Calon Istri Putra Andika?

17.7K 952 7
                                    

Putra menatap Disya yang sedang fokus bermain dengan Allona. Ada perasaan bahagia melihat Disya kembali tersenyum.

"Betul tuh. Buruan nikah!" Ucap Gara.

Disya salting jika membahas tentang pernikahan. Ia belum siap jika menikah dalam waktu dekat. Masih memikirkan kuliah yang belum selesai.

Putra tak menjawab, dia mendekati Disya dan bermain bersama Allona. Lihatlah mereka bertiga layaknya sebuah keluarga bahagia. Fada, Bima dan Gara bingung melihat Putra yang care dengan anak kecil.

dag...dig...Dig

Jantung Disya dengan posisi Putra yang lengket dengan tubuhnya. Disya menatap Putra dan sebaliknya Putra menatap Disya.

"Kenapa?"

Disya tak mau Putra tau jika dia saat ini salting. Disya kembali menatap Allona yang tertawa karena ulah Putra yang memegang dagu Allona.

"Ihh, ketawa,"

Putra tersenyum lebar melihat Disya ketawa, jarang-jarang Putra ketawa lebar.

"Uncle gangguin Allona mulu ya," tanya Disya ke Allona.

"Uncle gak gangguin. Aunty Disya tuh yang gangguin Allona,"

"Gue bawa pulang ya?" Ceplos Disya.

"Enak aja bawa anak gue. Bikin sana!"

"Yahh, pelit banget. Mana bisa gue bikin," Disya lola.

"KODE KERAS, cuyy," Terik Gara.

"Apaan sih," Disya malu.

"Kamu mau?" Tanya Putra menatap Disya.

"MAU," nah kan Disya gak sadar yang diomongin.

Putra tertawa melihat tingkah polos Disya.

"Yaudah, nikah yuk?"

"APA?" Disya kaget.

"Wah, diam-diam Putra menghanyutkan," ucap Bima.

"Gas terus," Gara memberikan semangat.

"Apaan sih pada ngaco kalau ngomong,"

Putra memeluk bahu Disya menyuruhnya untuk bersandar. Disya kaget Putra kenapa jadi agresif padanya.

"Serasa dunia milik berdua, yang lain apa atuh," ucap Bima.

"Sirik, sana cari pacar!" Sindir Putra.

Mereka menertawakan Bima dengan muka yang ditekuk. Jika menyangkut pacar Bima pasti kicep.

"Ada kemajuan tuh Dis, si Putra,"

"Iya, tanya aja sama orang nya," Disya mendapatkan kedipan mata dari Putra.

"Kenapa tuh mata, mau di colok?"

"Kok gitu sih,"

"Sejak kapan Lo jadi Bucin gini?" Tanya Fada.

"Sejak pacaran sama Disya,"

Disya menatap Putra kenapa namannya dibawa-bawa. Disya sendiri selama pacaran dengan Putra merasa biasa-biasa saja, baru kali ini Putra bertingkah laku berbeda. Dimana Putra yang pendiam dan dewasa.

"Jaga baik-baik Disya, awas aja kalo Lo bikin dia nangis gue gorok ya!" Ancam Fada. Disya menatap Fada tak percaya mana berani Fada gorok kepala orang.

"Main PS yuk?" Ajak Bima bermain PS.

"Yuk. Lo ikut gak?" Tanya Gara ke Putra.

"Gak gue mau sama Disya," tolak Putra.

"Yaudah yang lagi Bucin,"

Bima dan Gara segera bermain PS. Walaupun yang bermain berdua namun hebohnya seperti orang Pawai 1 komplek.

"Gue tinggal dulu, kalian main aja sama anak gue," ucap Fada lalu pergi ke kamar menyusul suaminya.

"Nanti kalau udah nikah mau punya anak berapa?" Tanya Putra.

"Mau 2 aja. Emang kenapa?"

"Gak papa sih. Tapi aku pengen punya anak 11," Disya menatap Putra tak suka.

"Dih gak kasih sama istri Lo?"

"Kalau kamu gimana mau gak punya anak 11?" Putra menunggu jawaban Disya.

"Ikuti anjuran pemerintah. Dua anak cukup,"

"Yah," Putra menghela nafas.

"Kenapa?"

"Gak papa. Mau cewek atau cowok?"

"Sedikasihnya aja. Tunggu dulu, kenapa bahas anak sih?" Tanya Disya

"Pengen tau aja calon istri ku mau punya anak berapa?"

"Siapa yang mau jadi istri Lo?"

"Kamu lah" Disya memegang kening Putra.

"Gak panas. Kenapa ngomongnya ngelantur,"

"Kamu gak mau jadi istri dari Putra Andika?" Tanya Putra.

"Gimana yah, ya mau lah."

Putra memeluk tubuh Disya, jangan sampai Disya menolak jadi istri Putra Andika, bisa-bisa sikap Putra kembali ke awal lagi.

***

Jangan lupa Follow Author😊

FLAT MEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang