21. Teman Kampus

931 181 79
                                    

    Erin berjalan keluar dari kelas pertamanya, dua jam berlalu begitu saja, dia memang menikmati mata kuliahnya, karena dosen yang mengajarnya cukup friendly.

    "Erin!"

    Gadis itu menoleh, melihat seorang pemuda bertubuh tinggi berjalan menghampiri dirinya, wajah yang cukup familiar tapi gadis itu tidak pernah bertemu dengannya selama waktu liburan.

    "Hai, Jun."

    "Mau ke kantin?"

    Erin menganggukkan kepalanya. "Iya, ada Hanna sama Joy di sana."

    "Gue ikut ya?"

    "Ya ikut saja lah, lagi pula kantin itu kan tempat umum, masa gue larang."

    Sebenarnya ada rasa tidak nyaman saat berbicara dengan teman laki-lakinya ini, beberapa waktu lalu mereka sempat menjaga jarak, karena pacar temannya itu tidak suka dengan Erin.

    "Juna, tumben lo sendirian, mana pacar lo?"

    Laki-laki itu menghela napas. "Putus, gue nggak tahan sama dia, posesif banget, gue kayak dipantau cctv dua puluh empat jam, gue ketiduran terus nggak balas chat dia saja dituduh selingkuh, lagi kerja kelompok gue disamperin dikira lagi jalan sama perempuan, dari pada gue ngebatin, mending gue putusin deh."

    "Gila juga ya pacar lo, pas sama gue juga dia ngira lo selingkuh sama gue, bukan main dah imajinasi dia."

    "Nah itu makanya, gue nggak kuat pacaran lama-lama sama dia."

    "Ya bagus deh sekarang udah putus, dia nggak ngelakuin hal aneh-aneh kan?"

    "Nggak sih, cuma kadang dia masih chat gue, tapi lebih sering gue diemin dari pada gue bales."

    Keduanya berbincang sambil berjalan menuju kantin, ya mereka sebelum memang selalu seakrab itu, tapi begitulah ada banyak resiko saat memulai sebuah hubungan, ada yang akan datang dan ada juga yang akan pergi.

    "Eh, mas Ajun! Apa kabar? Dedeknya sehat?"

    "Jangan fitnah ya, baru juga ketemu."

    Jocelyn tertawa kencang. "Kirain udah jadi dedek, soalnya dikekepin terus sama mba pacarnya."

    Erin mengambil tempat duduk di sebelah Hanna, sementara Arjuna laki-laki yang bersamanya tadi duduk di sebelah Jocelyn.

    "Putus katanya."

    Jocelyn melebarkan matanya. "Cius? Sama dong kita, jangan-jangan ini tandanya …."

    "Tandanya lo harus introspeksi diri! Jangan main langsung gebet saja." Hanna langsung berucap saat melihat Jocelyn mulai bertingkah.

    Jocelyn berdecak kesal, "Iya umi."

    Kali ini Erin yang tertawa melihat tingkah teman-temannya itu, mungkin memang tempat terbaik untuk Erin adalah bersama mereka.

    "Omong-omong lo putus kenapa?" tanya laki-laki itu.

    "Tuh crocodile ciliwung selingkuh! Belum saja gue balikin dia ke habitatnya, gue lelepin juga lama-lama."

    Arjuna memegangi bahu Jocelyn yang marah-marah sambil memukul-mukul meja di depannya. "Oke, oke sabar Joy, sabar."

    "Gimana bisa sabar? Sebelum bisa ngehajar dia, gue mana bisa puas."

    "Jangan woi, dia bisa sekarat kalau lo pukulin."

    Jocelyn menoleh ke arah Arjuna dengan tatapan kesal. "Pilihan dia cuma ada dua."

BETWEEN [KTH] [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang