Pertemuan 2

37.5K 2.3K 19
                                    

Layar ponsel berdering, Disya nama yang tertera di ponsel Fada, segera mengangkat panggilan sahabatnya. Jika tidak Disya akan terus menerornya dengan panggilan berturut-turut.

Hallo!

Lo sekarang dimana?

Gue masih di rumah. Emang kenapa?


Lo lupa ada janjian sama gue
dan yang lain?

Hehehe ... Lupa gue

Lo buruan deh kesini

Otw

Fada segera bersiap-siap, mengenakan tunik hitam dan celana  legging hitam dipadukan dengan pasmina hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fada segera bersiap-siap, mengenakan tunik hitam dan celana  legging hitam dipadukan dengan pasmina hitam. Style yang sangat Fada sukai simple, namun terlihat modis.

Fada menerima helm yang di berikan Bapak ojol, yang sudah di pesan sebelumnya. Membelah kemacetan kota Jakarta di Sore hari ini.

 Membelah kemacetan kota Jakarta di Sore hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Lama banget sih, Lo. Gue sampai lumutan nih gara-gara nungguin, Lo." Omel Gara.

"Lebay banget, Lo."

Fada duduk disamping Disya mengambil minum, sedangkan Disya pasrah minumnya di teguk habis tanpa sisa setetespun.

"Oh ya, Lo pada habis lulus mau lanjut ke mana?" tanya Fada kepada sahabatnya.

"Gue kuliah di Jakarta sih, cuma belum tau di universitas apa." Jawab Putra.

"Kalau gue lanjut kuliah di Universitas Danadyaksa." Jawab Disya . Disya memilih kampus itu karena pilihan dari orang tua nya.

"Ngambil jurusan apa, Dis?"

"Manajemen. Lo, mau lanjut kemana?" tanya Dia ya kepada Fada.

"Gue, belum tau pasti sih,"

"Ini kagak ada yang nanyain kita pada lanjut kemana?" si Gara merangkul Bima menampakkan wajah melas, namun menurut Fada menjijikan.

"Sebenarnya ogah sih nanya ke lo berdua," Kata Fada cengengesan.

"Ihh ... Ayang kok gitu sih sama Abang Gara," celetuk Gara dengan gaya lebay nya.

"Ayang ... Pala lo peyang. Seenaknya manggil gue Ayang. Gue timpuk juga lo ya!" Gara bukannya marah dengan ucapan Fada.

"Gue sama Bima ikut, Disya." Ucap Bima mewakili jawaban Putra yang tele-tele.

Sibuk memakan makanan yang sudah di pesan oleh para sahabat Fada. Diantara kita berlima Gara dan bima memiliki sifat yang sama, sama-sama bikin orang kesel. Disya lebih bersikap santai, sedangkan Putra orang paling dewasa di antara kami berlima. 

Fada mencomot kentang Gara, memasukan ke dalam mulut sebelum Gara sadar kentang nya hilang. Gara mendengus makanannya hilang entah kemana.

"Lo, ambil kentang gue, Bim?" tuduh Gara menatap Bima sinis.

"Kagak. Enak aja nuduh orang sembarangan. Noh, Fada yang ngambil kentang, Lo." Gara menatap Fada tak bersahabat.

"Lo, beneran ngambil kentang gue?" Fada cengengesan tak bersalah.

"Ihh ... Santai aja kali. Lagian cuma kentang." Jawab Fada santai, dia tak lihat bagaimana wajah Gara saat ini.

Gara emang ngeselin, namun dia akan pelit kalau itu menyangkut makanannya yang di rebut orang lain termasuk sahabatnya sendiri. Baginya, makanan pacar pertama tiada duanya.

"Mommy ..."

Semua sahabat termasuk Dada menengok ke arah anak kecil yang memanggil Mommy, entah siapa yang dimaksud. Farel yang semakin mendekat membuat Fada tersadar bahwa itu Farel, anak yang dia temui saat jogging.

"Farel ..." lirih Fada, namun masih bisa didengar oleh para sahabatnya.

"Lo kenal dia?" tanya Putra.

Sahabatnya menunggu jawaban Fada. Dia menganggukkan kepala, membenarkan bahwa dia kenal dengan anak ini.

"Kamu kesini sama siapa?"

Fada menerima pelukan Farel yang sedari tadi menghampiri dirinya, dengan merentangkan tangan meminta pelukan. Fada meraih Farel untuk duduk di pangkuannya.

"Cama, Daddy. Api Daddy ilang," jawab Farel.

"Yaudah Farel disini dulu sama Kakak Fada dan juga teman-teman Kakak, ya?"

Interaksi Fada dan Farel tak luput dari tatapan para sahabatnya yang menatapnya dengan beribu pertanyaan di kepalanya. Dari cara Fada mengajak Farel berbicara seperti dia paham dengan dunia anak kecil.

Gara sesekali menggoda Farel, namun Farel merasa terganggu dengan itu, dia bahkan memeluk Fada memintanya untuk mengentikan godaan Gara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gara sesekali menggoda Farel, namun Farel merasa terganggu dengan itu, dia bahkan memeluk Fada memintanya untuk mengentikan godaan Gara. Wajah Farel dikatakan sangat tampan seperti artis korea yang digilai kaum hawa. Matanya yang terlihat sipit, hidung mancung, kulit putih pucat, style modis seperti oppa.

"Gue tebak pasti emaknya cantik sama bapaknya ganteng. Lihat aja anaknya bibit unggul." Celetuk Bima mengomentari fisik Farel yang bisa di katakan sempurna.

"Betul tuh, Gue jadi penasaran orang tua anak ini kayak gimana?" Melempari pertanyaan kepada para sahabatnya untuk ikut menebak.

"Gue, gebet juga nih bocah. Ganteng banget." Kata Disya memuja ketampanan Farel.

"Yeilah ... Masih bocah main lo gebet aja, Dis," Gara mengomentari Disya

"Sirik kan, Lo?"

"Kenapa jadi pada ribut sih?" Melerai Gara dan Disya.

"Kamu udah makan belum?" tanya Fada kepada Farel.

"Belum, Mom."

"Yaudah ... Sini Kakak suapin!" Farel menuruti printah Fada untuk melahap makanan yang berikannya.

"Ekhemm ... Udah cocok tuh, Fa." Celetuk Bima menggoda Fada.

"Apaan sih, Lo. Lo, pada kenapa liatin gue kayak gitu?"

Para sahabat menatap Fada tersenyum menggoda, seakan dia sudah seperti Ibu yang sedang menyuapi sang anaknya.

Interaksi segerombolan anak remaja tak luput dari pandangan Arya. Dia menatap anaknya yang senang berada   ruang lingkup anak remaja itu. Fada dengan telaten menyuapi Farel makan, masih disertai godaan para sahabat yang mengatakan dia cocok menjadi seorang Ibu. Ada rasa yang menyentuh hati Arya melihat interaksi anak nya yang dengan mudah bisa berdekatan dengan Fada.

"Ekhemm ... "

FLAT MEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang