50. Perpisahan Manis

415 8 0
                                    

Atha terkekeh melihat sticky note yang diberikan Aluna beberapa waktu yang lalu. Di dalamnya ada beberapa keinginan Aluna yang ia tulis sebelum Atha pergi ke New York.

Keinginan Pacar yang harus dituruti
1. Selalu perhatian sama pacar ✔️
2. Ajak pacar jalan-jalan ✔️
3. Memberikan kejutan ke pacar✔️
4. Membuat pacar bahagia ✔️
5. Memberikan perpisahan yang terlupakan

Atha terkekeh ketika kembali membaca permintaan-permintaan lucu Aluna. Dan semuanya sudah Atha lakukan, tinggal satu terakhir yang belum ia kabulkan. Yaitu perpisahan yang tak terlupakan seperti yang di inginkan oleh Aluna.

Dan untuk permintaan Aluna yang lain beberapa hari lalu ia sudah kabulkan semuanya. Mulai dari memberi perhatian kepada Aluna seperti keinginannya nomor satu. Kemudian mengajak Aluna jalan-jalan mengelilingi Jakarta sampai larut malam. Lalu memberikan kejutan kepada Aluna dengan dinner berdua di atas rooftop, dan memberikannya sebuah boneka beruang jumbo kesukaan Aluna. Hari itu juga Aluna benar-benar bahagia. Dan permintaan terakhir Aluna masih dipikirkan oleh Atha.

"Ngapain senyum-senyum sendiri" ucapan Putri menyadarkan Atha.

"Kepo" jawab Atha tanpa minat.

"Masih aja nyebelin" kesal Putri kepada Atha

Atha terkekeh dan mengacak rambut adik satu-satunya.

"Belajar yang bener, jangan main terus, jangan...."

"Jangan apa?!" Bentak Putri menyela ucapan Atha.

"Kok lebih galak"ucap Atha datar.

"Bodoamat" Putri segera beranjak menuju mobil yang terparkir di pelataran rumahnya yang akan digunakan untuk mengantar Atha ke bandara.

Ya, hari ini adalah hari keberangkatan Atha ke New York. Diantar oleh kedua orang tuanya dan juga adik kesayangannya.

"Barang-barangnya udah semua?" Tanya Mahendra, papa Atha.

"Udah Pah" balas Atha.

"Yaudah kalau gitu kita berangkat sekarang aja"

"Tapi Pah—"

Meggy yang melihat putranya terlihat gelisah akhirnya menghampiri Atha.

"Udah, nanti temen-temen kamu biar langsung ke Bandara aja. Udah jam segini, kamu gak takut ketinggalan pesawat?" Tanya Mama Atha.

"Iya Mah" balas Atha akhirnya menyetujui untuk segera berangka.

Sedangkan di tempat lain Aluna menggigit bibirnya gelisah karena dia dan yang lain sedang terjebak macet sejak tiga puluh menit yang lalu.

Tiiinnn Tiiinnn Tiiinnn..

"Ah lama" decak Irfan yang mengemudi.

"Macet banget sih, gak biasanya loh kayak gini" kini yang berucap adalah Fandy yang duduk disebelah Irfan.

Aluna melihat arloji di tangannya, pukul 07.30. Seingatnya jadwal keberangkatan Atha pukul 08.00, itu artinya kurang tiga puluh menit lagi.

"Masih lama gak sih?" Tanya Fika ketika melihat kegelisahan di mata Aluna.

"Kayaknya masih deh" balas Irfan.

"Gue turun aja gimana? Cari ojek" ucap Aluna yang sudah kehilangan semangat.

"Jangan Lun bahaya" ucap Naomi berusaha mencegah.

"Iya Lun bener, lagian mana ada ojek disini" ucap Fandy menimpali.

"Terus Sampek kapan nunggunya" ucap Aluna mulai berkaca-kaca.

"Tenang ya Lun, kita pasti sampek sebelum Atha berangkat" ucap Naomi menenangkan.

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang