42. AL JADI BABU

2.5K 99 0
                                    

Happy Reading❤

"Yaudah kalo gitu Al pamit yah, Nek," ucapnya lalu mencium punggung tangan Ira.

Selepas pulangnya Al, gadis itu masih memikirkan ucapan Al tadi. Apa dia harus balik ke Jakarta?

"Gimana Ra, udah baikan?" Wanita tua itu berjalan masuk ke kamar Rara dan mengusap rambutnya.

Perlahan gadis itu membuka mulutnya dan mencoba membuka suara. "Lu-lumayan kok Nek. Gatalnya juga udah hilang, tinggal badan Rara aja yang lemes."

"Bagus deh kalo gitu. Yasudah, sekarang cucu Nenek harus tidur. Biar cepet sembuh, dan jangan ceroboh lagi." Rara hanya mengangguk paham.

Ira keluar dan tak lupa mematikan lampu kamar Rara. Sedangkan gadis itu, iya kini sudah terlelap tidur dan mulai terbawa oleh mimpi. Seluruh badannya terasa lemas, jadi dia gampang tidur karna kecapean.

Keesokan harinya...

"Morning." Suara itu terdengar dari belakang Rara, seketika iya berbalik dan memastikan siapa yang datang.

Rara yang sedari tadi tengah menyiram bunga, langsung menaruh kembali selang air. "Ngapain ke sini?"

"Yah, ketemu kamu lah. Oh iyya, udah sembuh nih kayaknya," goda Al dengan menaikkan turunkan alisnya.

"Menurut lo?"

Gadis itu mengambil selang dan kembali menyiram tanaman milik Neneknya. Pagi ini Rara sudah sembuh, itu semua karna obat tradisional dari sang Nenek.

"Aku bantuin yah." Al ingin mengambil selang tersebut dari tangan Rara, tapi keburu ditepis olehnya.

"Gue bisa sendiri," ucapnya dan Al hanya beroh ria.

Selang beberapa menit, seseorang datang dan menghampiri mereka. "Rara!" teriak orang itu dari jauh dan berjalan kearah mereka.

"Claudi?"

Rara membalas pelukan Claudi dan melepas rindu yang sudah lama tak bertemu. Belakangan ini Rara jadi rindu dengan Claudi, entah karna dia sudah menganggapnya seorang sahabat atau lebih dari itu.

"Gue kangen sama lo," ucap Claudi.

"Gue juga."

Aku kek yang dipeluk, Ra
ucap Al dalam hati.

Al hanya menatap mereka yang saling menanyakan kabar masing-masing. Mereka seperti sudah bertahun-tahun tak bertemu, padahal hanya beberapa hari.

"Oh iyaa, kata kak Al lo sakit yah. Sekarang gimana? Udah sembuh?"

"Udah, lo nggak liat gue udah seger gini," ucap Rara dengan sedikit terkekeh.

"Bagus kalo gitu. Jadi lo bisa balik ke Jakarta lagi, yah." Claudi merapatkan telapak tangannya dengan memohon-mohon.

"Mau yah, Ra. Plisss... mau yah. Gue mohon Ra, lo ikut gue yah balik ke Jakarta. Yah... plisss." Rara mengehala napasnya sebentar, kalo sudah memohon begini iya sudah tak tega untuk menolak.

"Oke, gue pulang ke Jakarta." Mendengar itu Claudi langsung memeluk Rara kembali dengan kegirangan. Begitu pun dengan Al, cowok itu terlihat kalem di luar, tapi di dalam iya ingin salto-salto girang.

"Kalo gitu sana lo siap-siap," suruh Claudi seraya melepas pelukannya.

Kening Rara mengerut. "Terus, nggak jadi jalan-jalan nih?"

"Udah, nggak usah. Mending kita ke pulang ke Jakarta aja, lain kali kan bisa."

"Yaudah kalo gitu gue pamit ke Nenek gue dulu yah." Claudi mengangguk cepat.

ALRARA [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang