Eps 30: Aliran Sesat!

102 32 24
                                    

Selamat membaca!!!

Banyak hal unik dan aneh, hal yang diluar nalar bahkan sering terjadi. Sesuatu di luar ekspektasi.

Banyak juga kejadian yang mengguncang kan hati.

Hari ke 3 di Belanda
Jam 10 pagi

Sekarang aku dan Arjan berada di rumah Egidius, dia adalah orang yang mengetuk pintu Arjan seperti orang menagih hutang, dia juga pria yang pingsan di bandara itu.

Awalnya ku kira kenapa dia datang, ternyata dia ingin minta bantuan Arjan.

Ia bilang sebelumnya bahwa ia sudah banyak minta bantuan pada orang lain tapi tidak berhasil, jadi ia ingin bantuan Arjan, tapi Arjan selalu menolak, bahkan Arjan berani di bayar 300 juta oleh Egidius.

"Kalo bukan karena Queen yang menyuruh ku membantu mu, sampai kau mati aku tetap gak mau bantu," ucap Arjan dingin.

"Maaf dia orangnya memang begitu." bisik ku pada Egidius, tapi syukur saja Egidius dapat memahami  sifat Arjan.

____________________

Pukul 11 siang, Arjan masih diam saja, tak melakukan apa pun.

Egidius, pun akhirnya angkat bicara kenapa selama 1 jam Arjan diam saja, apakah ia tidak ingin membantu?

"Bukan begitu, tapi...." Arjan melirik ke arah belakang Egidius, Arjan nampak kaget, tapi ia tetap diam.

Aku benar-benar ingin melihat juga, tapi tidak bisa.

"Arjan...." aku memegang tangannya saat melihat wajah Arjan menjadi murung, bukan sedih atau kecewa.
Ekspresi Arjan sulit di deskripsikan.

Sampai jam 12 siang, Arjan masih diam saja, sesekali ia menengok ke belakang Egidius.

Arjan tiba-tiba menutup matanya, sambil berucap kata-kata yang tidak Egidius dan aku pahami.
Semakin lama Arjan semakin berkeringat, ia lalu menggenggam tanganku yang ada di sampingnya dengan erat.

"Arjan? Dia kenapa? Takut? Tapi itu bukan ekspresi takut," tanya ku dalam hati khawatir, begitu juga dengan Egidius.

Suhu ruangan jadi dingin, seperti es, begitu juga genggaman Arjan semakin kuat, membuat tangan ku sakit.

Egidius seperti orang yang di hipnotis, ia hanya diam saja sambil menatap kosong, itu membuat ku aneh, tapi aku diam saja, seperti kata Arjan beberapa waktu lalu, yang menyuruh ku untuk jangan berbuat hal lain selain duduk diam saja.

"Arjan...." tangannya dingin, apakah ini berbahaya? tahu gini tadi lebih baik ku tolak saja.

Suasa makin dingin, di tambah dengan ekspresi Egidius yang mulai aneh, Arjan juga masih menutup matanya.
Egidius masih diam saja, ia bahkan tidak berkedip sedikit pun.

Apa yang terjadi! Aku, aku ingi membantunya Arjan!

Aku terpaksa melepaskan lensa mata ku....

Queen melepaskan lensa mata nya, terlihat lah mata berwarna merah darah, mata yang menyimpan banyak misteri.

Queen juga ikut membaca mantra yang BERTENTANGAN dengan mantra Arjan.
Karna Queen bukan manusia, bukan juga mahluk gaib,bukan hantu, jadi tentu saja mantra nya bukan mantra dari dunia manusia.

Krek! Kretek!
Krak!!!

Suara retakan terus berulang-ulang, selama beberapa menit, sejak Queen membaca mantra, suhu  yang tadi sangat dingin, mulai kembali normal.

Tangan Arjan yang tadi gemetar menjadi tidak bergemer lagi, genggaman tangan dengan Queen juga mulai mengendur.

"Dunia ..... izinkan aku mengintip apa yang dilakukan oleh murid ku Arjan dan Egidius!" gumam Queen, ia lalu menggigit tangan ya sampai keluar darah, dan meneteskan nya ke tangan Arjan dan Egidius

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang