2. Kehidupan Baru

802 175 24
                                    

    "Kak Theo, hari ini makan malam di apartemen atau di luar lagi?" tanya Erin sambil bersandar pada dinding, sementara Theo sedang memakai sepatunya.

    "Hari ini Saya sudah ada janjian untuk makan di luar bersama teman."

    "Serius? Kalau gitu Erin mau makan di luar juga boleh?" tanya Erin dengan mata berbinar.

    "Kamu nggak bisa ikut makan sama Saya …."

    "Eh bukan gitu maksudnya Erin." Dengan cepat gadis itu menyanggah, "Erin mau makan di luar sama teman Erin, bukan mau ikut sama kakak kok, boleh kan?"

    "Saya pulang jam sepuluh, kamu sudah harus ada di apartemen."

    Erin langsung berjingkrak kegirangan mendengar hal itu, padahal biasanya kalau sama orang tuanya jam delapan Erin sudah harus berada di rumah.

    Omong-omong akhirnya sudah lewat enam bulan dari pertemuan pertama mereka dan seperti keinginan kedua orang tua mereka, Erin dan Theo akhirnya menikah sekitar dua bulan lalu, seperti yang kalian lihat juga tidak ada masalah sama sekali di antara keduanya.

    Bahkan di apartemen Theo mereka berdua tidur sekamar, walau mereka tidak melakukan apapun selain tidur, Theo sepertinya menganggap Erin seperti adiknya sendiri, jadi dia tidak akan melakukan apapun. Sebulan ini mereka selalu melakukan rutinitas masing-masing dan tidak pernah mengganggu aktifitas satu sama lain.

    "Yang saya transfer sebelumnya, masih ada?"

    "Masih dong, ini baru mau Erin pakai! Thank you ya kak."

    Theo menghela napas. "Sepertinya saya transfer sudah hampir sebulan yang lalu? Kenapa kamu baru pakai? Saya sudah bilang kan, kamu bisa pakai uang itu untuk membeli sesuatu."

    "Erin belum ada keperluan untuk beli buku atau fotokopi, lagian Erin kan lagi liburan, uang yang sebelumnya kak Theo kasih juga masih ada, jadi masih banyak banget."

    "Ya sudah, hari ini kamu bisa beli apa pun yang kamu mau, kalau habis kamu hanya perlu bilang."

    "Mana bisa begitu, kak Theo kan udah biayain kuliah Erin, itu kan nggak kecil, bahkan uang belanja juga Erin tetap dikasih, kata mama aku nggak boleh nyusahin lagi."

     Theo menggelengkan kepalanya, Erin tetap anak polos seperti sebelumnya, bahkan gadis itu tidak pernah mengeluh atau bersikap menyebalkan seperti anak seusianya.

    Laki-laki itu mengusap lembut pucuk kepala Erin. "Kalau begitu Saya berangkat duluan, kamu kalau mau pergi tolong kirim pesan."

    "Siap."

    Erin menatap laki-laki itu dengan senyum sambil melambaikan tangan dan saat pintu tertutup raut wajah Erin langsung berubah cemberut, padahal dia kira laki-laki itu akan makan malam di rumah, tapi ternyata hari ini dia juga makan di luar.

    Aneh sekali karena dalam seminggu laki-laki itu bisa memiliki empat janji makan malam dan itu sudah berlangsung sekitar dua bulan ini, Erin sebenarnya tidak mau ambil pusing, hanya saja Erin takut jika laki-laki itu pergi makan dengan perempuan lain, bukannya cemburu, tapi jika orang tua mereka tahu, bisa gawat.

    Erin akhirnya beranjak menuju kamarnya, sekarang masih pukul tujuh, jadi dia masih memiliki banyak waktu sebelum waktu janjinya, jadi dia akan memilih untuk menonton anime kesukaannya.

    Gadis itu melambaikan tangannya saat melihat temannya, dua gadis itu langsung berjalan ke arah Erin berada, mereka langsung berpelukan seperti sudah lama tidak bertemu.

    "Parah banget masa kita baru ketemu lagi setelah sebulan."

    Erin tertawa kecil. "Duh kasur gue nyaman banget sumpah, lo kan tahu sendiri kasur asrama gimana."

BETWEEN [KTH] [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang