Janji

30.3K 2K 8
                                    

Semua menatap ke sumber suara. Gara dan Bima melihat pria itu seakan langit dan bumi. Dari segi fisik jelas pria itu lebih unggul dibandingkan dengan Gara dan Bima.  Dia menatap pria itu dengan tatapan takjub melihat ciptaan tuhan yang berada di depannya saat ini.

Fada memutarkan mata malas, melihat para sahabatnya yang terhipnotis melihat pria itu. Hanya dia yang menatap pria itu biasa saja.

"Daddy ..."

"Kamu kenapa bisa sampai disini, hemm?" pria itu menyamaratakan tinggi badan sang anak dan mengelus kepalanya.

"Daddy lama. Falel bocen jadinya," gerutu Farel yang di dengar Fada dan juga Daddy nya.

"Sekarang pulang, yuk!"

Farel enggan menjawab Daddy nya yang akan membawa pulang ke rumah. Farel merasa nyaman saat berada bersama Fada. Bahkan, Fada yang tak menyukai anak kecil mengapa dia bisa dengan mudahnya menerima Farel.

"Biar Farel makan dulu, Pak!"

"Hemm ..."

"Duduk dulu, Pak. Itu dekat Ayang Fada," Gara yang otaknya konek tiba-tiba bisa bersikap sopan, menawarkan Daddy Farel untuk duduk.

"Oh iya, Bapak namanya siapa?" tanya Putra.

"Saya Arya Arsyad Danadyaksa." Sahabat Fada menatap Arya terkejut.

Mendengar kata Danadyaksa, itu namanya sama dengan universitas Danadyaksa. Dimana sahabat Fada akan kuliah di kampus itu.

"Kok namanya sama ya kayak Universitas Danadyaksa?"

Ardi melihat ke arah Putra yang menyebutkan universitas.

"Itu memang punya keluarga saya."

Terkejut. Mereka tidak salah lagi saat ini berhadapan dengan salah satu keluarga Danadyaksa.

Fada mendengar penuturan pria itu biasa saja responnya, tidak tertarik dengan apa yang dia punya. Fada fokus menyuapi Farel yang lahap memakan makanan yang Fada berikan. Menyodorkan minum setelah suapan terakhir.

"Farel, udah kenyang belum?" anak itu menganggukan kepala.

"Sekarang Farel pulang sama Daddy ya?"

"Enggak, mau."

"Yaudah, gini aja Farel sekarang pulang sama Daddy dulu, nanti kapan-kapan kita ketemu lagi. Ok!" Bujuk Fada dengan lembut. Anak kecil itu lebih suka diperlakukan lembut daripada dengan paksaan.

"Janji ya, Mom?" menyatukan jari kelingking pertanda Fada janji akan bertemu kembali dengan Farel.

Akhirnya Farel setuju ikut Arya pulang bersamanya.

"Lo, kok bisa akrab sama tuh bocah sih?" tanya Bima.

"Gak tau juga sih,"

"Setau gue lo itu susah deket sama anak kecil deh,"

"Iya juga, kenapa gue tiba-tiba bisa deket sama itu anak ya?" Fada membenarkan pertanyaan Bima.

Selama ini Fada tidak mau berdekatan dengan anak kecil, baginya anak kecil itu bikin ribet. Tapi kenapa dengan Farel dia seakan nyaman berdekatan dengan ya anak itu.

"Pak Arya ganteng banget cuy. Kira-kira dia perawatan dimana yak?" kata Bima.

"Yakali, dia ganteng udah dari sono nya. Jangan sirik jadi orang." cibir Dis ya.

"Ehh, lo harus hati-hati, Ga?" kata Fada, Gara menyerngitkan mata.

"Lah, napa gue harus hati-hati?"

"Lo, gak inget godain Farel sampai di sebel sama, Lo. Takutnya itu anak ngadu ke Bapaknya." Disya menjelaskan ke Gara masalah nya.

" Disya menjelaskan ke Gara masalah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gara mendengus. "Iya, juga" belum sadar maksud yang Disya katakan. Namun setelah beberapa detik dia baru sadar dia salah satu keluarga Danadyaksa salah satu keluarga yang memiliki universitas yang akan dia masuki.

Bima, Disya, Fada dan Putra menertawakan nasib Gara setelah ini. Akankah dia bisa keterima di kampus itu atau tidak. Setelah dia membuat anak dari Arya Arsyad Danadyaksa kesal, Gara mengalahkan tangan meminta kepada Tuhan agar Farel tidak mengadu kepada Daddy nya.

FLAT MEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang