Kumpul

16K 1K 8
                                    


"Hallo," tanya Disya.

"Kenapa?" Jawab Fada.

"Kumpul yuk,"

"Kumpul ke rumah gue aja,"

"Ok. Siapin cemilan yang banyak,"

"Dasar temen gak ada akhlak. Udah buruan kesini aja!"

"Ok"

Panggilan telepon terputus. Fada menghampiri suaminya yang berdiri menatap luar jendela. Liat saja tatapannya.

"Mas, maafin ya,"

"Hem,"

"Sabar... Punya laki gini amat sih?" Gumam Fada.

"Jangan cuekin Fada dong,"

Arya membalikkan badan menatap Fada. Fada menundukkan kepala tak berani menatap Arya yang dingin.

Merasakan ada tangan yang merengkuh tubuh Fada. Fada menatap siapa pelakunya dengan senyuman.

"Masih marah?" Tanya Fada.

"Enggak," sambil mengeratkan pelukan.

Fada diam dalam pelukan, menunggu siapa tau suaminya akan memulai pembicaraan. Sudah lima menit berlalu namun belum juga Suaminya mengeluarkan sepatah katapun.

"Mas,"

"Hem," Arya menikmati pelukan.

"Lepas dulu,"

"Mas masih kangen," Arya tak rela melepas pelukan.

"Kan Fada sekarang udah disini, masa masih kangen?"

"Anggap saja kita lagi pacaran,"

"Tap..."

"Bebeb where are you?" Ucapan Fada terpotong dengan suara rusuh Gara.

"Siapa yang datang?" Tanya Arya.

"Sahabat Fada, gak papa kan?"

"Yaudah temuin sana, nanti Mas menyusul,"

Cup

Sebelum pergi Fada buru-buru mencium suaminya. Arya bulthsing dengan kelakuan istrinya itu.

"Woy, berisik banget," Gara melihat pemilih rumah.

"Ehh, maafin Babang Gara," Fada malas meladeni si Gara.

"Duduk dulu,"

"Gue kangen sama Lo," Disya memeluk Fada.

Mereka memang jarang ketemu lagi semenjak masuk kuliah, pada sibuk dengan urusan masing-masing.

"Gimana keadaan Lo? Sehatkan?" Tanya Fada ke Disya.

"Tentulah, yakali lagi sakit bisa kesini,"

"Putra diam mulu?"

Putra yang tadinya fokus ke ponsel sekarang menatap para sahabat menunggu jawaban. Namun anehnya Putra menatap Disya kali ini berbeda. Disya membalas tatapan Putra, setelah itu mengalihkan pandangan. Fada sedikit curiga dengan kedua sahabatnya itu.

"Tunggu, Lo berdua kenapa?" Tanya Fada ke Disya dan juga Putra.

Disya dan Putra menatap Fada.

"Eng-nggak," Jawab Disya.

Fada tak percaya begitu saja, tatapan Fada beralih ke Gara.

"Biasa lagi marahan," jawab Gara santai dengan snack ditangannya.

"Kenapa emangnya?"

"Biasa cemburu lihat Putra jalan sama cewek,"

Disya menatap Gara sinis dan melemparkan bantal kearah wajahnya. Snack yang berada ditangannya kina sudah terjatuh dilantai.

"Aduh, kurang ajar Lo"

Disya menatap Gara menantang. Sedangkan Bima yang berada disamping Gara hanya tertawa terpingkal-pingkal.

"Emang Lo ada hubungan lebih sama Disya?" Tanya Fada ke Putra yang sedari tadi diam.

"Meraka berdua pacaran," Jawab Bima.

"What, kok bisa?"

"Ya bisalah orang sama-sama cinta." Ucap Bima.

"Iya, gak kayak Lo berdua jomblo," ledek Fada kepada Bima dan Gara.

"Emang ya Lo gak ada akhlak kalo ngomong selalu bener," Fada kira Bima akan ngomel.

"Nah benerkan kata gue,"

"Disya baikan napa, nggak enak kalau pada marahan,"

Disya menatap Fada, laku menatap Putra dan mengulurkan tangan pertanda meminta maaf.

"Maaf,"

"Iya,"

"Sono gih, duduk samping Putra!" Disya berdiri dan duduk di sebelah Putra.

Arya turun dengan membawa Princess. Sahabat Fada cengo melihat Arya menggendong bayi meraka bertanya-tanya siapa bayi yang ada dalam gendongan Arya.

"Sini, Mas!"

"Sini anak Mommy. Udah bangun. Digangguin Daddy ya?"

"Anak siapa?" Tanya Disya.

"Anak gue,"

"Kok kita gak tau kalau Lo hamil?"

"Kan jarang ketemu,"

"Kamu lanjutin ngobrol, Mas ada kerjaan," Arya meninggalkan Fada.

"Cantik amat, siapa namanya?" Tanya Disya menoel pipi Allona.

"Allona, Aunty."

"Cini sama Aunty," Disya mengambil Allona dari gendongan Fada.

"Udah cocok tuh, Put," Goda Fada.

***

Mau lanjut nggak????

Follow author dulu😁

Kalau banyak yang Follow, author kasih 1 part lagi malam ini 😁😁😁


FLAT MEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang