Gadis itu sudah berada di dalam mobil dan menyetir kearah Alfamart."Kakaknya Claudi dingin banget sih jadi cowok! Bukannya nganterin gue pulang, malah nggak mau! Ngomong makasih aja, pake diingetin segala! Emangnya gue butuh apa terima kasih dari dia!! Huft! kesel banget gue sama si Al, Al itu. Tapi... lumayan ganteng sih, eh! Gue kenapa mikirin dia sih?!" monolog Rara di dalam mobil dengan mulut yang berkomat-kamit.
Diperjalanan menuju Alfamart, tiba-tiba saja mobilnya mogok dan sialnya mobilnya terhenti ditempat yang sepi.
"Pake acara mogok lagi!" kesal Rara dengan menendang ban mobilnya. Ia langsung melambaikan tangannya berharap ada kendaraan yang lewat untuk menolongnya. Namun kenyataanya nihil, tidak ada kendaraan yang lewat.
Rara lalu mengambil Hp disaku bajunya untuk menelfon bengkel atau menelfon sepupunya. Sialnya lagi keburuntungan sudah tak berpihak kepadanya, Hp-nya lowbet dan iya lupa membawa charger
"Argghhh... sial banget gue!"
Setelah beberapa menit gadis itu menunggu di pinggir jalan. Akhirnya, ada laki-laki yang memakai jaket kulit berwarna hitam, lalu berhenti tepat disamping mobil Rara.
"Perlu bantuan?" Laki-laki itu bertanya dengan posisi masih diatas motor, begitu juga helm yang masih dikenakannya dan kedua tangannya melipat ke depan dada.
Ia terdiam sesaat, menatap laki-laki itu mulai dari atas kepala sampai kaki. Iya hanya berjaga-jaga dengan orang yang baru ia temui. Rara menarik nafasnya dalam-dalam dan perlahan menghembusnya.
"Emangnya lo bisa benerin mobil gue?" tanyanya sedikit meragukan laki-laki itu.
Laki-laki itu beranjak turun dari motornya dan menaikkan satu alisnya. "Yah bisalah, apa sih yang nggak bisa gue lakuin. Dapetin hati lo juga bisa," ucapnya seraya tersenyum tipis sesaat.
Rara membalasnya dengan memutar bola matanya malas. "Yaudah kalo gitu tolongin dong, soalnya gue buru-buru nih mau pulang," pinta gadis itu
Laki-laki itu lalu mengulurkan tangannya kehadapan Rara. "Kenalan sama minta nomor WA dulu, boleh?" ucapnya dengan khas suara laki-laki buaya.
Rara menatap tajam laki-laki itu.
Belum juga ditolongin, udah minta nomor WA aja! batinnya."Gue nggak mau," tolaknya sembari melipat kedua tangannya depan dada.
"Yaudah, kalo gitu gue pulang dulu. Byee,"
Laki-laki itu betul-betul pergi meninggalkan Rara seorang diri. Kali ini iya benar-benar takut jika ada orang jahat atau mungkin hantu. Sekujur tubuhnya merinding menatap sekitar.
Hampir 3 menit Rara belum ada yang tolong. Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya. Spontan ia kaget dan berteriak.
Ia berteriak melihat laki-laki yang tadi, kini berada di belakangnya. "Huh! Jadi elo? Gue kira setan tau!" Ia mengusap-usap dadanya dengan lega.
Tanpa babibu laki-laki itu menghampiri mobil Rara dan tampak sedang mengotak-atik mobilnya.
Seelang beberapa waktu, laki-laki itu berbalik lagi. "Coba lo nyalain," katanya. Rara langsung melakukan apa yang dikatakan laki-laki itu.
Alhasil, mobilnya kembali menyala dan Rara berucap terima kasih pada laki-laki itu.
"Kok lo mau nolongin gue sih? Kan gue nggak ngasih nomer gue ke elo," ujarnya sembari menatap laki-laki itu yang tersenyum dengan lesung pipinya.
"Gue cuman nggak tega aja, cewek malem-malem dijalanan sepi gini. Gue juga punya hati kali."
"Kalo gitu makasih yah," ucap gadis itu. "Oh iya, kenalin nama gue Rara dan ini nomer gue." lanjutnya dengan merongoh saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRARA [ END ] ✓
Teen Fiction📌 BELUM REVISI "Diem atau gue tendang?" -Al "Pantang menyerah, sebelum disayang."-Rara Berkisah tentang seorang pria yang awalnya dingin, cuek, kini berubah menjadi BADBOY dan BUCIN terhadap wanita yang bernama Rara. Alfareza Putra Ramadan. Pria di...