7. Netral

27.5K 4.6K 76
                                    

"Ken." Amore menatap Kenneth penasaran saat berada di kereta kuda menuju kediaman keluarga Bourche.

"Apa?" Kenneth menatapnya lelah, berharap kalau kakak perempuannya itu berhenti membuat ulah lagi.

"Apa kau bertemu seseorang di pesta tadi?"

"Apa? Siapa maksudmu? Tesar si bajingan itu?"

"Bukan. Maksudku wanita?" Kata Amore penuh harap. "Apa kau bertemu gadis bangsawan yang kau sukai?"

Kenneth menatap Amore heran, "Tidak. Berkat seseorang yang tiba-tiba menghilang, aku berkeliling aula seperti orang bodoh."

"Ugh. Maaf." Ringis Amore merasa bersalah. "Tapi, sungguh tak ada seseorang yamg membuatmu tertarik di sana? "

Kenneth kembali mengingat-ngingat, "Ah, benar. Aku membantu seorang wanita tadi. Ku kira dia seorang Putri Baron atau Count."

"Benarkah? Terlihat seperti apa gadis itu? Apa dia cantik?"

Kenneth berdeham kecil dan mengalihkam pandangannya dengan salah tingkah, "Dia cantik."

Wajah Amore langsung cerah, "Benarkah?! Terlihat seperti apa dia? Rambutnya pirang benar? Apakah matanya berwarna cokelat terang?"

Kenneth mengernyit heran, malah dia terlihat kaget. "Bagaimana kau tahu?"

"Oh! Tebakanku benar?!" Balas Amore semakin antusias. "Kurasa aku tahu siapa dia."

"Siapa?" Kenneth menatap kakaknya penasaran, berharap mengetahui nama gadis itu.

Amore tersenyum licik seraya menatap adiknya, "Kau ingin tahu? Tidak ada yang gratis didunia ini."

Kenneth lagi-lagi mengerang frustasi menghadapi kakak perempuannya, "Baiklah, apa yang kau inginkan?"

Amore langsung tersenyum lebar, "Jadi lawan latih tanding berpedangku."

Kenneth menatap Amore bingung, dia kira Amore tidak begitu serius mempelajari ilmu pedang, dia kira Amore hanya iseng untuk mencari aktivitas untuk mengisi waktu luangnya. Tapi, sekarang melihat dari sorot matanya Amore benar-benar serius tentang itu.

"Baik, aku janji."

Setelah itu Amore memberitahu Kenneth tentang heroin yang dia temui, Violett Douran. Dan berusaha agar Kenneth benar-benar mendapatkan gadis itu sebagai pemeran utama yang sudah semestinya mendapatkan heroin. Amore berusaha sebisa mungkin agar karakter lain tidak mengganggunya. Terutama karakter villain yang berusaha mendapatkan perhatian Kenneth, yaitu Victoria Carden.

***

"Nona. Ini aku." Seseorang mengetuk pintu kamar Amore. Itu Maria.

"Masuk."

"Selamat pagi Nona, Marquess telah menunggumu diruang makan."

Ah sial. Pasti ayahnya ingin membicarakan kejadian tadi malam. Amore yakin kalau Kenneth sudah menceritakan semuanya.

Amore dengan pasrah melangkah keluar kamar menuju ruang makan untuk sarapan bersama.

Amore melirik ke arah ayahnya dan ibunya sekilas. Sepertinya dia akan diomeli habis-habisan.

Setelah Amore duduk, Marquiz langsung mulai mengambil alat makannya. "Aku sudah dengar apa yang terjadi semalam dari Kenneth." Katanya memulai percakapan.

"Amore." Ucapnya dengan nada dingin.

Amore meringis dan menjawab dengan pasrah, "Ya Ayah."

"Kenapa kau tidak bilang kalau si brengsek itu mencari masalah denganmu?! Kenapa kau diam saja?! Kalau aku tahu, aku sudah akan memberinya pelajaran!" Marquiz naik pitam tiba-tiba yang membuat Amore kebingungan. Dia kira dia yang akan dimarahi, tapi...

Trash LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang