapi mereka malah memalingkan pandangan mereka.
Amelia dan anak buahnya lalu membawa ku dengan paksa untuk naik ke lantai atas sekolah.
Orang-orang yang melihat itu hanya berperilaku seakan tak ada apa-apa. Yah ini wajar, aku dari keluarga yang tidak begitu kaya, sedangkan Amelia termasuk orang yang berpengaruh karena keluarganya.

Sesampainya disana aku hanya bisa pasrah, ku pikir aku hanya harus menerima kenyataan ini sambil menutup mata dan menahan sakit.

"Argghh!" teriak ku yang dari tadi ku tahan tiba-tiba keluar saat Amelia menendang perut ku dengan keras.

Aku mencoba bernafas dengan susah payah, karna anak buahnya selalu saja menggangu.
Ku coba lagi untuk meringkuk sambil menahan sakit dari mereka bertiga. Yang ku dengar hanya lontaran kejam dari mereka apalagi Amelia yang sudah sangat marah padaku, karna hari Senin itu tidak sekolah.

Detik-detik aku benar-benar ingin pingsan kembali, tiba-tiba aku merasa ada tangan yang hangat menyentuh perut dan kepalaku.
Karna kaget aku dengan perlahan membuka mata dengan susah payah.

"Alex...." gumam ku yang samar-samar melihat Alex yang memeluk ku erat seakan aku akan hilang.

Entah apa yang terjadi, Alex merobek bajunya untuk membersihkan debu debu yang menempel. Walaupun pandangan ku mulai kabur karena ku merasa ngantuk tiba-tiba, tapi aku sempat melihat mata Alex yang seperti ketakutan, seakan ia sedang memandang seseorang yang akan mati.

"(.....)" Alex menggumam kan sesuatu tapi tak tak mendengar nya karena kesadaran ku mulai hilang.

..........

Alex PoV

Seseorang perempuan berpakaian seperti kutu buku itu mencengkeram bahu dan langsung bilang bahwa Fania pacar ku sedang di bully.

"Hah? Di bully kena-" aku belum selesai bertanya, perempuan itu langsung menarik ku paksa ke lantai atas. Awalnya aku ingin melepaskan tangannya tapi ku tahan sampai ke lantai atas nanti.

Saa berada di pintu lantai atas yang tertutup karena di kunci, aku samar-samar mendengar suara berisik di balik pintu ini.

"Suara apa itu?" tanya ku.
"Itu suara orang-orang yang membully Fania! Alex kau harus menolong nya!" ucap perempuan itu sambil membuka pintu dengan kuncinya

Aku yang awalnya hanya gugup biasa, karna kaget aku baru tahu Fania bisa di bully, pikirku bully yang sederhana tapi kenapa ini.

Aku membuka pintu dan melihat tiga perempuan sedang menendang-nendang seseorang yang sudah pasrah.

"Fania!!!" ucap ku kaget melihat Fania yang diam saja d bully.
Entah apa yang terjadi tiba-tiba tubuh ku jadi panas da memori-memori masa lalu bermunculan di kepalaku tiba-tiba. Memori yang benar-benar tak ingin ku ingat lagi!

'hey jangan biarkan dia! Haahah!'
'dasar anak lacur!'
'anak sampah rasain nih!'

Ti-tidak! Ja-jangan bully anak itu.

Tubuh ku yang semakin panas  saat aku semakin mendekati ke Fania. Tidak saat ini di mata ku dia bukan Fania, dia itu kakakku.

"ZENN!" tak sanggup bersuara aku hanya bisa berteriak dalam hati dan berlari ke arah tiga cewek itu dan langsung menampar mereka berulang kali.

"BANGS*T APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?!!" teriak ku marah pada mereka bertiga yang juga kaget dengan kehadiran ku tiba-tiba.

Tak perduli pada mereka aku langsung memeluk Zen dengan erat. Aku merobek baju ku untuk mengusap darah di dahinya itu.
Kepala yang panas dan pandangan yang membuat Fania. manjadi Zen. Aku terus memeluknya erat sambil bergumam gumam tak jelas.

"Kakak....." kata-kata yang terus ku ulang-ulang terus, saking takutnya jika dia akan meninggalkan ku lagi!

"Alex...." muncul suara pelan di belakang, yang membuat ku sadar.

"Ah!!"  aku sadar ternyata ini Fania bukan Zen, argh! apa tadi yang kulakukan.

__________________________

Saat Alex membawa Fania ke UKS dia pun juga ikut terbaring di samping, karna kelelahan.
Sementara cewek yang tadi membantu Alex itu ternyata seorang petugas UKS.

..................

2 jam kemudian barulah Alex bangun dari tidur lelahnya, dan di sampingnya ada Fania yang menjaganya.

"Alex...."
"....Fan..." gumam Alex yang kepalanya masih pusing, sembari bertanya bagaimana keadaan Fania.

"Aku baik-baik saja,kau?"
"Yeah..."
"Bagaimana dengan tiga orang itu? Kenapa aku di bully sih? Jangan-jangan pas aku pergi kau juga bully?" tanya Alex yang sudah sadar sepenuhnya.

".....tiga orang perempuan itu sedang di skors selama dua Minggu, tenang saja aku baru hari ini ko di bul-" belum selesai Fania bicara, Alex merobek baju Fania di bagian tangannya, terlihatlah tangan Fania yang penuh dengan goresan.
Alex lalu menatap tajam Fania, ia tak suka kebohongan.

Fania akhirnya menceritakan semuanya dari awal hingga akhir, termasuk soal kenapa ia di bully.

"Begitu yah...maaf " ucap Alex yang merasa bersalah.
"Tidak! Lagian kan aku yang memaksa mu, kau tidak salah," kata Fania langsung.
"Jadi kau mau lanjut?"
"Iya!"
"....Aku..." ucap Alex terputus.
"Kenapa?"
".... Aku akan menjaga mu mulai sekarang," ucap Alex sambil berdiri menghadap ke Fania.

"!!!" Fania terkejut sebentar lalu ia bertanya
"Alex, apakah kau sudah menci-"
"Fan, aku hanya merasa bersalah, bukan cinta," ucap Alex lalu pergi keluar bersama Fania untuk langsung pulang saja, tapi sebelum itu ia harus keruang guru dulu untuk meminta izin.

Next.....

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang