Erin membuka matanya dan perlahan kesadarannya mulai berkumpul kembali, semalam setelah mendengar cerita dari Theo, keduanya tertidur sambil berpelukan, laki-laki itu dengan kebiasaannya, mengusap kepala Erin, membuat gadis itu tertidur dengan lelap.
Namun sekarang Erin bisa merasakan jika ada yang aneh dengan laki-laki itu, nafasnya agak kurang stabil dan tubuhnya agak hangat.
"Kak Theo?" Erin mengulurkan tangannya, lalu menyentuh dahi laki-laki itu dengan punggung tangannya dan bergeser untuk memeriksa bagian lehernya, suhu tubuhnya agak tinggi.
Dengan cepat Erin berlari untuk mengambil kotak p3k, mengambil termometer untuk mengukur suhu tubuh laki-laki itu, jadi Erin harus membangunkan laki-laki itu terlebih dahulu.
"Kak, kak Theo bangun dulu sebentar." gadis itu menyugar lembut rambut suaminya, dia takut nanti laki-laki itu malah pusing jika dibangunkan secara mendadak.
Theo sedikit mengerang, sepertinya dia baru merasakan ada yang salah dengan tubuhnya. "Erina?"
"Kak Theo mau minum dulu? Erin ambilkan ya?"
Laki-laki itu menganggukkan kepalanya, dia sebenarnya masih belum sepenuhnya sadar, namun karena tenggorokannya terasa kering, dia jadi menyetujui tawaran istrinya itu.
Erin turun dari ranjang lalu mengambil tupperware berisi air di atas meja, juga gelas yang memang dia selalu siapkan, karena terlalu malas untuk pergi keluar kamar semalam, gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminta Theo untuk bangun dan minum sebentar.
"Kak Theo ukur dulu suhu tubuhnya ya?" ucap Erin setelah laki-laki itu selesai menenggak air yang tadi dia berikan.
"Kenapa?"
"Kak Theo demam, memangnya tidak merasakan ada yang aneh? Ini termometer-nya."
Saat Theo sedang mengukur suhu tubuhnya, Erin pergi ke dapur untuk mengambil air hangat untuk mengompres tubuh Theo, sebenarnya harus minum obat pereda demam, tapi obat itu tidak ada dan sekarang masih dini hari, jadi Erin belum berani keluar rumah untuk membeli obat.
"Berapa?"
"38,2°."
"Kak Theo tidur lagi saja, nanti kalau sudah terang Erin akan turun untuk beli obat."
"Saya cuma demam biasa, nanti juga sembuh, kamu juga tidur lagi saja Erin."
Erin menaruh baskom berisi air hangat di atas meja, lalu beralih ke arah Theo, perempuan itu meminta laki-laki itu untuk kembali berbaring. "Tidur lagi, kalau nanti demamnya nggak turun juga kita panggil dokter ya?"
"Saya baik-baik saja."
"Ini sakit kak Theo, sudah tidur lagi, Erin mau ambil handuk kecil dulu buat kompres kak Theo."
"Erina …."
"Sstt, jangan bicara lagi, tidur kak."
Erin kembali bangkit dan berjalan menuju lemarinya, dia ingat sepertinya memiliki handuk kecil di sana, walau masih agak mengantuk, tapi dia tetap harus mengurus laki-laki itu.
Walau pada akhirnya dia malah ketiduran setelah beberapa kali mengganti kompres nya, tertidur dengan posisi sambil memeluk laki-laki itu dari samping.
10.08
Ting tong ting tong ….
"Dia sudah bangun atau belum sih?"
"Ya pasti sudah lah! Kan gue udah bilang gue sendiri! Lo ikut juga ngapain sih! Caper banget!"
"Gue tuh sudah berbaik hati untuk nganterin lo ke sini! Bukannya makasih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN [KTH] [On Going]
Fanfiction[𝘙𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦/𝘊𝘰𝘮𝘦𝘥𝘺/𝘋𝘳𝘢𝘮𝘢] 𝘌𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛𝘩𝘦𝘰 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘴, 𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘩𝘢...