38. Saya akan Tunggu Sampai Erina Siap

591 120 30
                                    

Hai apa kabar?
Aku cukup lama menghilang, buat yang belum tahu aku positif Covid 19, jadi masih masa pemulihan diri, untuk kalian yang sehat semoga bisa menjaga diri lebih baik lagi dan untuk yang sedang sakit semoga cepat diberikan kesembuhan. Lekas membaik Indonesia ku❣️

~~~~~~~~~~~~~~~

    "Akhirnya Erin bisa ikut kumpul keluarga juga, terakhir ketemu saudara-saudara Theo saat hari pernikahan kalian kan?"

    "Iya bunda," balas Erin, masih agak canggung, padahal wanita paruh baya itu sering kali menghubungi dirinya untuk sekedar menanyakan keadaan. "Maaf ya bunda, Erin tidak sempat membawa apa-apa kak Theo baru bilang semalam soalnya."

    "Ya nggak apa-apa, memangnya mau bawa apa sih? Kalian datang saja sudah cukup, apa lagi Theo itu susah sekali kalau diminta untuk datang ke acara keluarga, untung sekarang ada kamu jadi dia datang."

    "Erin pastikan kak Theo akan datang terus saat ada acara keluarga."

    Wanita paruh baya itu tersenyum. "Oh iya, Jihan sama kalian juga kan?"

    "Iya, dia bilang mau bertemu Satriya dulu."

    "Satriya itu sepupu kesayangan Jihan, bahkan dia lebih sering menghabiskan waktu dengan Satriya dari pada dengan Theo."

    Erin menganggukkan kepalanya, seingatnya Jihan memang pernah mengatakan hal itu kepada Erin.

    "Ya sudah kamu makan dulu sana, bunda mau ke belakang dulu ambil sesuatu."

    "Erin bantuin ya bunda?" tawar gadis itu.

    "Udah kamu makan saja sama Theo, bunda cuma ambil barang kecil saja kok, kamu di sini saja."

    Lalu setelah wanita paruh baya itu berlalu, Erin berjalan mendekat kearah Theo yang sedaritadi duduk sambil menatap ke arah dirinya.

    "Kak Theo mau makan?" tanya Erin.

    Laki-laki itu menepuk-nepuk kursi kosong yang ada di sebelahnya, membuat gadis itu segera mendekat dan duduk di sana. Theo mengulurkan tangan kanannya nya lalu menangkup pipi Erin, wajah mereka berada dalam jarak yang dekat, laki-laki itu menatap dengan teliti setiap sudut wajah sempurna dari istrinya itu.

    "Cantik seperti biasanya."

    Erin merasakan wajahnya terasa panas, baru saja dia ingin menjawab ucapan laki-laki itu, suara tawa terdengar dan membuat Erin kembali bungkam.

    "Bunda! Abang gombalin kak Erin terus nih."

    "Cieeeeee!"

    "Mau dong digombalin sama bang Theo."

    "Jihan jangan ganggu abangnya yang lain juga jangan ikutan." bunda yang sudah kembali mencoba menenangkan keadaan walau sebenarnya juga ikut tertawa saat mengucapkan itu.

    Erin tertawa malu karena ketahuan oleh yang lain, sementara Theo tampak tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan dan masih sibuk menatap wajah Erin.

    "Romantis banget nih, kapan dapat momongan? Mumpung masih muda loh?" pertanyaan itu terlontar dari salah satu perempuan paruh baya yang duduk tidak jauh dari mereka.

    Pertanyaan seperti ini memang mungkin akan dipertanyakan saat acara pertemuan keluarga, jadi Erin dan Theo tidak kaget sama sekali.

    "Karena Erina masih muda, saya tidak mau terlalu membebankan Erina untuk masalah anak, dia harus menyelesaikan sekolahnya dulu," Jawab Theo.

    "Banyak loh anak sekarang yang menikah muda terus punya anak cepat, Erin kan sudah termasuk dewasa untuk perempuan."

    "Masih banyak waktu, untuk sekarang saya hanya ingin menghabiskan waktu berdua dulu sama Erin, saya akan tunggu sampai Erina siap, tidak perlu terburu-buru."

BETWEEN [KTH] [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang