Eps 15: Prioritas Utama PART 2

211 58 8
                                    

Langkah pertama adalah penyamaran nomor 1 dan Alex.

__________

"Huh! Apa ini? Kenapa aku dapat yang ini?" teriak Alex dari kamar ganti pada nomor 3.

"Berisik tau, terserah ku lah yang milih bajunya," ucapnya acuh.

Alex pun terpaksa memakai bajunya yang sudah di siapkan.

"Aku sudah selesai." nomor 1 lalu muncul dari ruang ganti dgn pakaian jas hitam dan celana panjang.

"Wah... Aku memang hebat dalam memilih pakaian." ucap nomor 3 memuji dari sendiri.

"....."

Tak lama kemudian Alex juga muncul dengan memakai dress tebal dan panjang.

"!!" semuanya kaget melihat Alex.

Rencana nya adalah Alex dan nomor 1 akan berpura-pura menjadi pasangan yg akan membeli para anak anak yg di culik untuk mengalihkan perhatian.

"Buahahahahahah...."  nomor 3 tertawa kencang melihat Alex yang jadi perempuam tinggi berbadan besar.

"... Jangan ketawa!" teriak Alex memerah di pipinya.

"Hahaha... Hah... Okei, okei, setelah ini langsung berangkat aja," ucap nomor 1

Lalu mereka pun pergi menuju temptat yg sudah di tentukan.
Setengah jam waktu yg du butuhkan untuk sampai.
Saat sampai disana, pemandangannya terlalu kumuh dan sangat sunyi. Alasan nya adalah untuk melakukan perdagangan ilegal tentu saja harus di tempat tersembunyi.

Alex dan Ryan bersiap untuk turun, dan bertemu mafia tersebut. Alex sedang menyamar menjadi seorang wanita yang sudah menikah dengan Ryan yang jadi suaminya.

"Alex, ingat yah suara mu harus kalem, kya cewek, jangan sangar nanti mereka curiga," kata Ryan memberitahu Alex.

"Iyaiyaiya!" Alex masih kesal karna disuruh memakai dress wanita.

Saat masuk ke rumah kosong itu Alex dan Ryan di Sam but oleh penjaga disana.

___________________

_Rumah Ryan_

"Kenapa harus Alex yg jadi wanita nya Queen?" tanya lelaki yg duduk di samping Queen.

"Hmm... mungkin karna Alex akan terlihat cantik, menurutku Alex itu wajahnya tampan iya cantik iya".

"Hmm tapi kan wanita dengan tinggi 181 itu jarang ada Queen?" tanya nya lagi.

"Tak apa, anggap aja Alex tub cewek langka," jawab Queen singkat.

Lelaki di samping Queen lalu menyandarkan kepalanya di baby Queen dengan pelan-pelan.

"Kalo Ryan bagaimana? menurutmu Felix?" tanya Queen pada lelaki di samping nya yg bernama Felix (dokter, si nomor 4).

"Tenang saja Queen, Ryan itu...."

_______________

Disana Alex lumayan gugup, karna ia jarang bertemu dengan Ryan.
Tak lama setelah itu datanglah sekretaris tersebut untuk melayani Alex dan Ryan.
Ryan sangat ahli dalam berbicara dan dan membantu Alex yg gugup.

"Sayang, kau mau berapa anak?" tanya Ryan pada Alex.

"Hmm.. Terserah pokoknya banyak yah," jawab Alex dengan malu malu.

"Baiklah." Ryan tersenyum melihat Alex yg malu malu.

1 jam berdiskusi tiba-tiba terdengar suara ledakan petasan dari arah belakang rumah.
Si sekretaris langsung menyuruh semua anak buah yg ada di ruangan untuk memeriksa.
Sekarang tinggal tiga orang dan ini memudahkan rencana nya untuk mengambil kunci di kantong baju sekretaris wanita itu.

"Petasan itu kode nya!" gumam Ryan pada Alex.

_________________________

_Rumah Ryan_

"Queen jangan meremehkan Ryan, dia itu..... Si Nomo 1," ucap Felix.

"...." Queen hanya tersenyum.
Ia tak pernah meremehkan atau meragukan kemampuan murid nya, apalagi Ryan yg menyandang posisi nomor 1 di antara sepuluh murid berbakat lain nya.

"Queen...." panggil Felix dan di jawab oleh Queen.

"Kenapa?" tanya Queen, Felix tak men jawab ia hanya memandangi Queen dengan ekspresi kagum.

"Tak apa, saya hanya... hanya menyukai anda," ucap Felix tiba-tiba membuat Queen kaget.

"....ya? maksudnya?"  tanya Queen bingung.

"..... Saya menyukai anda," jawab Felix sambil bangun dari sandaran dan memeluk Queen dari samping.

Queen tak men jawab apa apa ia hanya menanggapinya dengan mengelus lembut rambut Felix.

___________________

Kode siap tempur dari nomor 3 sudah terdengar, setelah pada penjaga menghilang Ryan langsung mengkode Alex untuk pergi keluar dan menyusup ke belakang untuk membantu nomor 2 dan 3.

Setelah Alex keluar, Ryan langsung menarik tangan di sekretaris dan memeganginya dengan erat.

"Apa apa an ini!!" sekretaris itu kaget dengan perlakukan Ryan.

Tak menghiraukan nya Alex langsung meraba baju di sekretaris untuk menemukan kunci nya.

"Hey! Mesum!" si sekretaris mencoba berontak, tapi perfume tenaga Ryan lebih besar. Ryan lalu mendorong sekretaris itu ke sofa yg ada di sana, dan memindihnya.

"Hey ka...." ucapan nya terhenti karna tangan menutupinya dengan segumpal Kain.

"Berisik banget," gumam Ryan.
Ia lalu lanjut mencari kunci itu.

"Kok gak ada?" gumam Ryan lalu melirik ke arah kantong yang tersisa du bajunya, kantong yg terletak di salah satu gunung Fuji.

"Gak mungkin kan? Tapi firasat ku disana," Ryan gugup untuk mengambil nya, di tambah du sekretaris ini memakai baju yang kentat.

Tapi ingat waktu tak banyak, Ryan berhasil walaupun awalnya di sekretaris sangat berontak.

Setelah mengambil kuncinya, Ryan mencari tali dan membius sekretaris itu.

"Kenapa gak ku pakai sih dari tadi sih?" gumam Ryan yg kelupaan.

Sekretaris itu pun di bius dan Ryan ikat di di tiang, lalu Ia pergi membantu yang lainnya di belakang.

..............

2 jam kemudian, misi sudah selesai, Ryan menghubungi polisi dan menyerahkan anak anak yg di culik ke pada orang tua mereka masing masing.

Seperti dugaan misi berhasil dan  mereka kembali ke rumah Ryan.

"Aku juga ingin kerumah Ryan, " ucap Alex Ia ingin bertemu dengan Queen.

"Tidak bisa!" Texas Ryan.

"Baiklah tapi bawa ini untuk Queen." Alex menyerahkan kantong tas berisi baju branded untuk Queen.

Setelah itu Alex semua kembali ke hotel Emerald  dan Ryan, nomor 2  dan nomor 3 pun ikut ke rumah Ryan.

Next

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang