Eps 42: Yeong & Dane.

73 20 17
                                    

Selamat Membaca!!

Aku kembali ke mansion/kastil, aku tidak bisa lama-lama tinggal di rumah Ryan.

*Rumah Queen(Kastil)*

"Hah..." lesu ku akibat tidak ada istirahat.

Walaupun anak seumuran ku hampir semuanya sekolah, tapi aku tidak bersekolah. Pelajaran di dunia ini semuanya hampir sudah ku serap menggunakan mata ku. Jadi semuanya pelajaran aku ingat. Tapi biarpun ingat, kadang aku mengunci ilmu yang ku dapat ini di kepala ku. Dan akan ku buka saat aku mengajarkan 10 murid ku, jadi jika hanya pertemuan biasa dengan 10 murid aku hanya anak biasa dengan IQ yang lumayan.

"Harusnya hari ini pesanan ku datang kan?" aku bergegas pergi ke tempat post menggunakan wig dan lensa mata.

"Akhirnya! Datang juga!" Seru ku senang, akhirnya robot pijat dari China ini datang.

......................................

"Ahahahah, iya iya disana, ah! Tekan di daerah situ, ah ya benar." Robot ini benar-benar mahir, tidak salah aku mengeluarkan 2,3 miliar.
Sambil tidur sambil di pijat di kepala, ah enaknya.

2 jam kemudian.
Robot itu sudah ku off kan, aku memperhatikan bagian-bagian dari robot itu.

"Jika pakai kulit manusia pasti bagus kan? tapi disini kalo beli kulit harus ke pasar gelap, hmmm...." berpikir gimana caranya supaya robot ini terlihat seperti manusia.

Tidak mungkin kan aku membeli lagi, ini sudah diskon!

"Ah! Benar itu dia!" aku langsung menelpon Ryan, Felix dan Kouji serta Seok untuk datang saat liburan ke kastil ku.

"Ryan itu kan pintar, Felix itu ahli bedah, Kouji bisa menyambung kan pikiran nya dengan robot, Seok itu bisa mengutak-atik robot ini! Ah aku benar-benar pintar!" Aku berbicara sendiri sambil memuji diri sendiri.

.......................

Akhirnya mereka berempat datang.
Dan yang menakjubkan nya Felix membawa Yeong serta adik laki-laki Yeong.

"Queen..." ucap Yeong membungkuk hormat, membuat ku merasa terbebani di pertemuan bebas ini.

Astaga bertambah lagi beban ku, aku agak terbebani saat dia memanggilku Queen. Padahal dia bukan murid ku, jadi panggil nama ku juga bisa.
Tapi pasti dia akan menolak.

"Saya mohon, terima saya memanggil anda dengan sebutan Queen," ucapnya makin membungkuk. Langsung saja ku iyakan.

Kami bertiga pergi ke lantai bawah, disana ada kolam renang dan taman kecil.
Dane sangat kagum dengan taman disana, katanya itu pertama kali nya di melihat taman.

"Dane! jaga sikap mu." nampak  Yeong takut aku akan marah, tapi aku biasa saja padahal.

"Tidak apa apa, biarkan adikmu, dan ayo duduk disana," aku lelah deh, benar-benar dari tadi ingin duduk.

Kami duduk di kursi taman, sambil melihat Dane yang berlari-larian.
Umurnya Dane baru 5 tahun, dan dia sudah berani menurutku. Yeah, maksud ku adalah berani ikut Kakaknya menjebak Felix.

"Yeong, maaf umur mu  berapa?"

"19, tapi 3 bulan tadi 20 tahun."

"Berapa umur bayimu?"

".... Kira-kira saja mungkin sudah hampir 2 bulan."

"Hhmm."

Kami lalu berbincang soal Felix, Yeong yang ingin lebih tahu banyak tentang Felix itu membuat ku senang. Berarti dia mau memahami Felix.

"Felix yah, dia itu seorang anak yatim piatu," jawab ku sambil mengenang masa lalu sambil menutup mata.

Aku merasa Yeong terkejut, saat tahu Felix juga yatim piatu seperti Yeong dan Dane.

"Aku menemukan nya saat sedang menelusuri jejak musuh, saat itu aku masih sangat muda, tapi ada Ryan yang menjaga ku."

Yeong mendengarkan dengan serius kisah ku....

"Saat itu, aku hanya memiliki Ryan. Kami berpencar mencari jejak musuh, sayangkan Ryan yang juga masih remaja saat itu, mengalami beberapa luka sayatan, saat itu aku tidak ada disana."

"Dan kau tahu apa yang terjadi?"
tanya ku sambil memegang tangan kanan Yeong.

"... Apakah Felix datang membantu, Ryan?" tanya Yeong terlihat gugup menjawabnya.

"... Tidak, Felix yang saat itu masih memiliki ibu nya, dia juga masih kecil, mana mungkin dia bisa mengobati Ryan," jawab ku dengan nada pelan dan lembut.

"Saat aku sudah menyelesaikan misi sendiri, aku mencari Ryan, tapi tidak ketemu, untungnya ada darahnya yang berceceran di tanah. Aku mengikuti darah itu, dan sampai lah aku dirumah kecil, pintu nya terbuka, karna aku sangat khawatir dengan Ryan aku langsung masuk saja."

Aku melirik ke arah wajah Yeong, dia menunjukkan ekspresi sangat semangat dan penasaran akan cerita ini.

Aku melanjutkan cerita ku, disana saat aku masuk, aku melihat ada Ryan yang sedang di obati lukanya oleh seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah ibunya Felix.

Aku menjadi tenang, dan minta maaf sudah masuk tanpa izin.
Ibunya Felix sangat ramah, dia merawat Ryan tanpa minta imbalan uang. Tapi dia ingin aku menjaga anaknya yang hampir seumuran dengan Ryan.

"Kenapa harus saya?" tanya ku bingung.

Ibu Felix hanya tersenyum manis kepada ku, dan meminta ku untuk berjanji menjaga anaknya.
Aku pun mengiyakan nya langsung.
Ibu Felix itu mantan perawat, ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan.

"Kalo begitu, beberapa hari lagi saya akan kesini membawa anak anda?" ekspresi ku menunjukkan bahwa aku bertanya nama nya siapa saat itu.

"Felix... William," ucap ibu felix kesusahan berbicara.

Felix langsung berdiri dan menopang ibunya ke kasur.

Setelah itu kami berdua pergi.
Seminggu kemudian kami kembali, dan kata Felix ibunya sudah meninggal 3 hari setelah aku pergi.

"Dan... Kau tahu ekspresi apa yang ditunjukkan Felix saat itu?"

Yeong hanya menggeleng kan kepalanya.

Pantas saja saat aku masuk, aku tidak melihat siapapun. Aku menoleh ke arah Felix, ekspresi nya sulit dipahami.

"Felix kau baik-baik saja kan?" tanyaku.

"... Iya," jawabnya sambil tersenyum manis? atau pahit?

Senyumnya sangat mirip dengan ibunya saat itu.

Senyum paksa nya itu membuat ku sakit, sejak saat itu aku berjanji akan merawat Felix.

Nexttt!!!

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang