eps 22: Bertanggung jawab

137 51 10
                                    


*Pembicaraan Queen dan Ryan*

"Felix?dia kenapa?" tanya Queen.
"Bukankah Felix itu jenius? Dia bahkan bisa menjadi dokter di umur 21, tapi kenapa dia tidak berada di peringkat 2 atau 3?" tanya Ryan balik.

"... Mau sejenius apapun manusia..." Queen berhenti berbicara dan menatap kaca di depannya dengan tatapan rindu.
Queen lalu melanjutkan ucapannya, bahwa jika manusia itu jenius dari lahir(bakat), dia pasti banyak menerima pujian dari banyak orang. Mau sejenius apapun, jika mental mereka tidak dewasa, aku tidak ingin menjadikan mereka peringkat 3 besar.

"Memangnya Felix sifatnya kurang dewasa?"

"Tidak."

Felix bukannya tidak dewasa hanya saja, dia memiliki banyak celah, dan mudah di rayu oleh orang.
Memang bakat nya itu melebihi rata-rata atau bahkan luar biasa, tapi dia terlalu sering di puji oleh orang, dan jarang merasa kesusahan. Felix jadi haus akan pujian, sekali di puji akan membuat bajunya lebar(pribahasa).

".... "Ryan tak lanjut bertanya, karna dia juga tau sedikit tentang Felix, anak jenius yang lahir dari keluarga kasih sayang, dia antara mereka semua, bisa dibilang hanya Felix yang paling sedikit menderita?

Setelah itu Ryan melihat Queen yang terus menatap ke kaca, dengan tatapan yang sangat bisa di artikan, yaitu tatapan orang yang rindu, tapi siapa?

__________________

POV: Felix

Setelah sampai di tempat yang sesuai peta,aku ingin memberitahu 'nomor 5' tempat mereka bersembunyi, tapi aku tidak menemukan ponsel ku.

"Kalian tidak apa-"

BRUKK!

Kenapa?baru saja aku ingin berbalik, tiba-tiba saja, badan ku langsung terjatuh, aku melirik ke arah bahu ku yang terasa sakit, disana ada sebuah suntikan yang menancap.

'apa ini?..."

Rasa sakit dan ngantuk tiba-tiba muncul bersamaan, aku ingin melihat ke arah mereka berdua tapi aku....

"Dia akhirnya tertidur?"
"Benar kak"
"Ayo kita bawa masuk kedalam".

_______________

"Memang benar dia ini si nomor 4? Kenapa mudah sekali di tipu?aneh?"

"Mungkin dia pura-pura, atau rumor yg mengatakan itu dilebih-lebihkan?"

"TIDAK." seseorang berjas hitam muncul entah dari mana.

"Si nomor 4, dia memang hebat, dia menguasai ilmu bedah saat berumur 15 tahun, dan di umur ke 20 dia mendirikan rumah sakit, sekarang rumah sakit itu sangat terkenal di Inggris."

"Hah! Jenius! Tapi kenapa dia?"

"Mungkin dia hanya sekedar jenius? tapi tidak berpengalaman dalam hal dunia."

Pria berjas hitam itu lalu mendekati Felix dan  menyuntikkannya lagi sebanyak tiga kali, tapi dengan obat yang berbeda.

Setelah itu ia menyuruh anak kecil itu untuk ikut bersamanya, dan menyuruh Yeong(marga Korea) untuk menjaga Felix yg masih tertidur.
______________________

POV : 'nomor 5'

Setelah berhasil menyingkirkan para pengganggu di jalanan, aku juga berhasil dapat beberapa informasi tentang Felix saat ini dari lelaki di semak-semak tadi, tapi ku rasa infonya salah, aku mendatangi tempat yang ia katakan tapi tidak ada satupun bangunan! Beraninya dia menipu ku! Aku mencoba menelpon Felix.

Sial! Kenapa telpon ku masih tidak di angkat?
Aku jadi kesusahan ingin melacak dimana Felix berada.
Aku semakin khawatir karena Felix pergi bersama wanita itu + anak kecil.

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang