Awal baru

23.8K 1.3K 2
                                    

Sebuah tangan memeluk erat pinggang Fada yang sedang mempersiapkan makanan.

"Ehh... ngagetin aja sih, Mas," omel Fada kepada suaminya.

Arya menampilkan senyuman tanpa dosa karena mengganggu sang istri.

"Lepas, Mas!" Bukannya melepaskan Arya justru mengendus leher Fada tanpa terhalang rambut dikarenakan saat ini Fada menata asal rambut menjadi cepolan membuat leher jenjang terlihat.

Tak kunjung melepaskan Fada memutar tubuhnya menghadap Arya, dengan mengangkat satu tangan yang memegang  spatula dan mengarahkan ke suaminya yang iseng.

"Berani!" Galak Fada.

Cengengesan yang Arya tampilkan. Meskipun Fada marah, tapi bagi Arya itu menggemaskan.

"Ampun. Kiss dulu baru, Mas pergi!" Fada dengan senang hati mencium Arya tanpa rasa sungkan.

Arya tersenyum puas mendapatkan apa yang diminta dan berjalan ke arah meja makan menunggu istrinya menghidangkan makanan.

Arya melihat betapa lihainya Fada berada di dapur. Fada membawa makanan yang sudah matang ke meja makan, namun Fada menyadari jika ia diperhatikan oleh suaminya.

"Mas." Fada menyadarkan Arya dari lamunannya.

Arya akhirnya tersadar dari lamunan.

"Oh iya, Mas. Farel kok gak kelihatan?" tanya Fada yang belum melihat Farel sedari tadi.

"Mama tadi kesini jemput Farel, katanya sih mau ngajak jalan-jalan. Kenapa memangnya? Kangen?"

"Kalau gak ada Farel rumah sepi dong." Ucap Gada memelas.

"Kan ada, Mas."

Fada memutar bola mata menatap malas suaminya. Ia tahu Arya bukan tipe orag yang asik diajak becanda.

"Kenapa gitu ekspresinya?" tanya Arya.

"Ya males aja lah. Mas itu bukan orang yang asik diajak becandaan. Yang ada nanti Fada bicara sama Mas  serasa bicara sama tembok."

"Gimana kalau hari ini kita jalan-jalan layaknya seperti orang pacaran?" tawar Arya.

Pipi Fada memanas mendengar kata pacaran. Selama ini, ia tak pernah jalan berdua saja.

"Yaudah, habiskan makanan kamu!"

Mereka menikmati makanan bersama  dengan perasaan yang berbeda dari hari biasanya. Dimana biasanya hanya ada dentingan garpu dan sendok.

---

"Sekarang kamu mau kemana dulu?" tanya Arya.

Mereka berdua sudah tiba di salah saru Mall. Tujuan pertama Fada adalah bioskop, ia ingin merasakan menonton bersama sang suami.

"Mau nonton film apa?" tanya Arya.

"Nonton genre romance ya, Mas?" Fada memohon agar Arya menyetujuinya.

"Iya. Hari ini kamu boleh minta apa aja sama Mas." kebahagiaan terpancar di wajah Fada.

Arya memesan tiket dan membeli popcorn untuk menemani selama menonton.

Sudah 1 jam lebih akhirnya film yang diputar sudah selesai. Fada masih terbawa suasana adegan film dimana seorang istri yang bisa membuat suaminya yang awalnya acuh menjadi manja dan overprotektif.

"Kenapa senyum-senyum?" Arya menatap istri setelah keluar dari bioskop dengan senyuman yang tak luntur sedikitpun.

"Ceritanya tadi kayak kita ya? Mas yang awalnya kayak es sekarang udah sedikit mencair." ucapan Fada membuat Arya menyunggingkan senyuman.

Arya bingung terhadap dirinya sendiri, kenapa dengan mudah Fada merubah sikapnya yang bahkan belum sampai 1 bulan bersama.

Arya menyadari kehidupannya saat ini lebih berwarna dengan kedatangan Fada. Senyuman selalu tercetak jelas setiap harinya, berbeda dari sebelumnya kehidupan yang datar tanpa kebahagiaan.

Arya menuntun Fada menuju toko perhiasan. Fada bingung untuk apa suaminya mengajak ke toko perhiasan?

"Mas, ngapain kita kesini?" tanya Fada menoleh kearah sang suami.

"Kamu pilih apa yang kamu suka!" Fada terkejut tak ada angin tak ada hujan suaminya menyuruh Fada memilih perhiasan.

"Gak usah deh, Mas. Pasti mahal. Lebih baik uangnya ditabung aja ya!" tawar Fada.

Fada mengetahui toko perhiasan ini bukanlah toko perhiasan pada umumnya. Toko perhiasan ini merupakan toko perhiasan yang menyediakan desain yang Limited Edition dan hanya tersedia beberapa saja di dunia.

Karena tak juga Fada memilih perhiasan, akhirnya Arya yang memilih kalung serta liontin dan juga gelang untuk istrinya.

"Mas, kamu beneran?" tanya Fada masih tak percaya.

Bukannya menjawab Arya menyuruh salah satu karyawan untuk membungkus kannya.

Setelah kejadian di toko perhiasan itu Fada terdiam sampai tersadar bahwa dia berada di rumah.

"Fada, sini dulu!" perintah Arya kepada Fada untuk duduk di sampainya dimana saat ini mereka berada di ruang keluarga.

"Ii-iiya, Mas." menuruti perintah suaminya.

FLAT MEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang