Tolong, bayi-bayi part ini di skip aja xixixi
Ada adegan 15+ (eh gak tau deng + berapa)
~~~~"Erin, tidur sekarang juga."
"Sebentar, episode ini tamat Erin tidur."
"Dari tadi kamu juga bilang seperti itu."
"Sebentar."
"Tidur sekarang atau hari sabtu saya batalin semua rencana kita."
"Ih, iya nih Erin matikan, jangan dibatalin dong!"
Gadis itu dengan terburu-buru mengambil remote dan mematikan TV, padahal sedang seru-serunya karena konfliknya mulai muncul, meski sebenarnya jalan ceritanya agak konyol, tapi cukup menghibur.
"Kak Theo."
"Kenapa?" tanya Theo saat setelah dia mematikan lampu kamar.
"Usap-usap kepala Erin."
"Lagi?" Theo membaringkan dirinya di sebelah Erin.
Erin mendengus. "Ih, kan cuma usap-usap saja!"
Theo tersenyum samar, senyum yang tidak bisa terlihat oleh Erin karena kamar sudah gelap. "Nanti jadi kebiasaan."
"Biar saja, ayo usap-usap biar Erin cepat tidur."
Laki-laki itu tidak bisa berkata apa pun lagi dan menuruti kemauan gadis itu. "Besok kamu sudah tahu mau ke mana?"
"Jalan-jalan saja seperti biasa, nonton film, makan, jajan-jajan." Erin tertawa kecil.
"Semua yang berhubungan dengan makanan, kamu sepertinya suka sekali ya?"
"Memangnya ada orang yang nggak suka makan?"
"Tapi kamu makan sampai pipi kamu sudah mau meledak seperti ini." entah kapan mulainya, Theo sudah mencubit pelan pipi Erin."
"Shakhit!" ucap Erin saat pipi kanannya di cubit Theo.
"Pipi kamu mirip sama punya Lia."
Erin memukul lengan Theo. "Lia kan masih bayi, masa aku disamain sama dia? Lia juga kan gemesin karena pipinya tembam, lah Erin?"
"Kamu juga."
"Jangan baper, jangan baper," ucap Erin, lalu setelahnya dia tertawa. "Udah ah, nanti malah nggak jadi tidur, besok bangunnya kesiangan lagi."
"Besok kan libur kita bisa berangkat kapan saja."
"Jangan! Udah ayo tidur."
Keduanya mencoba untuk memejamkan mata, Theo sendiri masih setia mengusap-usap kepala Erin, harus sampai gadis itu tertidur.
"Kak."
"Kenapa lagi?" tanya Theo.
"Mau peluk."
Theo menghentikan usapannya. "Kalau saya tidak mau?"
"Kak Theo!" suara Erin sekarang terdengar seperti rengekan anak kecil.
"Kenapa tiba-tiba mau dipeluk?"
Semakin malam tingkah Erin memang semakin random saja, belum lama ini dia malah ber-karaoke sebelum tidur, sekarang tiba-tiba minta dipeluk.
Bukannya menjawab Erin malah membalik tubuhnya memunggungi Theo, bahkan menjauhkan jarak. "Nggak jadi."
Theo melihat punggung gadis itu sambil terkekeh kecil, kembali membawa Erin pada posisinya semula, namun kali ini jarak keduanya menjadi lebih dekat, lengan kanan Theo menjadi sanggahan untuk kepala Erin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN [KTH] [On Going]
Fanfiction[𝘙𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦/𝘊𝘰𝘮𝘦𝘥𝘺/𝘋𝘳𝘢𝘮𝘢] 𝘌𝘳𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘛𝘩𝘦𝘰 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘴, 𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘩𝘢...