17. CURIGA

1.6K 126 6
                                    

Siang menjelang sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang menjelang sore. Rara Pratiwi berjalan menyusuri area pemakaman. Dengan membawa bunga Seruni yang telah terbagi beberapa bagian dalam keranjang kecil.
Sorot matanya tertuju pada salah satu makam yang sangat iya rindukan. Devano.

Hampir seminggu iya tak berkunjung ke Makam Devan. Iya melangkahkan kakinya dan mengucapkan salam pada sahabatnya itu.
"Assalamualaikum Dev," ucapnya seraya jongkok disamping makam Devan.

Iya membuang napasnya dengan pelan dan raut wajah yang sulit diartikan.
"Maaf, gue baru datang sekarang." Tangannya menggenggam bunga tabur itu, lalu menaburi kuburan Devan.

"Lo yang tenang yah disana. Tugas gue tinggal doa'in lo disini, Dev." Wanita itu tersenyum paksa dan mencoba untuk tidak mengeluarkan air matanya.

"Maafin gue ya, gue belum tau siapa yang udah nabrak lo. Gue nggak bakalan maafin orang yang udah nabrak lo, dan nggak tanggung jawab. Dia langsung pergi gitu aja, tanpa pertanggung jawaban atau maaf sekalipun. Gue janji bakal masukin orang itu ke penjara. Gue janji, hiks." Air matanya pecah detik itu juga.

"Gue kangen sama lo Dev, hiks. Dua orang yang paling gue sayang, udah pergi ninggalin gue, hiks." Rara sudah tak tahan lagi, hingga cairan bening itu keluar dari kelopak matanya.

Iya menarik napasnya panjang dan membuangnya. Kedua tangannya mengusap air mata itu, diikuti pula sesegukannya berkali-kali.

"Gue pengen curhat sama lo, Dev." Iya memegang batu nisan itu dan mengusap-usapnya.

"Belakangan ini ada cowok yang awalnya cuek, dingin, galak sama gue, tapi tiba-tiba berubah Dev. Dia berubah seakan-akan suka sama gue, jujur gue baper, padahalkan itu cuman sandiwara kita berdua." jelasnya, tersenyum dan mengusap air bening yang ada dipipinya.

Hp-nya berdering, dia pun mengangkat telfon itu dan mengarahkan ke telinganya.

Claudi Adintia Calling

"Iya, halo." Wanita itu mengusap kembali cairan bening yang terjatuh dari kelopak matanya.

"Lo dimana?" tanya seseorang dari sebrang sana.

"Gue lagi di Makam sahabat gue. Kenapa emang?"

"Nanti lo kerumah gue ya, soalnya nyokap sama kak Al lagi pergi."

"Iyya, nanti gue dateng."

"Oke, gue tunggu yah dahh."

"Daaah," ucap Rara lalu memasukkan kembali ponselnya ke saku bajunya.

Iya berpamitan ke Devan dan meninggalkan pemakaman itu, dengan mobil miliknya.

¤¤¤

Hampir lima menit, akhirnya iya tiba dihalaman rumah Al. Dia mengambil kunci mobilnya dan tak lupa menutup kembali pintu mobilnya. Suasana rumah Al banyak perubahan, mulai dari letak dan jumlah pot yang awalnya banyak tersusun, sekarang tinggal 5 sampai 6 pot saja. Kaca rumahnya iya ganti dengan yang baru, akibat ulah dari Bagas waktu itu. Rara berjalan kearah pintu rumahnya, iya melihat sebuah mobil putih berada didalam garasi yang tidak ditutup sama sekali.

ALRARA [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang