11. Rumor

23.2K 4.2K 98
                                    

Beberapa hari setelah hari perburuan, Amore mendapat berita yang tak sedap untuk didengar. Maria, pelayannya melapor padanya bahwa rumor tentang dirinya yang akan menjadi calon Putri Mahkota tiba-tiba menjadi buah bibir di berbagai kalangan. Amore agak khawatir karena hal ini bisa menjadi pemecah keseimbangan antara kedua faksi, yaitu faksi Putra Mahkota dan faksi Pangeran ke tiga.

"Bagaimana dengan tanggapan Ayah?" Amore bertanya pada Maria.

"Marquis sedang pergi ke istana untuk menemui Raja perihal rumor ini, Nona. Dia bilang kalau Nona tak perlu khawatir tentang ini, Marquis akan mengurusnya."

Amore mengangguk lega. Dia tak habis pikir. Kenapa malah rumornya dengan Putra Mahkota jadi seperti ini. Padahal saat perburuan kemarin tak hanya Walden saja yang memberikan hasil buruannya, tapi Gavel juga. Namun nama Gavel sama sekali tak tersebut dalam rumor itu. Ini artinya faksi Putra Mahkota berada dibalik semua ini, dan tujuan mereka adalah Marquis Bourche itu sendiri.

Karena posisi Marquis Bourche yang berada di sisi netral, banyak bangsawan yang terkadang berusaha mendekati Marquis lewat anak-anaknya. Malah kadang para bangsawan itu telah melewati batas hingga membuat keluarga mereka terusik dan merasa risih. Tak heran jika keluarga mereka biasanya menjaga jarak pada bangsawan lainnya yang tergabung dalam salah satu faksi.

Dulu keluarga Earl Edgar adalah salah satu keluarga yang memiliki hubungan dekat dan baik dengan Marquis Bourche, namun sejak setahun yang lalu mereka yang tadinya berasa di sisi netral, kini telah memutuskan untuk beralih mendukung faksi Putra Mahkota. Karena ini juga yang membuat Tesar Edgar dengan mudahnya membatalkan pertunangannya dengan Amore dan lebih memilih Putri kedua Marquis Carden, Gloria Carden.

Semakin banyak bangsawan netral kini sudah beralih ke salah satu sisi karena begitu banyak manfaat yang ditawarkan oleh kedua faksi. Yang mereka tawarkan tak hanya uang, tapi kekuasaan dan status pun mereka berikan kepada orang yang akan menjadi sekutu mereka. Inilah  yang membuat bangsawan netral semakin sedikit jumlahnya. Yang tersisa hanyalah segelintir saja.

Ketika menjelang sore hari Marquis kembali ke kediamannya. Amore langsung keluar dari kamarnya begitu Maria memberitahunya bahwa Marquis telah kembali.

"Ayah!" Amore buru-buru menuruni tangga, yang naasnya membuat Amore tersandung dan hampir membuatnya celaka jika saja Kenneth tidak berlari dan menangkap tubuhnya saat itu.

"Apa sih yang kau lakukan?!" Kenneth mengomeli Amore yang sangat ceroboh.

"Lain kali jangan berlari, sayang. Kau membuatku hampir jantungan." Marquis juga ikut mengomelinya.

"Maaf," jawab Amore meringis seraya kembali berdiri tegap seperti semula, "Jadi apa yang terjadi Ayah? Rumor itu tidak benar kan?" Tanya Amore khawatir.

Wajah Marquis berubah murung ketika Amore menanyakan pertanyaan itu, yang langsung membuat perasaan Amore berubah tak enak.

"Biarkan Ayah istirahat dulu kakak, kita akan membicarakannya nanti malam saat makan malam." Kenneth berkata lembut seraya menarik lengan Amore untuk membiarkan Marquis kembali ke kamarnya.

Kenneth membawa Amore ke taman belakang kastil Bourche dan duduk di bangku panjang sambil memandangi taman bunga mawar berwarna-warni dihadapan mereka.

"Kurasa itu kabar buruk. Sangat terlihat dari ekspresi kalian." Amore menatap Kenneth seraya tersenyum kecil.

"Maaf kak." Kenneth mengerang frustasi, menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan ekspresinya yang kacau dari Amore.

Amore perlahan menggenggam punggung tangan Kenneth sambil membujuknya, "Tidak apa. Aku baik-baik saja seburuk apapun itu, jadi ceritakan padaku."

Kenneth mulai menatap Amore dengan wajahnya yang murung dan mulai berbicara, "Putra Mahkota telah memilihmu langsung sebagai kandidat untuk Putri Mahkota."

Trash LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang