Amore dan Gavel resmi bertunangan, karena itu mulai saat itu pula Amore pindah ke kastil Heinz dan tinggal bersama Gavel. Awalnya Marquis tidak menyetujui gagasan ini, namun akhirnya Gavel berjanji akan membiarkan Amore pulang ke kastil Bourche setiap bulannya atau pada saat Gavel harus keluar kota selama beberapa hari.
Amore agak gugup, dia sudah terbiasa tinggal di kastil Bourche selama hampir setahun sejak dia datang ke dunia ini, namun sekarang dia harus tinggal di tempat yang berbeda lagi. Mau tak mau dirinya harus membiasakan diri lagi pada tempat ini.
Jujur saja, dirinya yang dulu sebagai Kim Sarang belum menghilang. Terkadang dia bermimpi dalam tidurnya tentang saat-saat dia berada di rumah sakit dulu. Sampai-sampai dia terbangun saat tengah malam dengan perasaan takut dan tak nyaman. Jujur saja, dia takut kalau-kalau semua ini hanyalah mimpi, dia takut kalau ketika dia bangun dari tidur, dia akan bangun ditubuh Kim Sarang di rumah sakit, bukannya Amore Bourche.
Karena memikirkan semua itu, Amore tak bisa tidur. Dia keluar kamarnya dan menyelinap diam-diam ke taman yang berada paling dekat dengan lokasi kamar tidurnya. Untunglah sehari sebelum pertunangan kepala butler kastil Heinz mengantarnya berkeliling, sehingga dia hapal dimana letak tamannya.
Amore duduk di kursi panjang taman sambil menatap langit dalam diam menikmati pemandangan kerlap kerlip langit yang bertabur bintang. Dia ingat dulu, sesekali dia menyelinap dari kamar rumah sakit ke taman seperti ini saat malam. Namun langit di Korea tak seindah di dunia ini. Sulit untuk menemukan bintang di langit. Namun langit yang dia tatap saat ini justru sebaliknya. Malam sangat terang karena cahaya bintang dan bulan.
"Aku tidak ingin kembali kesana." Gumam Amore tersenyum pahit ketika mengingat penderitaannya karena penyakit jantung hingga tak bisa melakukan apapun yang dia inginkan. "Aku tak ingin kehilangan semua yang kumiliki saat ini. Jadi kumohon, jangan kembalikan aku ke sana." Ucap Amore memohon pada bintang-bintang yang tengah di tatapnya dengan sungguh-sungguh.
Saat itu seseorang meletakkan sebuah mantel dipundaknnya, Amore refleks mendongak saat melihat sebuah kepala muncul dan menunduk ke arahnya yang sedang duduk.
"Gavel?" Amore tersentak, dia panik apakah Gavel mendengar apa yang digumamkannya tadi.
"Apa yang kau lakukan saat tengah malam seperti ini?" Gavel tanpa pamit duduk di sebelahnya, namun saat Amore menggeser duduknya Gavel langsung menahan lengannya dan malah semakin menariknya mendekat.
Gavel lagi-lagi dengan lancangnya memeluk pundak Amore tanpa permisi, sementara Amore yang diperlakukan seperti itu menatap wajah Gavel.
"Hey, apa aku menyukaimu?" Amore tiba-tiba bertanya, membuat Gavel mengernyit heran. Bingung dengan maksud pertanyaan Amore.
Amore meraba dadanya lalu berkata, "Jantungku berdebar setiap kali didekatmu. Apa itu artinya aku menyukaimu?"
Gavel tersenyum saat mendengar pertanyaan itu dan malah balik bertanya, "Apa kau merasa senang setiap kali melihat wajahku?"
Amore mengangguk.
"Apa kau tanpa sadar memikirkanku saat sebelum tidur?"
Amore terkejut, "Bagaimana kau tahu?"
"Apa kau tanpa sadar selalu ingin memelukku saat melihatku?"
Amore lagi-lagi mengangguk dengan malu.
"Dan apa saat ini, jantungmu semakin berdebar saat aku melakukan ini?" Gavel memajukan wajahnya sehingga dia bisa merasakan nafas Amore menggelitik pipinya.
"Lakukan ap-", kata-kata Amore terputus saat Gavel menempelkan kedua bibir mereka. Rasanya lembut dan hangat.
Gavel membimbing kedua tangan Amore agar melingkari lehernya, sementara tangannya kini mulai melingkari pinggang Amore, menariknya semakin dekat secara perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trash Lady
Fantasy🌸2. Reincarnation Series #3 in Romance (2/07/2021) #4 in Fantasi (4/07/2021) Warning! 15+ Dulu aku gadis lemah penyakitan yang akhirnya mati tanpa seorangpun disisiku. Seumur hidupku aku hanya berbaring di kasur rumah sakit dan tak bisa melakukan...