"Ini kak, minum dulu."
"Thank you Aru, untung ketemu sama kamu di jalan, kalau enggak terpaksa deh aku nginap di hotel."
Arunika tersenyum mendengar ucapan mantan kakak kelasnya itu, mereka berdua memang tidak terlalu dekat dulu, hanya saja Erin memang anak yang friendly, mudah sekali berbaur dengan siapa pun, termasuk Arunika yang pendiam ini.
"Kakak belum mau cerita, kenapa kakak masih jalan-jalan di luar jam segini?"
Sekarang sudah menunjukkan pukul 22.00 tidak baik untuk seorang gadis berjalan-jalan sendirian dimalam hari, kita tidak pernah bisa memprediksi kapan dan siapa yang akan berbuat jahat kepada kita.
"Biasa lah, masalah kecil."
"Bertengkar dengan suami kakak?"
"Loh? Tahu dari mana aku sudah menikah?"
"Dari seseorang, tapi kakak kayaknya nggak kenal dia, tapi dia salah satu teman dari suami kakak."
"Teman?"
"Namanya kak Justin, coba nanti kakak tanya sama suami kakak, aku tahu dari dia."
"Pacar kamu ya?"
Gadis yang berusia setahun lebih muda dari Erin itu tersenyum malu. "Iya, aku kenal dia dari abang aku."
"Aduh, dunia sempit banget ya? Kita nya temenan, suami aku sama pacar kamu temenan, hebat."
"Jadi benar lagi ada masalah sama suami kakak?"
"Ya gitu deh."
Arunika menghela napas. "Apa ini ada hubungannya dengan kak Jesslyn, maaf kalau aku ikut campur, kemari aku nggak sengaja dengar, kalau ternyata kak Theo dan kak Jesslyn pacaran."
Erin tertawa meringis, "Alasan aku nggak bisa pulang karena, kak Jesslyn lagi ada di rumah, dia menginap di sana."
Akhirnya Arunika bisa menyimpulkan semuanya, dia hanya bisa menepuk-nepuk bahu Erin, karena dia juga tidak bisa melakukan hal lain. "Kakak tidur di sini saja, ada kamar kosong untuk tamu."
"Tapi aku lagi nggak mau sendirian."
Gadis itu paham. "Kak, kalau lagi sedih menangis itu wajar loh, jangan ditahan sendirian, aku temani kakak."
Setelah mendengar ucapan Arunika, air mata Erin jatuh begitu saja, membuat jalur sungai kecil di pipinya, sementara Arunika kembali menepuk-nepuk bahu Erin. Padahal selama di sekolah, Erin selalu terlihat ceria, tawa dan senyum seolah tidak pernah lepas dari bibir mantan kakak kelasnya itu, Erina memiliki julukan kakak matahari, karena dia memang terlihat seperti itu, semua orang menyukainya.
Erin akhirnya tertidur setelah menangis lama, Arunika menyelimuti tubuh Erin, lalu mematikan lampu kamar dan berjalan keluar, bertepatan dengan suara bel rumahnya yang berbunyi.
Dengan cepat gadis itu langsung berlari kecil menuju pintu, saat pintu terbuka seorang laki-laki tampan langsung menyeruak masuk dan memeluk tubuh mungil Arunika.
"Kak Justin kebiasaan deh, jangan suka peluk-peluk gini! Kalau ada yang liat gimana? Pintunya belum ditutup lagi!"
"Abis kangen banget sama kamu, Aru." laki-laki itu mengeratkan pelukannya, seolah takut gadis yang dia cintai akan pergi jika dia melonggarkan nya sedikit saja.
"Ayo masuk dulu, tapi kakak nggak bisa nginap loh, harus pulang."
"Loh kenapa?"
Arunika menaruh jari telunjuknya di atas bibir. "Ada kak Erina."
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN [KTH] [On Going]
Fiksi Penggemar[𝘙𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦/𝘊𝘰𝘮𝘦𝘥𝘺/𝘋𝘳𝘢𝘮𝘢] 𝘌𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛𝘩𝘦𝘰 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘴, 𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘩𝘢...