13. Kencan

727 190 28
                                    

    "Kak Justin? Hai!" Arunika langsung berlari kecil ke arah laki-laki itu berada, padahal mereka berdua selalu bertemu karena Justin pasti menyempatkan diri untuk datang ke rumah kekasih kecilnya itu.

    "Sudah makan?" tanya laki-laki itu, tangannya terulur mengusap-usap pipi tembam Arunika, tidak bosan untuk terus melakukan itu.

    "Sudah … oh kak Erina sini-sini." Gadis itu meminta Erin untuk mendekat dengan gerakan tangannya. "Kemarin pas di rumah nggak sempat ketemu kan, ini namanya kak Justin."

    "Pernah ketemu pas di acara resepsi, hai kak." gadis itu tersenyum sekilas.

   "Hai, sekilas saja. Tidak mengira kalian sedekat ini sampai bisa pergi berdua."

    "Hari ini kak Erina traktir aku makan, dia baik banget kan?"

    Erin menggelengkan kepalanya, dia agak iri karena sepertinya pasangan ini benar-benar saling mencintai, mungkin memang benar tidak semua dari mereka brengsek.

    "Iya, aku tahu Aru sayang, kalau dia tidak baik, tidak mungkin orang tua Theo menginginkan dia menjadi istri dari anak kesayangannya."

    Sayang? What the ….

    "Jadi setelah ini kalian ingin lanjut ke mana?"

    "Kami tadi sore baru makan camilan saja, mungkin Arunika lapar, bagaimana kalau kalian berdua pergi makan malam?"

    "Berdua? Loh kak Erina tidak ikut? Kak Justin akan antar kakak sampai apartemen kok."

    "Ei, sebenarnya aku ada urusan lain, makanya kamu pergi bersama kak Justin saja."

    "Theo?" tanya Justin.

    Erin menganggukkan kepalanya, lalu berucap, "Dia bilang dia sudah membuat janji kencan denganku, disaat aku sedang tidur." tentu saja dengan nada mencibir.

    Justin menarik sudut bibirnya, mendengar hal itu, sementara Arunika terlihat tidak paham. "Ya, sepertinya memang dia sudah membuat janji."

    "Benar-benar tidak bisa diterima akal sehat."

    "Kenapa kita tidak sekalian saja makan malam bersama?" Arunika ini hampir mirip dengan Erin, hanya saja dia versi lebih nyata, mendefinisikan polos yang hampir menyerempet kebodoh, oke itu agak kasar.

    "Aru, kamu dengarkan mereka mau kencan? Itu artinya mereka mau menghabiskan waktu berdua saja, kita makan malamnya berdua saja."

    Erin ingin sekali tertawa dengan keras, betapa sabarnya Justin menghadapi Arunika, ya mereka mungkin memang saling melengkapi sih. "Kalian bisa duluan … aku mau bayar ini dulu." mati-matian Erin mencoba menahan tawanya, ini benar-benar lucu.

    "Lain kali jalan-jalan sama aku lagi ya kak Erina, terimakasih buat hari ini."

    "Tentu, lain kali kita jalan bareng lagi, bye-bye."

    Arunika melambaikan tangannya, Erin juga  melakukan hal yang sama, sementara Justin tampak menghela napas melihat tingkah keduanya.

    "Kak Justin kenapa tiba-tiba bisa di sini?"

    "Nggak sengaja, tadi lagi jalan sama yang lain, terus lihat kamu."

    "Sama siapa?"

    "Biasalah, kamu kan nggak suka sama mereka."

    "Aku habis bicara soal teman-teman kak Justin, sama kak Erina, tapi dia kelihatan biasa saja, kak Erin memang sepertinya bukan tipe yang mudah terusik hanya karena hal bodoh atau menjengkelkan yang teman kakak lakukan."

BETWEEN [KTH] [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang