Kalau ngerasa berat banget buat nge VOTE, JANGAN BACA! CUMA MAU ENAKNYA DOANG! KOMEN NGEGAS TAPI NGGAK NGE VOTE, SITU OKE? kalau kalian ngerasa komentar kalian aku hapus hanya ada satu alasannya, kalian nggak ngevote.
~~~~~~~~~"Dia masih belum jawab juga? Benar-benar keterlaluan!"
"Kenapa jadi lo yang emosi sih? Mungkin Theo sibuk, kemarin juga kita salah karena nggak angkat telponnya Jesslyn."
"Tapi nanti pacar gue marah."
"Theo juga lagi sama istrinya, dia juga bisa marah."
"Jesslyn juga pacarnya! Kok lo jadi belain mereka sih!"
"Gue nggak belain siapa pun, lo saja yang terlalu emosian, lo pikir dunia ini bisa berjalan sesuai keinginan lo? Gue tahu kalau lo marah karena nggak bisa lindungi Jesslyn, tapi lo gak berhak mengatur hidup mereka."
"Di situasi genting kayak kemarin Theo malah nggak ada buat lindungi Jesslyn, gimana gue nggak marah!"
"Kalau gitu lo lindungi dia dengan cara lo, cupu banget lo jadi laki-laki! Lo kalau suka sama Jesslyn lindungi dia! Kenapa lo jadi manfaatin Theo?"
Yuta memukul dinding di sebelahnya. "Lo juga ikut andil dalam hal ini!"
"Gue nggak pernah bilang kalau gue nggak ikut bertanggung jawab juga, tapi hal yang kita dapat berbeda, terserah lo mau apa deh, gue enggak ikutan."
"Lo temen gue bukan!"
"Gue temen lo, bukan babu lo." Jeremy langsung berjalan pergi meninggalkan basement rumah sakit, lelah jika harus mengikuti emosi temannya itu.
Erin sudah selesai mencuci piring, dia juga sudah selesai membuat makanan untuk makan malam Theo, sekarang dia bisa pergi dengan tenang, ke asrama maksudnya.
"Erina, kamu lihat ponsel saya?"
Gadis itu mengerutkan dahinya, namun detik kemudian dia teringat sesuatu. "Tadi Erin mau masukin baju kotor ke mesin cuci, ponsel kak Theo ada di saku jaket, Erin taruh di atas rak sebelah detergen."
"Thank you." entah bagaimana ini bisa terjadi, tapi tiba-tiba Theo mendekat ke arah Erin dan mencium dahi gadis itu, hingga terdiam kaku.
Apakah ini artinya hubungan mereka akan membaik? Tapi hari ini gadis itu harus pergi, ternyata memang benar hal baik itu tidak akan berlangsung selamanya.
"Baterai nya habis, saya benar-benar lupa semalam."
"Dicharge saja dulu, ayo kak, Erin harus pergi sekarang."
"Sekarang?"
"Iya sekarang! Masa nanti! Kak Theo beneran jadi ngeselin ya!"
Laki-laki itu tersenyum. "Ayo, di mana koper kamu, saya bantu."
"Sudah Erin taruh di depan."
Gadis itu melihat sekeliling tempat itu, sepertinya semua sudah rapih, dia bisa pergi dengan tenang, berharap semoga rumah ini masih akan tetap sama saat dia kembali nanti.
Theo menarik koper milik Erin keluar dari apartemen miliknya, sementara Erin membawa tas yang berukuran lebih kecil sepertinya berisi makanan.
"Nanti malam tolong hubungi saya."
"Hah? Untuk apa?"
"Hanya agar saya tahu bagaimana keadaan kamu."
Erin menunjukkan wajah jijik. "Kak Theo lebih parah dari mama sama papa, untuk apa Erin melakukan itu? Toh nanti kita juga ketemu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN [KTH] [On Going]
Fanfic[𝘙𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦/𝘊𝘰𝘮𝘦𝘥𝘺/𝘋𝘳𝘢𝘮𝘢] 𝘌𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛𝘩𝘦𝘰 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘴, 𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘩𝘢...