"Gue sadar, pada dasarnya cuman gue yang cinta. Elo enggak!"
_________________________
Bau obat obatan menyeruak ke dalam Indra penciuman siapapun yang berada di dalam ruangan yang serba putih itu. Rani yang sedari tadi harap harap cemas memandangi Aluna yang belum juga sadar."Permisi" ucap seseorang dokter perempuan yang masuk ke ruang ICU
"Iya dok?" Jawab Rani langsung berdiri
"Dengan ibu Rani?" Tanya dokter tersebut
"Iya betul, ada apa ya dok dengan anak saya? Dia baik baik aja kan?" Tanya Rani
Dokter tersebut tersenyum. "Aluna baik baik saja, tapi sebelumnya saya mohon maaf. Apa ibu sudah tahu tentang sakit yang diderita oleh Aluna?" Tanya dokter itu pada Rani
Rani menghela nafasnya, lalu mengangguk sebagai jawaban. "Iya dok, saya sudah tahu" jawab Rani
"Kalau ibu sudah tahu, sebaiknya Aluna segera ditindak lanjuti. Karena takutnya nanti penyakit itu semakin menyebar lebih luas lagi" penjelasan dokter tersebut membuat Rani terdiam
"Saya sarankan untuk segera melakukan konsultasi pada dokter spesialis yang menangani penyakit seperti penyakit yang diderita Aluna" ucap dokter itu lagi
"Iya dok terimakasih" balas Rani
"Kalau begitu saya permisi dulu" ucap dokter tersebut meninggalkan Rani yang sedang merasa gundah
"Mah" panggil Aluna tiba tiba membuat Rani terkejut
"Sayang? Kamu udah sadar, syukurlah" ucap Rani menatap Aluna dengan tersenyum
"Aku ada dimana?" Tanya Aluna yg masih lemah
"Kamu di rumah sakit sayang. Tadi kamu pingsan dipinggir jalan dan hujan hujanan. Tapi untung aja ada Nathan yang bawa kamu kesini" ucap Rani mengelus puncak kepala Aluna
Aluna kembali mengingat kejadian yang dia lihat tadi siang yang membuatnya pergi meninggalkan sekolah. Semuanya begitu menyakitkan, dan membuatnya berakhir pingsan dipinggir jalan
"Kak Nathan?" Tanya Aluna pada Rani yang memandangi Aluna dengan lekat
"Iya, tadi Nathan yang udah bawa kamu kesini. Dia katanya ke toilet bentar tadi. Tapi gatau kok belum balik lagi" jawab Rani tersenyum
Aluna hanya mengangguk dan tak kembali bertanya ataupun mengucapkan satu kata apapun. Sampai akhirnya pintu terbuka dan menampakkan seorang laki laki berperawakan tinggi masuk ke dalam ruangan rawat Aluna
"Nah panjang umur kan Nathan, baru aja tante sama Aluna ngomongin kamu. Akhirnya kamu nongol juga" Rani menepuk nepuk pundak Nathan dengan tersenyum
Nathan terkekeh. "Ngomongin apa tan?" Tanya Nathan pada Rani sembari melirik pada Aluna yang masih terbaring di atas kasur
"Tanya aja sama Luna nya" jawab Rani membuat Aluna menoleh pada Mamanya dan Nathan
"Kenapa?" Tanya Aluna yang tak tahu arah pembicaraan Mamanya dan Nathan sedari tadi
"Udah kamu ditemenin sama Nathan dulu ya, Mama mau ke bagian administrasi. Mau nebus obat kamu, dan setelah itu kita bisa pulang" ucap Rani diangguki oleh Aluna
Setelah Rani benar benar keluar dari ruang UGD. Nathan menatap Aluna dan tersenyum. Sedangkan Aluna menatap langit-langit ruangan bercat putih itu dengan diam.
"Keadaan kamu udah gapapa?" Tanya Nathan membuyarkan lamunan Aluna
"Udah" jawab Aluna seadanya, sedangkan Nathan hanya mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN
Teen FictionAluna dengan segala hal yang dia lakukan untuk seorang yang ia cintai. Lelaki yang telah membuatnya terbang setinggi angkasa. Namun apa hasilnya, lelaki yang ia cintai tak pernah menghargai setiap usaha Aluna. Atha, lelaki kaku yang lebih memilih me...