23. Kecemasan

19.1K 3.6K 86
                                    

Pagi itu setelah sarapan, Amore tengah bersiap-siap untuk bepergian ke kastil Marquis. Sudah lebih dari sebulan dia tinggal di kastil Heinz, jadi dia akan mengunjungi keluarganya akhir pekan ini.

Alih-alih meminta izin pada Gavel langsung, Amore akhirnya berbicara pada Aron, asistennya karena sepertinya dia sangat sibuk. Tapi, Amore merasa janggal tentang sikap Gavel. Entah hanya perasaannya saja atau Gavel jadi menghindarinya sejak kejadian malam ketika dia melihat semua ingatan masa lalu Gavel. Yang jelas sejak hari itu, dia tak pernah sekalipun bertatap muka langsung dengannya. Padahal Amore ingin memberitahunya sesuatu tentang masa lalunya.

Saat itu terdengar ketukan, dan Amore langsung membiarkannya masuk karena tahu itu adalah suara Maria.

"Lady, seseorang menunggumu di luar." Ujar Maria memberitahunya ketika dia masuk kekamar.

"Siapa?" Amore menatap Maria penasaran, tapi Maria menggeleng pelan karena dia juga tak tahu siapa orang itu.

Jadi, Amore bergegas dan keluar dari kamar. Seorang pemuda berambut cokelat tua, berseragam ksatria milik Heinz tersenyum dan langsung memberi salam hormat ala ksatria. "Perkenalkan, saya Ren Albert yang akan menjadi pengawal pribadi Lady mulai hari ini."

Amore terkejut. Ren Albert?! Itu adalah nama yang sangat terkenal dan beberapa kali disebutkan didalam novel. Tangan kanan Gavel yang disebut anjing gila, yang memiliki kekuatan tak jauh dibawah Gavel sendiri. Di dalam novel dia pernah bersiteru dengan Kenneth dan hampir membunuhnya kalau saja Kenneth tak menguasai ilmu pedang sekaligus sihir. Dan sekarang anjing gila itu berada dihadapannya. Amore tak bisa berkata-kata.

"A-ah ya. Tolong jaga aku." Amore mengangguk kecil dan bertukar beberapa patah kata dengannya setelah itu.

"Tapi, kenapa tiba-tiba?" Amore bertanya bingung pada Ren.

"Duke sedang mengurus beberapa masalah di daerah perbatasan. Dia mungkin tak akan kembali dalam waktu dekat. Jadi dia memintaku untuk menjaga Lady."

Amore tersenyum pahit mendengar itu, dia baru mengetahuinya. Gavel sama sekali tak memberitahunya secara langsung dan malah menyuruh tangan kanannya untuk melakukannya. Sepertinya dia benar-benar menghindarinya.

Tapi kenapa? Apa karena dia kecewa karena Amore telah melihat semua ingatannya? Ya, bisa jadi. Mana ada orang yang ingin dilihat ingatannya. Itu melanggar privasi.

"Bersiaplah, kita akan pergi ke wilayah Bourche hari ini." Kata Amore pada Ren dan kembali ke kamarnya.

Melihat Amore yang termenung ditempat Maria jadi khawatir, "Ada apa Lady? Apa sesuatu menggangumu?"

"Ah tidak." Amore tersenyum palsu dengan banyak pikiran kini berputar-putar dikepalanya. Namun dengan ragu dia bertanya pada Maria, "Maria, bagaimana jika seseorang bisa melihat semua ingatan masa lalumu yang paling tidak ingin kau tunjukkan pada siapapun?"

Maria mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan sang Lady, namun dia tetap menjawabnya, "Tentu saja aku akan marah. Ingatan yang tidak ingin kutunjukkan pada siapapun malah dilihat oleh seseorang."

Amore terpaku ditempat, kecemasannya makin meningkat karena jawaban Maria. Dia jadi berpikir apakah Gavel juga marah karena itu? Daripada marah, itu rasanya seperti dia tidak nyaman berada di dekat Amore.

Amore terus melamun tentang apa yang dipikirkan Gavel terhadapnya saat ini. Bahkan selama perjalanan ke wilayah Marquis yang membutuhkan waktu beberapa jam itu tak terasa karena Amore terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.

Suara ketukan di pintu gerbong kereta membuat Amore kembali sadar, dan suara Ren terdengar, "Lady, kita sampai."

Ren membuka pintu kereta dan mengulurkan tangannya untuk membantunya turun.

Trash LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang