Erin mendengar alarm dari ponsel miliknya berbunyi, namun matanya tidak bisa diajak bekerja sama, dia masih benar-benar mengantuk, tubuhnya juga terasa berat, semalam dia tidur sangat larut karena ....
Detik itu juga kelopak mata Erin terbuka, karena dia teringat dengan apa yang terjadi semalam, setelah mengumpulkan keberanian matanya mencoba melirik ke tempat laki-laki itu biasa berada.
Theo berada di sana dengan posisi agak aneh, laki-laki itu memeluk Erin —pantas saja dia merasa berat— namun karena piyama Erin sedikit tersingkap dari tempatnya, tangan besar Theo bersentuhan langsung dengan kulit gadis itu.
Kemarin tidak terjadi hal lain selain ciuman yang membuat Erin kehabisan napas, bahkan rasanya malu sekali saat mengingat hal itu, kenapa juga tiba-tiba mereka berdua berciuman.
Pipi Erin bersemu karena hal itu, lalu dia sedikit tersentak saat merasakan pergerakan di atas perutnya, laki-laki itu memeluk Erin dari samping.
"Erina."
Gadis itu memejamkan mata saat mendengar suara khas orang bangun tidur dari sosok yang tengah memeluk dirinya, apa lagi suara Theo terdengar cukup berat, benar-benar menggoda Indra pendengaran Erin.
Laki-laki itu bergerak melepaskan pelukannya, mungkin dia berpikir bahwa Erin masih tertidur, karena alarm ponselnya masih menyala, gadis itu bahkan lupa bahwa dia belum mematikan alarmnya.
Erin merasakan ranjangnya bergerak, sepertinya laki-laki itu. ingin mematikan alarmnya, gadis itu merasakan bahwa Theo mengulurkan tangannya untuk meraih ponsel Erin yang letaknya memang berada di atas nakas yang ada di samping ranjang Erin.
Lalu suara alarm itu pun berhenti dan Theo kembali ke posisinya, duduk di atas ranjang sambil menatap Erin yang masih memejamkan mata, tidak biasanya Erin masih terlelap saat mendengar alarm nya berbunyi.
"Cantik."
Erin sudah tidak mau berpikir apa pun, kenapa perasaannya jadi kacau begini, bukannya mereka tidak boleh seperti ini ya? Ini bukan hal yang benar kan?
Gadis itu merasakan usapan lembut pada kepalanya, lalu tak lama sebuah kecupan singkat mendarat di dahinya, tidak hanya sekali, tapi dua kali.
Setelahnya ranjang kembali berderit dan langkah kaki terdengar menjauh berikut dengan suara keran air yang dinyalakan, dia langsung membuka matanya dan menarik napas panjang, benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan nanti, pasti canggung sekali, mereka bahkan tidak pernah bergandengan tangan tapi tiba-tiba mereka berciuman.
Erin mencoba menghapus ingatannya soal kejadian semalam dan ingatan itu malah semakin memenuhi pikiran Erin, sampai dia tidak sadar seseorang mendekati dirinya.
"Erina."
Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, menangkap sosok Theo yang sudah duduk di pinggir ranjang, rambutnya terlihat basah dan piyama nya sudah berganti dengan kaus polos berwarna hitam dan celana selutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN [KTH] [On Going]
Fanfiction[𝘙𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦/𝘊𝘰𝘮𝘦𝘥𝘺/𝘋𝘳𝘢𝘮𝘢] 𝘌𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛𝘩𝘦𝘰 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘴, 𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘩𝘢...