BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
90 VOTE BARU DI NEXT!
~~~~~~"Sumpah dia itu nyebelin banget, mentang-mentang lebih tua dia kira bisa seenaknya sama yang lebih muda, untung dia teman abang gue, kalau bukan udah gue sumpal mulutnya pakai sepatu."
Erin dan Hanna kebingungan saat gadis itu masuk ke dalam kamar Erin sambil terus bergumam tanpa kejelasan, sesekali mengumpat yang membuat kedua temannya itu agak kaget.
"Lo kenapa sih? Masuk-masuk langsung ngedumel sendiri, perasaan tadi lo pergi happy aja deh, kenapa pulang-pulang kayak gini?"
"Gue tuh lagi kesal banget! Tadi pas pulang ke rumah ada teman abang gue, sumpah pengen banget gue colok matanya, gue tuh bukannya nggak bisa lembut, tapi dia nya yang bikin gue emosi, dia kira karena gue masih umur belasan nggak bisa mikir lebih baik dari dia apa?"
"Emang dia ngapain lo?"
"Dia lagi ngobrol sama abang gue, terus dia kayaknya lagi ngomongin soal perempuan yang lebih muda gitu, dia bilang matre, ganjen, perempuan nggak bener., semua kayak gitu."
"Ya terus lo kenapa emosi?"
"Dia tiba-tiba nyeletuk 'jangan-jangan adik lo juga kayak gitu' langsung saja gue buka pintu, gue agak kasar sih, tapi ya karena gue kesel lah anjing! Gue gak tau apa-apa tiba-tiba dia bilang kayak gitu."
"Lah lo kenal dia apa enggak sebelumnya?"
"Gue baru liat mukanya tadi, gue bahkan nggak tahu namanya siapa, udah keburu kesel, cuma berhasil nonjok sekali aja, gara-gara kakak gue ngehalangin."
"Tuh orang pernah ada masalah kali sama lo?"
"Sumpah deh Rin, gue baru lihat dia tadi, mana mungkin punya masalah, sumpah ih gue kesel banget, liat aja ketemu sama gue lagi, gue buat remuk tuh semua tulangnya."
Hanna menyodorkan botol air mineral kepada Jocelyn yang wajahnya terlihat memerah karena menahan kesal. "Akhir-akhir ini banyak saja laki-laki aneh yang muncul di sekitar kita, kemarin Erin yang cerita sekarang lo."
"Tenang-tenang nggak semua laki-laki kayak gitu."
"Gue tau Rin, dia mungkin memang pernah ada masalah sama perempuan yang umurnya lebih muda dari dia, tapi gue kan bukan kayak perempuan itu! Lagian dia nggak kenal sama gue, berani banget dia ngomong kayak gitu."
"Ya sudah, nanti kalau ketemu langsung saja kasih tahu, nggak perlu baik-baik lagi."
Jocelyn akhirnya menenggak air mineral yang tadi diberikan oleh Hanna hingga tandas, cukup untuk memadamkan amarahnya karena kejadian sebelumnya.
"Jadi lo berdua ngapain tiba-tiba minta gue buat pulang cepat?"
"Nggak ada yang minta lo pulang cepat." Hanna mendengus, "gue cuma minta kalau lo pulang langsung ke kamar Erin."
"Lah emang iya?" gadis itu malah tertawa. "Abis tadi pas baca masih dalam keadaan emosi, ya udah chat Hanna jadi alasan gue buat pergi dari sana."
Erin menggelengkan kepalanya. "Tadi gue sama Hanna lagi bahas Arjuna."
"Kenapa tuh anak?"
"Arjuna kayaknya belum tahu deh Erin udah menikah."
"Lah lo nggak ngasih tahu dia?"
"Gue lupa sih, udah kasih tahu atau belum, tapi kayaknya belum."
"Ya sudah tinggal kasih tahu saja, apa susahnya sih?" tanya Jocelyn.
Erin menghela napas. "Pernikahan gue kan yang tahu cuma orang-orang terdekat saja, gue lagi minta pendapat nih, gue harus kasih tahu Arjuna atau enggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN [KTH] [On Going]
Fanfic[𝘙𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦/𝘊𝘰𝘮𝘦𝘥𝘺/𝘋𝘳𝘢𝘮𝘢] 𝘌𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛𝘩𝘦𝘰 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘴, 𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘩𝘢...