Eps 16: Jangan Mengambil Queen

192 55 1
                                    

Rumah Ryan

"Mereka sudah selesai, dan mereka sedang perjalanan untuk pulang," ucap Felix memberitahu.

"Hmm," jawab Queen singkat karna berfokus ke laptop nya.

"Queen sudah dua jam, anda seharusnya istirahat," ucap Felix khawatir.

Queen hanya bilang Ia sudah biasa, dan menyuruh Felix untuk diam sebentar, atau pergi keluar untuk menyambut mereka datang.

"Tidak ah, malas menyambut mereka, lagian Queen misi ini kan sederhana, kenapa nomor 2 juga harus ikut? Dan juga nomor 3? harusnya kan kirim dua orang saja?"

"Tak ada alasan aku hanya ingin begitu," jawab Queen singkat membuat Felix kesal karna Queen tak memberitahu alasan nya.

Felix lalu mendekati Queen yg ada di kursi sedang focus ke arah laptop.

"Kenapa? Aku kan menyuruh mu keluar?" tanya Queen dengan nada lembut.

Felix tak menjawab, Ia hanya berdiri di belakang Queen be beberapa saat dan tiba-tiba memeluk Queen dari belakang.

"Felix!" ucap Queen kaget, dan langsung mematikan laptop nya, membuat  Felix tersenyum.

".... jangan main laptop, ayo berkencan dengan saya," ucap Felix sambil masih memeluk Queen.

"Aku bukan main laptop, dan juga aku tak ada waktu untuk hal begituan," ucap Queen sambil memasang penutup matanya lagi.

"....hhhmmm," wajahnya Felix berubah jadi sedih karna ini pertama Kali nya Ia di tolak perempuam.

"Queen saya ingin.... "

Brak!

Felix dan Queen berbalik dan melihat nomor 3 datang.

"Eh?"

Si nomor langsung masuk dan menarik Queen keluar.

"Tung-tunggu...." kata Queen tapi tak ia jawab.

Saat sampai di ruang tamu, disana melihat Ryan dan nomor 2 sedang duduk.
Queen lalu di suruh duduk tenang di sofa bersama Ryan.

"Kenapa sih kau?" tanya Ryan pada nomor 3.

"Aku cepat-cepat membawa Queen kesini, supaya ia tak di makan Felix!"

"Maksud mu apa sih? Siapa yg makan?" jawab Felix yg baru saja datang.

Setelah itu terjadi adu mulut ringan antara, Felix dan nomor 3.

____________________

10 menit kemudian....

"Sudah adu mulutnya?" tanya Ryan yang sedang memegangi tongkat bisbol.

Ke duanya tak men jawab mereka malah memalingkan muka nya dari arah Ryan.

"Kalian!"

"Sudah sudah," suara lembut tiba-tiba terdengar dari arah samping Queen.

Si nomor 2 menyuruh Ryan untuk berhenti memarahi mereka berdua.

"Dah semuanya sini duduk," ucap lelaki itu dengan pandangan lembut.

"Heh, bukan nya kau terlalu lembut pada mereka?" tanya Ryan pada nomor 2.

"Hhee".

"..... Sudah sudah, kalian datang kesini malah adu mulut," Queen akhirnya buka suara.

Setelah itu Ryan menyerahkan surat surat ilegal tentang penjualan anak di bawah umur pada Queen.
Queen memeriksa nya dengan teliti dan di bantu oleh yang lain nya. Dugaan Queen adalah pasti ada orang dalam yang membantu para mafia kecil(rendah) ini.

"Siapa yg membantu mereka itu, kita masih tidak tahu." ucap Ryan.

"Makanya itu kasus ini sepertinya tidak akan mudah selesai."

"Ini sama saja seperti bermain anak tangga, dari tangga paling bawah sampai ke atas. Dan tangga paling atas adalah penguasanya."

"Itu lah, akan merepotkan menangkap penguasanya, tapi demi anak anak yg culik....."

Semuanya hening tiba-tiba l sessat. Lalu Queen bilang bahwa semuanya akan baik baik saja.

"Kalian hanya harus melawan yg di bagian bawah saja, dan untuk mafia kelas atas..."

"Queen jangan! Kami juga bisa melawan yg kelas atas!" jawab Ryan.

"....."
"Kita liat saja dulu".

____________________

Malam harinya di teras atas rumah, disana terlihat Queen dan nomor 3 sedang minum-minum dengan santai.

Mereka berbicara tentang kehidupan masing masing dengan santai, apalagi nada bicara nomor 2 pada Queen.

"Bukan nya kau terlalu lembut bicara pada ku?" tanya Queen pada nomor 2.

Saat di tanya si nomor 2 hanya tersenyum sesaat lalu ia bilang, kalo Queen itu adalah malaikat baginya, Queen itu penyelamat hidupnya.

"Jika saat pesta itu anda tidak ada, mungkin saya akan selalu di bully saat pesta itu, selalu di permalukan...." ucap nomor 2 menatap lekat ke arah Queen.

"Saya bahagia bertemu dengan anda," ucap nya lagi sambil tersenyum manis.

"Membicarakan itu lagi, sudah sewajarnya aku membantu mu, karna aku juga pernah di posisi itu," ucap Queen.

"Saya tahu, anda pasti Menganggap itu biasa saja,... Tapi bagi kami semua anda benar benar penolong kami." nomor 2 terus memuji pada Queen.

"....iya iya sudah lah, jangan membicarakan hal itu nanti besar baju ku jadinya," ucap Queen dengan pipinya yang memerah malu.

Nomor 2 hanya terkekeh lucu melihat Queen yang malu malu.

"Melihat anda begitu, Saya Sangat senang," gumam nya pelan.

1 jam kemudian Queen tertidur akibat mabuk, sedangkan nomor 2 hanya mabuk sedikit.

"Anda selalu menganggap kami murid, tapi sebenarnya...." nomor 2 merapikan rambut Queen yang berantakan sambil terus ber gumam.

"Kami tak pernah menganggap anda guru...." ucapnya sambil menatap Queen.

"Kami sudah membuktinya dengan memanggil anda 'Queen' bukan 'Guru', walaupun Queen itu bukan nama anda, tapi bagi kami anda adalah Ratu bagi kami semua,bukan Guru," ucap nomor 2 sambil mencium kening Queen satu persatu lalu mengangkat Queen dengan tangan nya untuk di bawa ke kamar.

.............

Yang lain nya sudah tertidur, nomor 2 masuk  dengan perlahan ke arah kamar Queen dan meletakkan Queen dengan hati- hati di ranjang kasur.

Sebentar ia menatap Queen yang tertidur pulas sambil berkara dengan pelan.

"Saya menyukai anda," ucapnya sambil mencium tangan Queen lalu pergi.

Tanpa nomor 2 sadari, ternyata ada Felix yang melihat nya dari jauh dengan tatapan datar
Nexttt

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang