Setelah menunggu 2 jam akhirnya mendapatkan informasi yang tepat keberadaan Fada. Dengan segera Arya mempersiapkan diri menuju ke tempat Istri. Segala resiko akan Arya terima mengingat ia sangat kejam mengusir istrinya sendiri dari rumah.
Keluar dari kamar langsung menuju mobil dan berangkat. Selama di perjalanan Arya mengingat kembali dengan sosok anak kecil yang menyuruh nya untuk mencari Mommy Fada.
"Apa Fada hamil?" gumam Arya.
"Tapi kenapa Fada gak bilang?" bertanya-tanya.
***
Di lain tempat Fada sedang mengawasi toko yang ramai akan pembeli. Tak henti-hentinya Fada bersyukur usaha yang ia rintis dari 0 sekarang maju. Mulainya hanya ada 1 karyawan sekarang bertambah menjadi 5 karyawan.
Perut Fada setiap bulan semakin membesar membuatnya terkadang sedikit kesusahan melakukan aktivitas.
Selama kehamilan Fada selalu morning sikness selama 2 minggu setelah dinyatakan hamil, selebihnya sudah tak pernah mengalami nya lagi. Untuk ngidam pun Fada berterimakasih kepada anaknya yang tidak rewel minta sesuatu yang aneh.
"Mbak, boleh minta tolong?" tanya Fada yang duduk di kursi untuk mengawasi.
"Minta tolong apa mbak Fada?"
Semua karyawan memanggil Mbag Fada sesuai dengan keinginan Fada. Fada sendiri senang dipanggil seperti itu, menurut nya ia dan para karyawan sama.
"Boleh belikan Fada es dawet di pasar?"
"Boleh, Mbak. Mau berapa?" tanya Ria karyawan Fada.
"Untuk saya 1 dan pesankan juga untuk karyawan yang lainnya juga!" Fada menyodorkan uang 50 ribu.
"Oh iya, ini kunci motornya." Ria menerima kunci.
"Yasudah saya pergi dulu, Mbak," Fada tersenyum dan menganggukkan kepala.
Fada mengelus perut, tak sabat melihat anaknya yang akan segera hadir di dunia.
"Seandainya aku bisa lahir ditemani kamu, Mas?" lirih Fada.
Sedih jika harus mengingat kembali, seorang istri diusir dari rumah. Fada sendiri tak terlalu menyalahkan Arya sepenuhnya, ia tau itu karena Arya amnesia jadi tak mengenali istrinya.
"Farel gimana keadaan mu?"
"Mommy kangen Farel?" Fada sedih jauh dari anaknya.
"Farel sebentar lagi punya adik!"
Huft...
Lagi-lagi Fada kembali sedih mengenang masa lalunya bersama keluarga kecilnya.
Beranjak menuju 9 bulan Fada belum mempersiapkan nama untuk anaknya, ia masih berharap saat persalinan nanti ia ditemani Arya. Ya... Walau pun begitu Fada tak yakin.
Selama kehamilan ini Fada tidak mengetahui anaknya cewek atau cowok. Ia menerima anaknya cewek ataupun cowok, baginya itu sebuah kado yang indah dan berharga.
"Mbak, ini di minum dulu!" Ria datang membawa sekantong plastik yang berisi es dawet sesuai dengan pesanan.
Fada tersadar dari lamunannya dan menerima es dawet yang Ria kasih.
"Makasih ya,"
"Sama-sama, Mbak. Ria kasih ke yang lain dulu!" Fada menganggukkan kepala.
Arya yang sudah berada di Solo, sebelum ke alamat rumah Fada, Arya tak lupa ia mengisi perutnya terlebih dahulu. Melihat salah satu Toko Bakery Fada, membuatnya teringat istrinya yang sama-sama Fada.
"Mbak, ada kue brownis?" tanya Arya kepada Ria.
"Ada Mas. Silahkan dipilih!"
Arya melihat Variasi roti yang sangat disukai Fada. Ia membeli 2 roti brownis kesukaan Fada dan beberapa kue untuk mengganjal perutnya.
"Ada lagi, Mas?" tanya Ria.
"Udah. Berapa semuanya?"
"100 ribu,"
"Ini uangnya,"
Saat Arya menoleh dan akan kembali ke mobil, ia melihat wanita dengan perut buncit. Mendekati wanita yang tak asing bagi Arya. Langkahnya semakin dekat dan pandangannya semakin nyata bahwa wanita itu yang ia cari.
"Fada."
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAT MEN (END)
General FictionSeorang anak kecil mengklaim seorang gadis SMA menjadi Mommy nya. Lalu, akan kah itu menjadi nyata??? Dimohon Follow terlebih dahulu sebelum membaca !!!! cerita udah END dan tidak dilanjutkan lagi🙏🙏🙏🙏 Rating #5 Cuek 13-6-2021 #2 Mencair 13-6-202...