30. Kebenaran

335 15 0
                                    

"Jangan pernah sekalipun kau membohongi dirimu sendiri perihal perasaan.
Kau akan sadar betapa berharganya perasaan itu ketika kau tak lagi memiliki pelabuhan."

___________________________

Tiit Tiit Tiit..

Suara dari monitor ICU terdengar meramaikan ruangan serba putih itu. Seseorang sedang terbaring lemah di kasur Rumah Sakit dengan berbagai alat medis di tubuhnya. Gadis itu Aluna. Wajah pucat pasi menghiasi wajah cantik Aluna. Matanya tertutup erat hingga seakan enggan untuk terbuka.

Seseorang yang sedari tadi memandang Aluna berdiri dari tempat duduknya dan pergi dari ruangan itu. Dia beranjak menuju taman yang ada dibelakang Rumah Sakit. Di taman ini banyak sekali anak anak penderita kanker yang sedang bermain main, bahkan bergelak tawa dengan sesama penderita lainnya. Mungkin mereka semua berteman karena hampir setiap hari bertemu.

Zevan mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. Sebuah kertas notice dari Aluna yang diberikan nya beberapa Minggu yang lalu di tempat ini, di taman Rumah Sakit ini. Notice tersebut bertuliskan Don't Cry.

Flashback on

Zevan memeluk erat adik kesayangannya itu. Zevan memutuskan untuk pulang ke Indonesia setelah mendapat kabar dari mamanya tentang keadaan Aluna yang sekarang memburuk akibat penyakit kanker yang di deritanya.

"Bang" ucap Aluna pelan

Wajahnya sedikit pucat tetapi tak urung untuk menghilangkan senyuman dari bibirnya.

"Hmm?"  jawab Zevan

"Luna takut" cicit Aluna lirih

"Takut kenapa? Kan disini ada Abang yang temenin kamu" ucap Zevan menenangkan

"Luna takut kemoterapi, sakit" ucap Aluna meneteskan air matanya yang tak bisa terbendung lagi

"Gak sakit Lun, ini demi kebaikan kamu. Biar kamu cepet sembuh" Zevan mengelus puncak kepala Aluna dengan lembut

"Pasti nanti rambut aku rontok, terus gak cantik lagi"  Aluna makin terisak membuat Zevan mengeratkan pelukannya pada gadis itu.

"Enggak.. Kamu tetep cantik, yakin sama Abang" Aluna menggeleng, dia yakin kakaknya hanya berusaha menenangkan dirinya

Zevan menghapus air mata Aluna. Dia mengambil sebuah kertas notice dan sebuah bolpoin dari saku celananya. Dia menuliskan sesuatu pada notice tersebut dan memberikannya pada Aluna.

Your beautiful my sister Alunaaaaaa

Zevan menunjukkan notice itu pada Aluna sambil tergelak. Sedangkan Aluna yang menerima notice itu langsung memukul Zevan.

"Apaan sih ini, Abang ihh" Aluna tertawa melihat notice alay dari kakaknya itu

Aluna ikut ikutan mengambil satu lembar kertas notice yang kosong dan menulis dengan lincah diatas kertas Tersebut.

"Nih" Aluna menyodorkan kertas notice miliknya pada Zevan

Zevan menerima dan membaca notice yang bertuliskan Don't Cry.

Zevan mengernyit bingung. Kemudian dia menatap adiknya itu.

"Apaan?" Tanya nya

"Abang jangan pernah sedih ya, selalu senyum. Buat mama senyum juga" ucapan Aluna membuat hati Zevan mencelos.

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang