36. Kantor

669 128 21
                                    

Vote 85 dan 25 komen aku next!
Happy Reading!
~~~~~~~~~~~~~~

    "Jeje sialan! Lo ngasih gue permen apaan sih setan!"

    Erin menggelengkan kepalanya mendengar teriakan temannya itu, sementara Hanna hanya bisa menutup telinganya, pagi mereka sudah dipenuhi oleh teriakan yang membuat telinga sakit.

    "Bukan gue sumpah Joy, gue juga kena prank! Itu permen dari si Bintang!"

    "Terus kenapa lo kasih gue?" Jocelyn masih tidak bisa terima.

    "Ya karena gue ini baik hati dan tidak sombong, juga suka memberi! Sumpah gue makan permen isi terasi masa!" gadis itu sama histeris nya dengan Jocelyn, mengingat hal paling bodoh yang dia lakukan, seharusnya dia memeriksa permen itu dulu, saat dia tahu bahwa yang memberikannya adalah orang paling jahil seantero kampus.

    "Gue makan permen cabe dong."

    "Emang sialan tuh temen lo, nanti kalau ketemu gue cekek biar mampus sekalian."

    "Jangan lupa ajak gue, nanti kita paksa dia buat makan permen itu semua rasa, nanti gue cari siapa yang jual permen itu, " Ucap Jocelyn.

    "Udah deh lo berdua, nanti saja kalau mau diskusi untuk membuat aliansi, nanti kesiangan, mama gue nanti ngomel kalau gue kelamaan," ucap Hanna, hari ini dia harus pulang karena ada acara keluarga, jadi sekalian mengantar Jocelyn dan Erina pulang juga karena kebetulan rumah mereka satu arah.

    "Eh, pada mau pulang? Tadi temen-temen gue yang lain juga pada pulang, gue sendirian dong di asrama?" Jeje mulai histeris sendiri.

    "Hati-hati Je, kalau malam di tangga kan suka ada …."

    "Diam lo setan, emang temen durhaka lo!" Jeje langsung membekap mulut Jocelyn.

    Jocelyn melepaskan tangan Jeje. "Yuk guys kita pergi tinggalin Jeje, biarin dia jadi penjaga asrama."

    Hanna masuk terlebih dahulu ke dalam mobil diikuti oleh Erin yang melambaikan tangannya kepada teman asramanya itu, sementara Jocelyn masih sibuk godain Jeje yang jadi gemas sendiri  karena tingkah kekanak-kanakan temannya.

    "Awas lo ya Joy, nggak usah balik lo ke asrama sekalian!"

    Erin duduk di kursi penumpang belakang, sementara Jocelyn berada di sebelah Hanna, formasi yang selalu mereka lakukan tanpa sadar.

    "Si Bintang jahil juga ya, korbannya bukan cuma satu," ucap Erina.

    "Ah, dia sih memang biang masalah, bukan cuma temennya yang jadi korban, bu Jessica dosen Statistik yang galak itu aja pernah jadi korban si Bintang, yang pas dia nulis di papan tulis terus tintanya bocor, itu anak bener-bener deh."

    "Lah? Itu gara-gara si Bintang? Gue kira emang bocor aja, parah sih sepatu bu Jessica sampai kena, lo tau sendiri kan, barang dia branded semua."

   "Ngilu banget pas lihat, tapi bu Jessica, cuma biasa aja, besoknya juga dia udah ganti sepatu baru, pas gue liat di internet harganya tiga puluh juta, jiwa-jiwa miskin ku bergetar melihat harganya."

    "Masih heran kenapa dia mau jadi dosen, padahal gue yakin tuh gaji dosen nggak ada apa-apanya buat dia," tanya Erina bingung.

    "Iya juga ya? Ngapain ya dia harus jadi dosen?"

🤵👰🤵👰🤵👰

   
    "Maaf ya mba, tapi yang tidak berkepentingan dilarang masuk."

BETWEEN [KTH] [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang