29. Menghilang

353 15 0
                                    

Kebahagiaan yang pernah kau berikan kepada orang lain di hari kemarin.
Akan sangat dirindukan ketika kau telah tiada dihari esok.

__________________________

Bau tanah yang basah karena hujan semalam masih sangat terasa di area SMA Garuda sepagi ini. Bahkan saat ini pun langit juga menampakkan warna gelap, seakan memberitahu pada semua orang bahwa ia sedang berduka.

Fika dan Naomi yang duduk di kantin berdua hanya diam. Keduanya tak ada suara. Bahkan makanan di depan mereka pun sama sekali tak tersentuh.

"Fik" panggil Naomi setelah lama diam

Yang diajak bicara pun juga diam. Seakan tak ada selera makan sama sekali.

"Udah satu bulan lebih loh. Satu bulan Fik satu bulan! Kita sama sekali gak tahu kabar Aluna sekarang gimana" ucap Naomi frustasi

"Gue juga udah hubungin dia berkali-kali tapi sama sekali gak bisa" Fika memandang room chat dengan Aluna yang sama sekali tak dibalas

"Sama gue juga, bahkan gue datengin kerumahnya. Tapi rumahnya sepi kayak gak ada orang" Naomi mengacak rambutnya

"Oh iya Kak Zevan.  Lo udah nanya ke dia?" Tanya Fika pada Naomi dan mendapatkan gelengan kepala dari Naomi

"Lo kan tahu sendiri gue mau move on sama dia. Ya gue hapus nomer dia di hp gue" jawab Naomi

"Emang ya punya temen gapunya otak. Kan kalo gini Lo gak punya nomernya kak Zevan,gimana kita mau tanya soal Aluna" kesal Fika

"Ya kan gue gak tahu kalo bakal gini jadinya" ucap Naomi

"Eh tunggu deh, Lo inget kak Nathan gak? Dia kan temennya kak Zevan. Pasti dia tahu nomernya kak Zevan dong, kita tanya ke dia aja gimana?" Usul Fika langsung mendapat persetujuan dari Naomi.

Tak jauh dari tempat Fika dan Naomi, sedari tadi Atha mendengarkan perbincangan mereka. Sejenak Atha berfikir, lalu dia segera berlari menuju parkiran motornya dan tancap gas keluar dari area sekolahnya.

Dia berhenti didepan rumah elite didepannya. Tak ada tanda-tanda ada orang dirumah itu. Apakah benar rumah ini tidak ada orangnya.

Atha turun dari motornya dan mencoba masuk kedalam pekarangan rumah elite itu. Sebelum Atha mengetuk pintu Atha menghela nafasnya.

Tok tok tok.

"Permisi"

Tok tok tok

"Al Lo didalam?"

Tok tok tok

"Al"

"Mas"

Suara seseorang memanggil Atha membuat Atha menoleh ke arah satpam kompleks yang berdiri tak jauh darinya.

"Mas cari siapa?" Tanya satpam tersebut

"Saya mau cari temen saya pak, Aluna. Bapak tahu?" Jawab Atha

"Oh mbak Aluna. Udah lama mas saya gak lihat anaknya" ucap satpam tersebut membuat Atha mengerutkan keningnya

"Emangnya Aluna kemana pak?" Atha semakin penasaran

"Saya juga gak tahu mas, tapi udah hampir satu bulan saya gak pernah lihat mbak Aluna. Saya sering sih lihat mamanya pulang sebentar, terus pergi lagi. Tapi saya juga gak tahu kemana perginya"

Atha hanya manggut-manggut mendengarkan satpam kompleks itu menjelaskan. Kemana gadis itu?

"Yaudah kalau gitu, makasih ya pak atas informasinya. Kalau gitu saya permisi dulu" Atha menaiki motornya dan pergi meninggalkan pekarangan rumah Aluna.

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang