Happy Reading❤
Votmen jangan lupa zheyeng:)"Makanan kesukaan Al, apa?"
Ratna tersenyum. "Makanan kesukaannya itu, spageti. Dia suka banget, sampai-sampai dulu dia pernah nangis dikaki tante karna pengen dibuatin spageti," jelas Ratna.
Rara terdiam sambil tersenyum. "Tante mau nggak ajarin Rara, bikin spageti buat Al."
Wanita paruh bayah itu menganggukkan kepalanya. "Mau, yaudah kalau gitu tante mau ambil bahan-bahannya dulu. Kamu tolong lanjutin ini yah." Rara hanya mengangguk antusias, lalu mulai memotong kankung.
Setelah bahannya terkumpul, Rara pun mulai membantu Ratna. "Claudi, kamu tumis kankungnya yah, mama mau ajarin Rara buat spageti dulu," pintah Ratna.
"Oke, Ma." Claudi mengacungkan jempolnya.
"Nah... sekarang kita tunggu airnya mendidih, baru kamu masukin pasta nya, yah."
"Iya, Tante."
"Panggil Mama ajah, kan kamu calon mantu saya," ujar Ratna membuat Rara tersipu malu.
"Iya Tante. Eh, maksudnya... Mama. Hehehe," ucap Rara menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Oh, itu udah mendidih. Sekarang kamu masukin pasta nya, pelan-pelan yah."
"Iya, Ma," ujar Rara mulai memasukkan pasta kepanci yang airnya sudah mendidih.
"Awww..." rintih Rara ketika tangannya tak sengaja menyentuh pinggiran panci.
"Yaampun, Ra," ucap Ratna panik.
Claudi yang tadinya tengah sibuk dengan tumis kangkungnya, iya langsung mematikan kompor dan menghampiri Rara.
"Sini, coba gue liat. Astaga... belum juga sembuh dikaki udah kena lagi ditangan."
"Udah, nggak papa. Kena panci doang kok," kata Rara dengan meniup-niup tangannya yang mulai melepuh.
"Mending sekarang diobatin dulu, takutnya parah nanti," ujar Ratna seraya menuntun Rara duduk ke ruang tamu.
"Sini biar gue obatin." Claudi pun mengambil kotak P3K dan mulai mengobati luka Rara.
Sedangkan Rara, iya hanya menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa perih.
Selang beberapa waktu, Claudi pun selesai mengobati luka Rara. "Sudah," ucapnya. "Huh, udah dua kali gue ngobatin luka lo, Ra. Busett."
Ratna mengerutkan keningnya. "Dua kali?"
"Iya, Ma. Dan itu gara-gara kak Al, coba deh liat." Claudi langsung menarik celana kaki Rara keatas.
"Astaga! Benar, Ra?"
Rara hanya mengangguk pelan. "Udah nggak papa kok, Ma. Lagi pula kan, ini semua salah Rara."
"Kalo gitu Mama mau marahin dia dulu. Kalian tunggu disini," ucap Ratna dengan geram.
"Jangan, Ma. Nanti yang ada, Al malah tambah nggak suka sama Rara. Jangan yah," rengeknya seraya memeluk lengan Ratna.
Ratna menarik napasnya sebentar. "Yaudah, Mama nggak akan marahin dia. Tapi kamu janji, kalo Al kasar lagi ke kamu bilang ke Mama."
Rara tersenyum hangat. "Iya, Ma. Kalo gitu kita lanjutin masaknya lagi."
"Kamu duduk aja di sini, biar Mama sama Claudi aja yang masak. Tangan kamu kan pasti masih sakit," ujar Ratna dan juga Claudi yang mengangguk setuju.
"Udah mendingan kok, Ma. Lagi pula kan, Rara mau bikinin Al spageti. Siapa tau, sikap Al bisa baik sama aku," ucapnya tak pantang menyerah sebelum disayang sama Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRARA [ END ] ✓
Teen Fiction📌 BELUM REVISI "Diem atau gue tendang?" -Al "Pantang menyerah, sebelum disayang."-Rara Berkisah tentang seorang pria yang awalnya dingin, cuek, kini berubah menjadi BADBOY dan BUCIN terhadap wanita yang bernama Rara. Alfareza Putra Ramadan. Pria di...