Amore mempersiapkan hatinya. Ini adalah hari perayaan ulang tahun Raja, yang artinya hari dimana Pangeran Ronald akan mengumumkan bahwa dia mundur dari perebutan takhta sekaligus hari pemberontakan faksi Ratu akan terjadi.
"Apa kau gugup?" Gavel menyelipkan sebagian rambut Amore ke belakang telinganya dengan lembut. Sementara kereta yang mereka tumpangi baru saja berhenti dan terdengar suara ketukan dari luar.
"Sedikit, tapi itu baik-baik saja karena aku bersamamu." Amore tersenyum pada Gavel yang terlihat sangat tampan dalam balutan pakaian serba hitamnya. Sangat serasi dengan gaun merah yang dipakai Amore saat ini.
Mendengar itu Gavel tersenyum lembut, kemudian turun dari gerbong dan mengulurkan tangannya pada Amore untuk membantunya turun. Keduanya saling berjalan berdandengan ke arah aula istana, sementara para penjaga pintu mengumumkan kehadiran mereka pada saat itu.
Amore mengangkat dagunya dengan percaya diri, mengabaikan bisikan-bisikan yang dia yakin sedang membicarakan hubungannya dengan Gavel.
"Wow, bukankah itu kombinasi yang sempurna? Si sampah dan si gila." Bisik salah seorang gadis saat melihat Amore dan Gavel lewat didepannya.
"Hey, jaga mulutmu. Kepalamu akan hilang jika Duke mendengarnya!" Balas pemuda disebelahnya.
Mendengar hal-hal buruk itu, Gavel memandang sekeliling dengan ganas mengeluarkan aura membunuhnya.
"Pffft.." Amore tak bisa menahan tawanya mendengar pembicaraan gadis -gadis itu. Sementara Gavel bertanya, "Apa yang lucu?"
"Ha, tidak. Itu julukan yang lucu. Si sampah dan si gila." Amore menyeringai sambil melirik Gavel. " Jangan khawatir, aku bahkan tak perduli dengan julukan apapun yang diberikan kepadaku." Katanya menepuk lengan Gavel untuk menenangkannya agar menghentikan sikap ganasnya dengan menyebarkan aura penuh ancamannya ke sekitar.
Beberapa saat kemudian, Raja, Ratu, kedua Pangeran dan Putri akhirnya hadir dan memulai acara tersebut. Namun entah mengapa suasana pesta itu tiba-tiba berubah menjadi lebih penuh ketegangan. Sepertinya semua bangsawan yang hadir menyadari kalau sesuatu akan terjadi. Amore juga yakin kalau faksi Ratu juga sudah menduga kalau faksi Putra Mahkota akan melakukan sesuatu di pesta ini.
Setelah alunan musik mengalir, berbagai pasangan mulai berdansa, tak terkecuali Amore dan Gavel. Mereka bahkan menyita perhatian di acara itu. Meski suasananya berubah, pesta itu berjalan lancar seperti semestinya.
"Ah, Violet. Aku akan menyapanya sebentar." Ujar Amore meminta izin pada Gavel ketika melihat sosok Violet yang tengah mengobrol dengan beberapa gadis lainnya.
"Jangan pergi terlalu jauh." Katanya penuh kecemasan. Gavel sebenarnya tak ingin mengizinkannya, namun jika dia menahannya orang-orang mungkin akan mencurigainya.
Disaat yang sama tiba-tiba alunan musik berhenti dan semua perhatian tertuju pada sambutan Raja yang mau tak mau membuat Amore berhenti di tengah jalan, padahal beberapa langkah lagi dia akan sampai ditempat Violet. Sambutan itu kemudian diteruskan oleh Pangeran Ronald yang akan mengumumkan bahwa dirinya akan mundur dari perebutan takhta.
"Sial, kenapa sekarang!" Gumam Amore membeku dan kembali berbalik ke arah Gavel. Begitu juga Gavel yang langsung berjalan ke arah Amore dengan wajah cemas. Entah mengapa perasaannya menjadi tak enak.
"Dengan ini, aku bermaksud untuk mundur dari perebutan takhta dan akan mendukung Putra Mahkota." Dengan kata-kata Ronald itu kericuhan dan keributan mulai terjadi. Beberapa bergerak ke arah Putra Mahkota dan berniat menyerangnya, itu adalah faksi Ratu.
Bam!
Sebuah ledakan terjadi secara berurutan dan kemudian asap mulai menutupi seluruh aula. Kekacauan terjadi dan membuat orang-orang panik, terkejut, menjerit bahkan berlari liar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trash Lady
Fantasy🌸2. Reincarnation Series #3 in Romance (2/07/2021) #4 in Fantasi (4/07/2021) Warning! 15+ Dulu aku gadis lemah penyakitan yang akhirnya mati tanpa seorangpun disisiku. Seumur hidupku aku hanya berbaring di kasur rumah sakit dan tak bisa melakukan...