45. Kebohongan

141 8 0
                                    

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" balas seisi ruang makan di keluarga Mahendra.

"Hey sayang ayo duduk sini" ucap Meggy, tersenyum melihat kedatangan gadis cantik disamping putranya.

"Apa kabar tante?" Sapa Aluna ketika menyalami tangan Meggy.

"Baik, kamu sama mama kamu gimana?"

"Alhamdulillah Tante" balas Aluna tersenyum.

"Kamu nyulik anak siapa Tha?"

Kalimat tersebut berhasil membuat Aluna menoleh, melihat lelaki paruh baya yang belum pernah Aluna lihat sebelumnya. Wajahnya yang tegas dan mata elangnya bisa dikatakan cukup mirip dengan Atha.

Sedangkan Tante Meggy dan putri terkekeh dengan pertanyaan dari Mahendra.

"Masak anak ganteng papa dikatain nyulik" ucap Atha santai menimpali ucapan papanya.

"Papa?" Beo Aluna tanpa sadar.

"Iya sayang, kenalin ini papannya Atha. Suami Tante" balas Tante Meggy mewakili kebingungan Aluna.

"Eh ya ampun maaf om, kenalin saya Aluna" ucap Aluna berjalan untuk menyalami tangan om Mahendra, papa Atha.

"Saya papanya Atha, panggil aja om Hendra" jawab Mahendra tersenyum.

"Iya Om"

"Kayaknya saya pernah lihat kamu deh" ucap Mahendra berpikir.

"Om pernah ketemu saya?" Tanya Aluna.

"Kayak mirip seseorang"

Meggy yang mendengarnya terkekeh, dan menimpali perbincangan suaminya dan Aluna.

"Ya jelas dong Pah, Aluna ini mirip banget sama Rani" ucap Meggy.

"Rani temen kamu dulu?" Tanya Mahendra.

"Iyaa" balas Meggy.

"Oh iya mirip dia sih"

"Dan ini anaknya pah" lanjut Meggy.

"Ya ampun anaknya cantik banget ya" puji om Mahendra pada Aluna dijawab dengan senyuman.

"Yaudah kita makan aja yuk, keburu dingin makanannya. Ngobrolnya dilanjutkan nanti saja"

*****

Keputusan Atha membawa Aluna datang kerumahnya sepertinya sangat tidak benar. Karena sekarang gadis itu lebih asik dengan Mama dan adiknya untuk membuat kue. Sedangkan dirinya malah terjebak dengan Papanya yang mengajak dirinya bermain catur. Kalau tahu begini lebih baik Atha mengajak Aluna jalan-jalan atau q-time berdua di rumah Aluna saja.

"SKAKK!!"

Teriakan Papanya membuat Atha terpelonjak kaget. Sedari tadi dirinya memang sama sekali tak mengikuti permainan dari papanya.

"Ahhh kamu ini, payah banget. Masa kalah terus sama papah" ucap Mahendra meremehkan.

Atha menghela nafasnya. Sudah sangat bosan rasanya meladeni papanya.

"Udah deh Atha capek" ucap Atha meninggalkan papanya di ruang tamu.

"Loh loh trus ini mainnya gimana?"

"Papa aja main sendiri" teriak Atha.

Mahendra hanya geleng-geleng dengan kelakuan anak laki-lakinya itu. Kemudian beralih menyalakan televisi.

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang