Lahiran

18.5K 1K 6
                                    

Malam hari Fada merasa sakit perut, mencoba untuk terus memaksa tidur namun tak bisa, sakit itu lama kelamaan semakin sakit. Arya merasa ada pergerakan tempat tidur, ternyata istrinya belum juga tidur.

"Kenapa?" Tanya Arya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Jadi ganggu ya?"

Arya menyenderkan tubuh dan memfokuskan diri kepada Fada. Fada sendiri terus berusaha menahan rasa sakit.

"Perutnya sakit?" Tanya Arya mengelus perut Fada.

"Iya, aduhh," rintih Fada terus memegang perut.

Arya yang kelabakan mendengar rintihan Fada lantas segera membawa ke rumah sakit. Arya sendiri berfikir jika ini waktunya Fada lahiran Baby, prediksi Dokter bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung kondisi bayinya.

"Mass, s-ssakittt," rintih Fada dalam mobil.

"Sebentar Sayang,"

Arya menggenggam erat tangan istrinya berupaya untuk memberikan semangat, walaupun dia tahu ini tidaklah sebanding dengan sakitnya istrinya kesakitan demi melahirkan Baby nya.

Sampainya di rumah sakit Arya segera meminta tolong Suster untuk segera menangani istrinya.

"Sus, tolong istri saya!"

"Kami akan membantu semaksimal mungkin,"

Akhirnya Fada masuk kedalam ruangan dan segera melakukan persalinan. Didepan ruangan Arya mondar-mandir cemas, tak lupa memanjatkan doa semoga diberikan kemudahan istrinya saat persalinan dan diberikan keselamatan bagi istri dan anaknya.

Oekk... oekk...oekk

Suara tangisan bayi yang ditunggu akhirnya bisa melihat dunia. Arya terharu mendengan suara anaknya.

"Silahkan masuk, Pak." Salah satu perawat untuk meminta Arya masuk kedalam ruangan.

Arya menghampiri Fada yang terbaring lemas setelah melewati persalinan secara normal. Mata sayu yang saat ini Fada berikan kepada Arya. Tak henti-hentinya Arya mencium kening istrinya dan meyelipkan gumaman "Terimakasih".

Perawat datang membawa Baby yang sebelumnya sudah dibersihkan. Baby mungil berjenis kelamin perempuan yang memiliki kemiripan wajah sembilan puluh persen mirip Arya, hanya saja mata Baby mirip Fada.

Arya menggendong Baby mungil buah cinta dirinya dengan Fada. Tak lupa Arya adzan untuk Princess kecilnya. Fada melihat suaminya menggendong princess kecilnya membuat rasa sakit entah menghilang begitu aja. Tergantikan kebahagiaan yang tak bisa terukur.

"Mas mau kasih Princess nama siapa?"

Arya menatap Princess kecil yang begitu damai.

"Allona Queen Danadyaksa. Gimana suka?"

"Bagus Mas. Ihh...Princess kok mirip sama Daddy?" Arya tersenyum istrinya merajuk.

"Gak papa Mom. Daddy kan tampan," jawab Arya.

"Ihh...gak fair,"

"Sini sama Mommy!" Minta Fada.

Arya memberikan Princess kepada Fada untuk diberikan ASI eksklusif nya.

Kebahagiaan wanita bisa melahirkan Baby dan memberikan ASI kepada anaknya.

"Mas udah kasih kabar keluarga yang lain belum?"

Terlalu fokus dengan persalinan Fada, membuat Arya lupa memberi kabar kepada para orang tua.

"Mas telfon dulu,"

Arya menjauh dari Fada dan menelfon Mama.

"Assalamualaikum, Ma,"

"Waalaikumsalam, ada apa?"

"Ma, Arya punya kabar penting,"

"Kabar penting apa? Paling juga kamu dapet tender besar, iya kan?"

"Ck, Mama pikirannya. Ini beneran ada kabar penting!"

"Emang apa?" tanya Mama penasaran.

"Arya sekarang sedang di rumah sakit..."

"Di rumah sakit?"

"Ish jangan dipotong dulu kalau lagi bicara,"

"Ya maaf. Hehehe," Mama diseberang sana menggaruk kepala tidak gatal.

"Arya udah ketemu Fada dan sekarang Fada udah lahiran,"

"Hah. Kok Mama gak tau kalau Fada hamil?"

"Sebelum insiden Arya mengusir Fada dari rumah, dia sudah hamil,"

"Sekarang kamu dimana?" Tanya Mama antusias.

"Sekarang Arya di rumah sakit di Solo,"

"Yaudah nanti Mama kasih tau orang tua Fada biar kita nanti dari sini berangkat ke Solo berbarengan,"

"Iya, Ma. Nanti alamat nya Arya kirim,"

"Iya,"

"Yaudah Arya tutup telfonnya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"

FLAT MEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang