"Mau berubah gimana sih? Kalau kak Jesslyn punya rasa yang sama kayak lo, mau sifat lo kayak gimana pun dia pasti terima.""Ya gue cuma mau berubah jadi lebih baik aja buat Jesslyn."
Jocelyn berdecak, punggungnya bersandar pada sofa dan sebuah bantal sofa berada di atas pangkuannya. "Jangan pernah jadiin orang lain alasan untuk lo berubah, lo nggak akan pernah seratus persen berubah kalau begitu caranya, berubah demi diri lo sendiri."
"Kok lo ngomong nya begitu."
"Orang yang sering selingkuh, terus tiba-tiba bilang bakalan berubah, tapi demi orang lain, berhenti nya nggak akan lama, pasti bakalan balik ke tabiat nya, gue udah sering lihat yang kayak gitu. Lo harus berubah demi diri lo sendiri, sampai akhirnya lo sadar ternyata yang selama ini lo lakuin itu salah."
Jocelyn memutar matanya malas, padahal hari ini dia berniat untuk seharian menonton drama di kamarnya, tapi laki-laki ini malah datang setelah makan malam, padahal tadi dia sudah menyiapkan camilan sebagai makanan penutup untuk menemaninya menonton drama.
"Tapi omongan gue tadi bener, kalau kak Jesslyn memang suka juga sama lo, ya dia pasti nerima lo apa adanya tinggal lo nya aja yang tau diri."
"Gue selama ini gue selalu nahan diri di depan Jesslyn."
Jocelyn menghela napas. "Jangan begitu, hubungan yang baik kalau kalian berdua sama-sama tahu tentang diri masing-masing, lo tuh harusnya lebih berpengalaman dari gue, masa hal begini aja harus gue kasih tau!"
"Gue selalu nggak bisa mikir kalau itu tentang Jesslyn, gue nggak mau nyakitin dia."
"Nggak mau nyakitin? Lo masih aja percaya ada hubungannya yang nggak saling nyakitin? Kenyataan nggak akan seindah itu."
Yuta menatap ke arah gadis itu, Jocelyn terlihat memasang wajah yang seolah menunjukkan bahwa dia tidak lagi terlalu berharap dengan sebuah hubungan, seperti saat dirinya melihat Jesslyn beberapa waktu lalu.
"Setelah putus, lo nggak ada niat buat pacaran lagi?" tanya Yuta.
"Gak dulu deh, lagi cari strategi dulu."
"Strategi apaan?"
"Strategi mendapatkan calon suami kaya." setelah itu Jocelyn tertawa sepuasnya.
Yuta memutar matanya malas, Jocelyn memang bisa diajak bicara serius, tapi dia juga dengan cepat berubah jadi konyol lagi.
"Makanya lo kalau serius udah langsung gerak, ngapain lo pakai curhat-curhat segala? Curhatnya sama gue lagi, lo pikir gue mama Dede?"
🤵👰🤵👰🤵👰
"Acara keluarga?" tanya Erin dengan wajah agak panik."Iya kak, abang memang nya nggak cerita?" tanya Jihan balik.
Saat mereka ingin pulang tadi, tiba-tiba Jihan datang ke kantor dan akhirnya ikut ke dalam mobil mereka, cukup membuat Theo agak kesal, karena lagi-lagi ada saja gangguan yang datang.
"Kak Theo?" Erin memasang wajah bertanya kepada laki-laki itu.
"Saya lupa."
"Dia tuh mana pernah ingat kalau ada acara keluarga kak, dia juga nggak akan pernah datang kalau bunda nggak jemput, sibuk terus sama kerjaannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN [KTH] [On Going]
Fanfic[𝘙𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦/𝘊𝘰𝘮𝘦𝘥𝘺/𝘋𝘳𝘢𝘮𝘢] 𝘌𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛𝘩𝘦𝘰 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘴, 𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘩𝘢...