Dimeja makan sudah ada Claudi dan juga Gilang, mereka sedang mengobrol satu sama lain hanya semata gabut. Terdapat beberapa menu makanan yang tadinya tersakiti rapi, kini ludes seketika. Acara ulang tahun Claudi malam ini tak berjalan dengan mulus. Al menelpon Claudi dan berbohong jika Rara sedang pergi ke Bandung. Iya hanya tak ingin dihari ulang tahun adiknya, Claudi malah sedih dan kepikiran.
"Huh, sumpah gue udah kenyang banget," keluh Gilang kekenyangan.
"Yaiyalah yang masak kan gue bareng nyokap, iya kan Ma?" Ratna hanya mengangguk sembari berdiri dikursi.
"Eh nggak usah, Ma. Biar Claudi sama Gilang aja yang beresin," ucap Claudi ketika melihat Ratna ingin mengangkat piring kotor tersebut.
"Bener nggak papa?" tanya Ratna, keduanya hanya mengangguk cepat.
"Iya tante nggak papa, mending tante masuk kamar trus istirahat," ujar Gilang dengan senyum menggoda.
Ratna pun menuruti dan langsung masuk ke kamarnya, sedangkan Claudi dan Gilang mulai mengangkat semuanya ke wastafel.
Gilang menatap Claudi yang sedang mencuci piring. Merasa diperhatikan, wanita itu pun menyiram Gilang air dengan jari jemarinya.
"Eh, sayang," ceplos Gilang lalu menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Sayang-sayang, pala lu peang. Ngapain lo liatin gue gitu? Awas aja yah kalo lo sampe naksir sama gue," decak Claudi dengan tangannya yang masih ada sabun cuci piring.
"Idih, ogah banget gue naksir sama cewek kayak lo. Mending gue sama Susan," gerutu Gilang membawa-bawa nama Susan, yang ternyata wanita itu hanya memanfaatkan Gilang.
Claudi mengangguk dan tersenyum miring. "Oh gitu, gue pikir kak Susan itu matre yah?" kata Claudi seolah-olah sedang berfikir.
"Udah-udah ngapain bahas Susan sih, mending gue bantuin lo nyuci piring biar cepet kelar," ucap Gilang seraya mengambil spon dan menggosok piring kotor tersebut.
Claudi hanya beroh ria, dia juga ingin semua piring kotor ini selesai agar dia bisa membuka kado dari Al dan juga Ratna. Lalu melanjutkannya dengan maraton drakor malam ini.
"Yaampun Gilang, bukan gitu cara nyuci pirngnya! Liat tuh, masih ada bekas minyaknya tau nggak," ujar Claudi menunjuk kearah piring yang telah digosok oleh Gilang.
"Ya terus gimana dong? Ini kan minyak dicampur air, mana bisa lah mereka nyata," kesal Gilang membuat gadis itu mengerutkan keningnya.
"Emang lo tau kenapa minyak sama air nggak bisa nyata?" Kali ini wanita itu mencoba mengasah otak Gilang yang kadang-kadang ada pinternya juga.
Gilang menarik napasnya panjang dan membuangnya kasar, seperti seorang pak guru yang akan menjelaskan kepada muridnya.
"Air dan minyak nggak bisa nyatu, karena sifat molekulnya itu beda. Molekul air adalah molekul polar, artinya salah satu ujung molekul memiliki muatan positif dan ujung lainnya memiliki muatan negatif. Sedangkan minyak memiliki jenis molekul non-polar, gitu," jelas Gilang dengan sedikit menyombongkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRARA [ END ] ✓
Teen Fiction📌 BELUM REVISI "Diem atau gue tendang?" -Al "Pantang menyerah, sebelum disayang."-Rara Berkisah tentang seorang pria yang awalnya dingin, cuek, kini berubah menjadi BADBOY dan BUCIN terhadap wanita yang bernama Rara. Alfareza Putra Ramadan. Pria di...