34. Surat Hitam

274 17 2
                                    

"Cinta yang sempurna adalah ketika kau rela mengorbankan dirimu demi melihatnya tertawa. Meski pada akhirnya kau sendiri yang harus menanggung lukanya"

_____________________________

"Kamu nanti bisa temenin aku sampai selesai operasi kan?" Fanya bertanya dengan penuh harap. Sedangkan lelaki yang ada didepannya hanya diam dan tak kunjung menjawab.

"Tha"

"Atha Given Mahendra?" Panggil Fanya dengan nama lengkap Atha membuat Atha langsung tersadar dari lamunannya

"Iya Fan?"

"Kamu lagi mikirin apa sih? Kok bengong sendiri"

"Hem nggak kok, cuman lagi gak enak badan aja" Bohong Atha

"Kamu sakit ya?" Fanya bertanya dengan nada penuh khawatir

"Enggak, cuman capek aja mungkin" balas Atha

"Yaudah kalau kamu mau pulang gapapa kok. Istirahat aja dulu, aku tahu kamu pasti capek banget ya" Ucap Fanya

Atha menggelengkan kepalanya.
"Gapapa kok, aku temenin kamu Sampek selesai" jawab Atha

"Kamu serius?"

Atha mengangguk. Sedangkan Fanya hanya membalas dengan tersenyum. Dia sungguh tak bisa lagi menahan kebahagiaannya. 

*****

Seluruh keluarga dan teman-teman Aluna menunggu di depan ruang operasi. Mereka masing masing sedang merapalkan doa untuk gadis yang ada di dalam sana. Gadis yang sedang berjuang dengan alat alat medis untuk menjalani operasi besar.

Lelaki yang berdiri tak jauh dari ruang operasi juga melihat ke arah tanda lampu menyala diatas pintu ruang operasi yang menandakan operasi yang sedang berlangsung belum selesai . Padahal ini sudah tiga jam berlalu setelah Aluna dibawa masuk oleh dokter ke dalam ruang operasi.

"Atha" panggil seseorang membuat Atha menoleh

"Tante Sisil" balas Atha ketika melihat Mama Fanya menghampiri dirinya

"Tante baru aja dikasih tahu dokter, kalau operasi Fanya berhasil" ucap Mama Fanya tersenyum bahagia

"Alhamdulillah Tante, Atha juga ikut seneng" balas Atha diangguki oleh Mama Fanya

"Gue juga berharap operasi Lo lancar Al"

Batin Atha ketika melihat ke arah ruang operasi. Tak kunjung lama lampu yang tadi berwarna merah kini telah padam, menandakan bahwa operasi telah selesai. Semua yang menunggu dengan cemas akhirnya bernafas lega.

Seorang dokter keluar dari ruang operasi. Dan dibelakangnya ada brankar yang didorong oleh beberapa suster keluar dari ruang operasi.

Seorang gadis dibawa oleh para pekerja medis keluar dari ruang operasi. Namun tak satu pun dari keluarga dan teman-teman Aluna yang bangkit untuk melihat.

Seseorang wanita paruh baya yang tak jauh tersenyum lega melihat putrinya telah dibawa keluar dari ruang operasi. Dokter telah mengatakan bahwa operasi transplantasi hati yang baru saja gadis itu jalani berjalan dengan lancar.

Atha begitu terkejut ketika melihat Fanya yang keluar dari ruang operasi. Bukankah yang ada di dalam seharusnya Aluna, lalu kenapa malah Fanya yang keluar dari ruang operasi. Ada apa sebenarnya.

HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang