Fada melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, menunjukan sudah jam 6.15 pagi. Bergegas untuk melakukan rutinitas di hari libur dengan berolahraga. Dengan mengenakan kaos hitam, celana training hitam dan di padukan dengan hijab navy, dia siap berlari mengitari komplek rumahnya.
Dibawah terik matahari yang mengenai wajah Fada, yang sudah dihiasi dengan keringat bercucuran. Sesekali dia menyingkirkan dari wajahnya.
Duduk di bawah pohon dengan meluruskan kakinya berehat sejenak untuk menghilangkan rasa lelahnya saat ini. Untung dia membawa air mineral dari rumah, berjaga-jaga dahaga datang.
Melihat lingkungan komplek rumahnya yang mengusung tema penghijauan membuat mata sejuk. Terlihat Anak-anak yang sedang bermain badminton, ada pula yang bersepeda.
Merasa cukup beristirahat akhirnya, Fada melanjutkan kegiatan larinya. Baru ingin berdiri, tiba-tiba dia merasakan seperti badannya di tabrak oleh seseorang.
brukk ...
Anak kecil yang berusia 4 tahun menabraknya yang ingin berdiri dari duduknya.
"Mommy ..."
Anak kecil yang belum Fada ketahui namanya tiba-tiba menyebutnya Mommy, yang benar saja. Bahkan dia baru kelas 3 SMA, mana mungkin dia memiliki anak.
"Sayang, kakak bukan Mommy kamu,"
Anak kecil itu bukannya takut kepada Fada, namun memeluknya sangat erat seakan dia ini benar-benar Mommya. Ada apa dengan anak ini, mengapa dia memanggilnya Mommy? Apa wajahnya seperti Mommy nya apa gimana?. Pertanyaan memenuhi isi kepalanya.
"Adek tadi kesini sama siapa?" tanya Fada mengelus kepala anak ini.
Menatap ke arah Fada dengan tatapan yang sulit ditebak.
"Tadi, Falel kecini cama Daddy." suara anak kecil yang cadel.
Fada tak melihat adanya Daddy anak ini. Mencoba melepaskan pelukan anak ini dan mengajaknya duduk disampingnya, siapa tau Bapaknya sedang mencari anak ini.
"Daddy, Falel sekarang dimana?" tanya Fada.
"Falel tadi lali, ninggalin Daddy cama Ante jelek,"
"Kalau rumah kamu dimana?"
"Lumah Falel auh,"
"Tapi Falel kok bisa sampai kesini?" tanya Fada menggali informasi dari anak ini.
"Falel cama Daddy main ketempat Uncle Angga,"
"Kamu tau rumahnya Uncle Angga?"
"Tau,"
" Kakak anterin kamu ketempat Uncle angga yuk? nanti Falel kasih tau jalananya sama kakak ya!"
Fada dan Falel berdiri dari duduknya, berjalan menuju ke tempat Uncle Angga yang Falel katakan. Menggenggam tangan anak ini seakan Fada benar-benar menjadi Ibu.
Di perjalanan Fada melihat ada pria yang tiba-tiba menghampirinya, dengan segera Fada memeluk Falel, takut kalau ternyata pria itu ingin berbuat jahat.
Falel yang berada di dalam pelukan Fada tersenyum merasakan, jika dia sedang di peluk Mommy nya."Farel ..."
"Daddy ..."
Fada segera melepaskan Falel dari pelukannya setelah mengetahui pria yang berada dihadapannya ini adalah Daddy nya Falel.
" Daddy cariin dari tadi kamu dari mana aja?"
"Tadi Falel ketemu Mommy dicana lagi duduk. Falel campelin aja,"
Falel yang ternyata nama aslinya Farel, baru Fada mengetahui bahwa dia tidak bisa menyebutkan huruf R.
"Maaf, Om. Tadi saat saya duduk tiba-tiba Falel menghampiri saya mengatakan kalau sama Mommy nya,"
"Huft ... Iya."
"Saya gak ngajarin Farel manggil saya Mommy loh, Om! Suerrr dehh, Om!" Fada mengacungkan dua jari pertanda serius kalau dia tidak berbohong.
"Mommy, Cuerr dehh artinya apaan?" tanya Farel mengikuti seperti gerakan Fada mengacungkan dua jari.
"Suerr dehh itu artinya serius," Fada kemungkinan badan agar menyamakan tinggi badan Farel.
"Ohh ... Begitu ya, Mom."
"Farel, jangan panggil Kakak, Mommy ya!" Fada melihat embun yang mulai datang di kelopak mata Farel.
"K-kkenapa?" ucap Farel lirih, namun masih di dengar oleh Fada.
"Karena Kakak bukan Mommy kamu, Sayang." Tangisan Farel pecah seketika.
Fada menatap pria datar yang berada di hadapannya, meminta pertolongan untuk memberikan penjelasan kepada Farer.
"K-kka-kkak, jadi Mm- mommy Falel ya?" Fada bingung harus menjawab apa.
"Farel ... " Kata Daddy Farel dengan nada dingin.
Farel berhenti menangis mendengar suara Daddy nya yang dingin, pertanda tidak bisa terbantahkan lagi. Fada melihat interaksi antara Bapak dan anak yang terkesan tegas, membuatnya berfikir Pria itu memang memiliki sifat datar, di depan anaknya aja seperti ini bagaimana jika di depan orang lain.
"Ayo, kita pulang!"
Farel enggan pergi dari posisinya saat ini, dia menundukkan kepala menahan air matanya agar tidak jatuh. Seandainya jatuh Daddy nya akan marah, karena baginya pria tidak boleh nangis itu akan membuatnya menjadi pria lemah.
Fada segera menyamakan tinggi badan Farel mencoba membujuknya agar tidak bersedih lagi. Anak itu menatap lekat Fada, seakan meminta pertolongan.
"Kakak mau jadi Mommy Falel?" perkataan Farel membuat Fada dan Pria itu melotot.
Bagaimana bisa seorang anak kecil tiba-tiba memintanya menjadi Mommy nya. Bahkan, dia baru bertemu beberapa menit yang lalu. Fada melirik pria itu berharap dia bisa memberikan pengertian bahwa Fada tidak bisa jadi Mommy nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAT MEN (END)
Fiksi UmumSeorang anak kecil mengklaim seorang gadis SMA menjadi Mommy nya. Lalu, akan kah itu menjadi nyata??? Dimohon Follow terlebih dahulu sebelum membaca !!!! cerita udah END dan tidak dilanjutkan lagi🙏🙏🙏🙏 Rating #5 Cuek 13-6-2021 #2 Mencair 13-6-202...