42. Mantan

456 115 3
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca! Dan Jangan Lupa tinggalkan Komentar jika suka dengan cerita ini💓

~~~~~~~~

    "Gila teman kita yang satu ini, benar-benar susah sekali dihubunginya, sekarang malah tiba-tiba muncul."

    "Setelah lulus, sekolah Theo memang lebih fokus ngejar masa depan."

    Erina duduk di sebelah laki-laki itu dengan canggung, ingin kembali saja ke hotel, tapi laki-laki itu tidak mau melepaskan genggaman tangan mereka, masalahnya dia sama sekali tidak kenal dengan orang-orang ini dan lagi sedari tadi ada tatapan yang seolah ingin melubangi kepala Erina.

    "Omong-omong di sebelah lo siapa? Kenalin dong, masa diam-diam aja."

    Theo menoleh ke arah Erina meminta persetujuan, saat gadis itu menganggukkan kepalanya Theo baru menjawab. "Namanya Erina, istri saya."

    Seruan tidak percaya terdengar setelah Theo menyelesaikan kalimatnya, mungkin seperti yang sebelumnya, mereka menganggap Erina adalah adik atau mungkin sepupu Theo.

    "Gue kira pacar, nikah kok nggak ngundang kita sih?" tanya salah satunya.

     "Hanya mengundang orang-orang terdekat saja," jawab Theo yang mana membuat Erina agak kesal, karena laki-laki itu mengatakannya dengan wajah datar.

    "Selamat Theo, nggak nyangka udah nikah aja, padahal dulu cuek banget sama yang namanya pacaran."

     "Betul! Padahal pas SMA pacarnya Theo cantik-cantik," ujar perempuan yang tadi bertemu dengan mereka pertama kali.

    "Yaelah, percuma cantik tapi nggak bikin nyaman, kalau udah nyaman, mau gimana bentuknya juga pasti terima, Theo beruntung, dapat yang bikin nyaman plus cantik pula."

    Erina hanya bisa mendengarkan dan tersenyum, dia yakin tidak ada orang yang omongannya lebih nyakitin daripada Yuta sama Joy.

     "Jadi Erina kerja di mana? Satu perusahaan sama Theo?" akhirnya keluar juga pertanyaan yang sebenarnya paling Erina hindari.

     Gadis itu menatap ke arah Theo yang juga sedang menatap ke arahnya, namun wajah laki-laki itu sama sekali tidak menunjukkan raut bermasalah, membuat Erina menghela napas.

    "Dia masih kuliah, tahun kedua."

     Erina tidak mau melihat bagaimana ekspresi teman-teman Theo, pasti sangat tidak mengenakan untuknya, ya dia belajar dari pengalamannya saat bertemu dengan teman-teman dekat Theo.

     "Serius? Pantes kelihatan masih muda banget."

     "Iya betul, tapi kayak di novel-novel gitu, ih gemes banget!"

     "Lumayan jauh ya umurnya, tapi nyokap sama bokap gue juga kayak gitu, kakak gue juga, hampir sepuluh tahun malah kalau kakak gue."

    "Erina nggak masalah tuh sama beda umur kalian? Kayaknya dulu gue umur segitu masih sibuk kuliah, terus jalan sama temen-temen gue, nggak suka diem di rumah, sampai nyokap ngomel."

     Lalu terdengar tawa diantara mereka. "Iya sampai nyokap lo nanya-nanya sama gue, tiap izin bilang main sama gue, emang sialan gue terus dibawa-bawa."

      "Santai aja lagi, bukan Erina satu-satunya yang mau nikah muda, zaman sekarang banyak tuh gue temuin yang umurnya masih muda udah nikah. Menurut gue selama mereka sama-sama membawa dampak positif buat masing-masing bukan masalah, liat deh dulu Theo kakunya kayak apa, sama pacarnya yang dulu aja dingin banget, nah coba lihat sekarang, Erina dipengangin melulu, takut ilang kali ya?"

BETWEEN [KTH] [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang