37. PULIH

4.2K 165 8
                                    

Happy Reading❤

Pagi itu, Al berjalan pontang panting kearah kamar Claudi. Iya memegang pelipisnya dan mengedor-ngedor pintu Claudi beberapa kali.

"Claudi!" panggilnya dari luar.

Claudi yang tadinya masih ada dialam mimpi, terbangun dan terpaksa bangkit dari kasurnya. "Apa?" jawab Claudi ketus.

"Kunci motor lo mana? Kakak mau ke rumah, Rara dulu."

Kening Claudi mengerut. "Ngapain? Belum puas bikin hati Rara sakit? Iya?"

"Ah, udah lah. Lo lama," ucap Al seraya masuk ke kamar Claudi dan mengambil kunci motor.

"Kak!" teriak Claudi, namun Al tak menjawab. Iya terus berlari keluar dengan kunci motor yang tengah iya genggam.

"Apa kak Al udah inget?" monolog Claudi dan berfikir sejenak.

¤¤¤

Sesekali Rara memejamkan matanya sambil menikmati hembusan udara dari jendela mobilnya. Pagi ini sungguh menyegarkan, tapi tidak dengannya. Terlihat dari matanya yang agak membengkak, karna menangis semaleman.

Ting

Satu notifikasi memecahkan lamuan Rara, dengan cepat iya pun membuka pesan tersebut.

Claudi
Kak Al udah inget sama lo

Iya hanya membacanya, namun tidak membalas pesan tersebut. Lagi pula hatinya sudah terlanjur sakit, melihat kejadian tadi malam. Al menindih Rania.

"Lo beneran mau tinggal di Bandung?" Suara Bariton memecahkan lamuan Rara.

"Iya," jawabnya pada Leon yang tengah menyetir mobil. Leon dan Ratna baru pulang subuh tadi, dan sekarang iya meminta Leon untuk mengantarnya ke Bandung.

Ting

Satu notifikasi masuk lagi ke ponsel, Rara. Ternyata itu adalah pesan dari Zoni.

Zoni
Lo di mana? Gue ke rumah lo, tapi nggak ada orang.

Rara
Hari ini gue udah mutusin buat tinggal di Bandung dan sekolah di sini.

Zoni
Trus, Al gimana?

Rara
Udah nggak peduli gue

Zoni
Kirimin gue alamat lo, di Bandung sekarang

Rara hanya mengerutkan keningnya, lalu mengirim alamat tersebut kepada Zoni. Toh, juga iya ingin curhat nantinya.

Pukul 09:10 AM, mereka pun sampai di Bandung setelah hampir dua jam mereka menempuhnya. Bagi Rara, suasana Bandung sangatlah nyaman untuknya. Cocok untuk dirinya yang ingin menenangkan diri.

"Rara? Dateng kok nggak bilang-bilang sana nenek," ucap wanita tua itu lalu berjalan kearah Rara.

Rara memeluk Ira dengan erat. "Biar jadi kejutan, nek."

Iran hanya menggelengkan kepalanya. "Trus, kesini sama siapa? Nggak sama Leon?"

"Sama Leon kok, nek. Cuman dia langsung pulang, soalnya lagi sibuk katanya."

"Hem, tuh anak. Bukannya salim dulu sama neneknya, langsung pergi aja," ucapnya. "Yaudah, kalo gitu kita masuk. Kebetulan tadi nenek masak makanan kesukaan kamu," lanjutnya dan Rara hanya mengangguk antusias lalu berjalan masuk ke rumah itu.

¤¤¤

Baru saja Zoni memasang helm-nya, seseorang memanggilnya dari belakang.

ALRARA [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang