Cek Kandungan

19.2K 1.1K 3
                                    

Hari ini jadwal Fada mengecek kandungan, berbeda dengan bulan sebelumnya yang selalu sendiri sekarang ia ditemani suaminya. Setiap mengecek kandungan ia iri, jika melihat wanita hamil diantar suaminya melihat kondisi calon bayinya. Selalu berdoa agar suatu saat dia jiga ditemani oleh Arya. Dan sekarang dia yang dipanjatkan nya menjadi kenyataan.

Arya dari tadi sangat berantusias ingin segera berangkat ke rumah sakit, bagaimana tidak jam 5 pagi membangunkan sang istri untuk bersiap ke rumah sakit. Aneh, bukan? Padahal sudah jelas rumah sakit menerima layanan dimulai dari jam delapan.

"Ayo, Sayang lama banget sih!" Arya gak sabaran.

"Ya Allah, Mas. Kamu dari tadi gak sabaran banget jadi orang. Lihat ini aja masih jam setengah delapan. Jarak ke rumah sakit juga cuma lima belas menit," Ucap Fada sambil membenarkan hijabnya.

"Hehehe," Arya menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Kamu gak mau makan lagi?"

"Enggak deh," ucap Arya mendekati istrinya.

"Mas bersyukur punya istri kayak kamu, udah baik, perhatian, sayang sama Mas, Mau maafin kesalahan yang sangat fatal dan juga mau menerima Farel,"

Fada memegang pipi Arya dan mengelus.

"Mas dengerin Fada! Awalnya memang menikah dengan Mas hanya karena kasihan dengan Farel yang tak mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Tapi Fada sadar apa arti dan makna sebuah pernikahan yang sebenarnya. Semenjak itulah Fada mencoba menerima semua yang ada di diri Mas,"

Tak bisa dibayangkan betapa beruntungnya Arya takdir memberikan istri yang bisa menerima semua yang ada di dirinya.

"Mas tambah sayang sama kamu, apalagi sama ini!" Ucap Arya mencubit pipi chubby sang istri.

"Sakit tau, Mas!" Rengek Fada.

"Sini!"

"Gak mau nanti dicubit lagi," tolak Fada tak mau pipinya merasakan sakit kedua kalinya.

Tak menyerah Arya menyosor pipi sang istri merah akibat ulahnya yang jail. Sikap jail Arya muncul setelah bersatu kembali dengan Fada.

"Masih sakit?"

Kali ini pipi Fada merah bukan karena cubitan melainkan blushing karena suaminya. Gelak tawa sepasang suami istri mengisi kontrakan kecil milik Fada.

"Ciee... blushing," goda Arya dengan menoel pipi chubby Fada.

"Apaan sih," Fada menutup wajahnya dengan tangannya.

Arya merengkuh tubuh istrinya dan mengelus pipi chubby yang entah kenapa membuatnya menjadi ketagihan untuk memegangnya. Fada pasrah dalam pelukan, sudah lama tak lagi mendapatkan pelukan suami akibat insiden itu.

"Mas berangkat sekarang yuk!" Ajak Fada.

"Ayo,"

Fada segera mengambil tas dan tak lupa mengunci pintu, sedangkan Arya sudah menunggu di mobil.

Sesampainya di rumah sakit Fada mengantri dulu, melihat wanita hamil dan suami yang sedari awal cek kandungan selalu bersama, kali ini tak ada lagi rasa iri karena akhirnya Fada bisa mengecek kondisi Calon bayinya bersama suami.

"Ibu Fada dipersilakan masuk kedalam ruangan!" Ucap perawat.

Kini giliran Fada memasuki ruangan. Dengan antusias untuk mengetahui bagaimana kondisi Calon bayinya dan kapan dia akan melahirkan.

"Silahkan merebahkan tubuhnya," ucap Dokter Meta.

Fada merebahkan tubuhnya, sedangkan dokter mengoleskan gel di perutnya. Dilihat dari monitor bahwa kondisi Calon bayinya sehat.

Arya berkaca-kaca menatap monitor.

"Keadaan calon bayinya sehat dan prediksi dari sayang untuk persalinan 1 Minggu. Jadi dimohon jaga kesehatan." Ucap Dokter.

"Baik, Dok. Terima kasih." Fada dan Arya berlalu meninggalkan ruangan.

FLAT MEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang