24. Hai Kak Theo!

775 179 59
                                    

    "Serius lo berdua minta gue buat pergi sama Arjuna? Gila ya!"

    Hanna tertawa. "Ya kenapa sih? Lagian biasa lo juga akrab sama dia, udah mumpung gratis loh? Yakin nggak mau ikut dia?"

    "Gratis sih gratis, ini tiket dapet dari hasil bikin anak orang patah hati, nggak tega gue."

    "Ya sudah, kembalikan saja Joy, apa susahnya sih?" kali ini Erin yang berucap.

    "Nah gue lebih nggak enak lagi kalau begitu, nyesel kemarin gue pakai segala ngajuin diri buat nonton sama dia, gue kan nggak se-akrab itu sampai bisa jalan bareng cuma berdua sama dia." Jocelyn mengacak-acak rambutnya.

    "Ya sudah sekarang mau lo gimana? Apa kita mau double date aja nih?" tanya Hanna.

    "Double date apaan gila, duh mana sebentar lagi jam janjiannya lagi, lo bayangin coba seorang Jocelyn dan Arjuna jalan bareng, di mana logikanya? Bisa-bisa selama pergi nanti gue dicuekin mampus."

    "Kan sudah terbiasa kayak gitu, udah lah nikmatin saja Joy."

    "Akh, tau ah, gue mau balik ke kamar dulu siap-siap, kalau sampai nanti dia cuekin gue, siap-siap lo gue gangguin Han." Jocelyn langsung berjalan pergi begitu saja dari kamar Hanna.

    "Heh, awas lo gangguin gue!" teriak Hanna sebagai balasannya.

    Erin menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jocelyn, omong-omong dia sudah siap untuk pulang ke apartemen hari ini, Theo juga sedang berada di jalan untuk menjemput gadis itu.

    "Suami lo udah sampai mana?"

    "Bentar lagi sampai paling, lo berangkat nanti kan Han?"

    Hanna menganggukkan kepalanya. "Iya, gue nunggu Joy pergi dulu sama Arjuna."

    "Kebayang nggak sih kalau Jocelyn jadian sama Arjuna?"

    "Gila sih, mereka berdua itu bertolak belakang banget, Arjuna emang asik tapi dia terlalu gampang emosi, ya walau dia nggak ngapa-ngapain juga kalau marah, cuma lo tahu sendiri kan temen lo kaya apa, kerjaan dia saja bikin emosi terus."

    "Ya biar sama-sama belajar, tapi nggak tahu juga sih, Joy kan tipe nya bukan yang kaya Arjuna, dia sukanya laki-laki tengil dan ngeselin gitu kan?"

    Hanna menghela napas. "Makanya dia nggak bisa marah kalau diselingkuhi, salah dia sendiri mau nya laki-laki model begitu."

    "Ya, kriteria untuk pasangan bisa diubah Han, coba lo kenalin dia sama laki-laki yang baik, siapa tahu cocok sama dia."

    "Nggak ah, gue sih kasian sama laki-lakinya, udah baik masa dapetnya yang blangsak kayak Joy."

    "Hanna." Erin tertawa mendengar ucapan Hanna.

    Ya walau sering asal bicara tentang Jocelyn, Hanna yang paling perhatian juga sama temannya itu, cuma cara nunjukin nya saja yang berbeda.

    Di saat mereka masih mengobrol, ponsel Erin berbunyi, membuat obrolan mereka terputus, nama Theo tertera di layar ponsel Erin, membuat Hanna tertawa karena melihatnya.

    "Duh, Emot love nya nggak tahan, banyak banget tuh."

    "Ih, biarin saja sih!" Erin langsung mengambil dan menutupi layar ponselnya dari Hanna, lalu mengangkat panggilan tersebut.

    "Saya sudah di bawah."

    "Oke, Erin ke bawah sekarang ya." gadis itu langsung memakai tas ranselnya, dia membawa beberapa potong pakaian di dalam sana, sebenarnya tidak perlu sih, tapi untuk berjaga-jaga saja. "Han, gue turun duluan ya?"

BETWEEN [KTH] [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang