Amnesia

17.7K 1K 7
                                    

Bandara tampak ramai, orang-orang berbondong-bondong menuju pusat informasi untuk memastikan siapa saja korban dalam kecelakaan pesawat. Dari rumah Fada tak berhenti menangis.

Ini gak mungkin?

Pasti Mas Arya akan kembali?

Mas, Fada gak mau ditinggal?

Mas, gimana nanti aku dan Farel jika tanpa mu?

Fada janji gak marah-marah lagi sama Mas?

Fada sayang Mas Arya, pasti Mas Arya kembalikan?

Pikiran Fada terus dipaksa bekerja keras untuk meyakinkan semuanya baik-baik saja. Arya akan kembali pada Fada dan Farel.

"Farel?" gumam Fada.

Fada teringat anaknya yang masih berada di sekolah.

"Hallo, Dis?"

"Iya, kenapa Fa?" tanya Disya.

"Hiks...hiks," tangisan Fada.

"Lo, kenapa? Ada masalah?" tanya Disya panik.

"Mas Arya kecelakaan pesawat, Dis,"

Dia ya terkejut mendapatkan kabar bahwa suami Fada merupakan salah satu korban dalam kecelakaan pesawat yang tadi dia lihat di tv.

"Lo, yang sabar ya!"

"Gue minta tolong boleh?" tanya Fada menguatkan dirinya.

"Tolong apa?"

"Tolong jagain Farel ya? Gue sekarang sama Mama Mas Arya lagi di bandara. Lo jangan kasih tau berita ini ke Farel ya!"

"Iya, gue nanti jemput Farel ke sekolahnya. Lo, harus kuat! Masih ada Farel yang butuh Mommy nya," tangisan Fada pecah kembali.

Setelah menghubungi Disya, Gada segera menghampiri Mama yang terlebih dahulu menanyakan info nama siapa saja dalam korban kecelakaan itu.

Menunggu terus menunggu tak ada kabar sedikitpun mengenai kecelakaan pesawat itu, apakah ada yang selamat atau tidak?.

"Sayang, kamu pulang dulu!"

"Enggak, Ma. Fada mau nungguin Mas Arya kembali!" kekeh Fada.

Beberapa menit kemudian ada info bahwa ada beberapa orang selamat dalam kecelakaan pesawat itu.

Fada berdoa semoga Arya salah satu orang yang selamat dalam kecelakaan pesawat itu.

"Pak, saya mau lihat orang yang selamat dalam kecelakaan pesawat?"

"Silakan, Nona." petugas memberikan daftar orang yang selamat.

Mata Fada meneliti satu persatu, seketika matanya berhenti di nomor 9   yang tertulis Arya Arsyad Danadyaksa. Perasaan Fada sedikit lega.

"Orang yang selamat berada dimana sekarang?" tanya Mama ke Petugas.

"Saat ini orang yang dinyatakan selamat berada di rumah sakit Citra Medika."

"Terima kasih atas informasinya, Pak." Fada menundukkan tubuhnya pertanda terima kasih.

Dengan segera Fada dan Mama menuju Rumah Saki Citra Medika.

"Sus, korban kecelakaan pesawat yang selamat ada di ruang berapa?"

"Atas nama siapa?"

"Arya Arsyad Danadyaksa." ucap Fada.

"Pasien saat ini berada di ruang 309."

"Terima kasih, Sus."

Menuju ruang 309, ketika melihat kamar tersebut dengan perasaan khawatir Fada memasuki kamar itu.

"Mas?" ucap Fada.

Melihat keadaan suaminya berbaring dengan perban dimana-mana. Tapi Fada bersyukur suaminya bisa selamat.

"Emmm," gumam Arya dengan suara pelan.

"Mas udah sadar?"

"Ma, kenapa aku di Rumah Sakit?" tanya Arya kepada Mama nya.

"Kamu gak ingat? Kamu kecelakaan pesawat,"

"Dia siapa?" tunjuk Arya ke arah Fada.

"Kamu gak ingat Fada?"

"Fada siapa?"

Sakit hati Fada mendengar suaminya tak ingat akan dirinya. Air mata lolos keluar deras.

Ceklek

Dokter dan suster datang melihat kondisi Arya. Fada berharap tidak ada sesuatu yang berbahaya kepada suaminya.

"Dok, tadi Arya tidak mengenali istrinya sendiri," ucap Mama.

Dokter memeriksa keadaan apa yang terjadi kepada pasien nya.

"Setelah hasil pemeriksaan dilakukan bahwa pasien mengalami Amnesia Retrograde, dimana kesulitan untuk memperoleh kembali ingatan di masa lalu."

"Tapi kenapa dia ingat Mama nya, namun tidak ingat istrinya?" tanya Mama.

"Dia mengingat kejadian lama, namun tidak mengingat kejadian dalam kurun waktu 1 tahun. Saran saya jangan memaksakan keadaan pasien atau nanti akan berakibat fatal untuk daya ingatannya."

"Terima kasih, Dok."

"Sayang, kamu harus kuat!" mama memberikan kekuatan acara menantunya bisa kuat menghadapi permasalahan ini.

FLAT MEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang