33. Lepas Kendali

9.5K 1.8K 81
                                    

Gavel seakan kehilangan kewarasannya ketika dia kehilangan Amore tepat didepan matanya. Aura hitam penuh niat membunuh terus menerus keluar dari sosoknya, dia tanpa ampun membantai para pemberontak dan orang-orang faksi Ratu. Entah itu prajurit, pelayan bahkan bangsawan. Setelah Amore menghilang, Gavel sama sekali tak bisa melacak keberadaannya, bahkan dengan artefak terkutuknya. Karena itu dia menjadi ganas dan lepas kendali.

Aula pesta kini berubah menjadi tempat pembantaian. Bau darah menyengat hidung, dan semua orang yang selamat tengah memandang ngeri ke arah Gavel.

Bahkan Kenneth dan Marquis yang berada dipihaknya tak berani mendekati Gavel saat ini karena aura membunuhnya yang sangat tajam. Sementara itu kekacauan masih terus terjadi ketika para pembunuh dan penyihir faksi Ratu mengincar nyawa Putra Mahkota, namun entah bagaimana separuh dari mereka dibantai Gavel dalam sekejab.

"Dia hilang kendali." Ujar Kenneth gugup pada Marquis dan Alea disebelahnya, "Dia bilang dia tak bisa melacak keberadaan Kakak dimanapun."

"Amore, mereka membawanya. Kita harus mencari kakakmu." Marquis juga panik dan shock ketika melihat putri tertuanya tiba-tiba menghilang. Kenneth bahkan sampai harus menahan tubuhnya yang limbung karena terkejut.

Sementara Kenneth menggigit bibirnya kuat-kuat, dia merasakan kekhawatiran dan kemarahan ekstrim yang sama seperti Gavel dan Marquis. Satu-satunya orang yang masih bisa berpikiran tenang dan rasional hanyalah Alea.

"Mereka menggunakan teleport." Alea mengeluh karena dia tak bisa melakukan apapun saat ini. Dia terus berpikir bagaimana cara melacak Amore dengan sihirnya. Cincin yang Alea berikan pada Amore yang berisi sihir pelacakan juga tak berguna karena benda itu sudah dihancurkan. Alea yakin, ada seorang penyihir diantara bawahan sang ratu sehingga mereka mengetahui cincin tersebut.

Alea dengan gugup berjalan ke arah Gavel dan berniat menghadangnya, namun Kenneth menahannya, "Jangan, kau bisa mati. Dia hilang kendali."

Alea menggeleng serta menatap kakak laki-lakinya dengan pandangan yakin, "Tidak apa-apa, aku bisa menahannya."

Berulah setelah itu Kenneth melepaskan lengan Alea, dia berjalan menghadang di depan Gavel ketika laki-laki itu sekali lagi ingin menebas kepala para pemberontak yang telah jatuh di hadapannya, "Tunggu Duke, aku tak berhasil melacak kakak! Jangan bunuh mereka semua, kita butuh informasi keberadaannya."

Gavel menurunkan pedangnya dalam diam, yang diartikan oleh Alea sebagai persetujuan. Jadi, dia mengeluarkan sebuah ramuan yang dia buat dari dalam sakunya lalu memberikannya pada salah seorang bangsawan faksi Ratu yang saat ini tergeletak kesakitan dibawah kaki Gavel. Itu adalah ramuan kebenaran yang membuat seseorang yang meminumnya hanya bisa mengatakan kebenaran.

"Baron, katakan dimana Ratu membawa Amore Bourche." Ujar Alea dengan nada tergesa-gesa pada laki-laki gemuk dihadapannya.

"A, aku tidak tahu. Aku benar-benar tidak tahu." Katanya gemetar ketakutan dibawah tekanan niat membunuh Gavel yang berdiri di belakang Alea.

Alea berdecih kesal karena menyia-nyiakan ramuan berharganya pada bangsawan bodoh di hadapannya. Sesaat kemudian Alea memandang sekeliling dan berhenti pada seorang wanita yang tengah memandang dengan ngeri ke arah mereka dengan ketakutan di bawah meja yang telah berantakan. Dia berjongkok meringkuk dan tersentak saat bertemu tatap dengan Alea.

"Dia pelayan eksklusif Ratu, dia pasti tahu sesuatu." Kata Alea menunjuk ke arah wanita itu, dan saat itu pula Gavel berjalan ke arahnya dan langsung menyeret wanita itu ke hadapan Alea dengan menjambak rambutnya.

Tanpa membuang-buang waktu, alea langsung meminumkan ramuan kebenaran secara paksa kedalam mulutnya lalu berkata, "Katakan, kemana mereka membawa kakakku pergi?"

Trash LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang