"Hanya ingin mempersiapkan yang terbaik. Belum, bukan berarti tidak kan?"
-Detak Rasa-
"Tapi Kin, kalau arti yang berbeda di tangkap oleh Imran terwujud, kamu mau?"
"Rafka!"
"Iya?"
Kinan menahan ucapannya, kenapa lelaki didepannya ini berucap penuh dengan ke ambiguan? Dia tidak ingin salah mengartikan maksud lelaki itu.
"Gak, gak jadi," ucap Kinan lalu menatap dan mengaduk makanan didepannya.
"Gimana Kin?" Rafka masih melanjutkan pertanyaannya.
"Gimana apanya?"
"Kalau saya ngelamar kamu gimana?"
Kinan terdiam, dia berhenti mengaduk makanan didepannya dengan melepaskan sendok dan garpu ditangan. Kemudian dia memberanikan diri untuk menatap lelaki didepannya itu.
"Raf, gak lucu," ucap Kinan yang kini telah kehilangan selera makannya.
"Aku lagi gak ngelawak Kin," balas Rafka.
Kinan semakin terdiam ketika mendengar Rafka yang berbicara 'aku' pada dirinya, biasanya lelaki itu sering menggunakan kata 'saya' di setiap percakapan mereka. Ada apa dengan lelaki didepannya ini?
"Raf, udah. mending kamu habisin makanan kamu," ucap Kinan berusaha santai dan kembali meraih sendok dan garpu di piring makannya, walaupun selera makannya sudah hilang dia tetap memaksa memakan makanan didepannya.
Rafka tetap terdiam menatap Kinan, hal itu membuat Kinan semakin tidak nyaman dan kembali meletakkan sendok dan garpunya di piring.
"Raf..,"
"Kin, aku serius," ucap Rafka lagi.
Kinan menggigit bibir bawahnya, dia tidak bisa berada diposisi seperti ini. Sangat tidak nyaman dan dia tidak menyukai keadaan yang mendadak seperti ini. Dirinya sangat bingung harus bersikap seperti apa, dan apalagi yang didepannya ini adalah Rafka. Lelaki yang yang sering menganggu dan bercanda, yang membuat kinan tidak bisa menebak isi kepala lelaki itu.
Suatu ide melintas dikepala Kinan.
"Kamu berani bilang sama Papa?"
Rafka tertawa renyah mendengar ucapan Kinan, "Kamu nantangin aku, Kin?"
Kinan tersenyum lalu mengangkat bahunya, lalu kembali menyantap makanan didepannya. Entah mengapa makanan didepannya terasa lebih nikmat, dan nafsu makannya kembali.
Rafka tersenyum menatap Kinan yang kembali menyantap makanannya, setidaknya wanita didepannya itu telah tau isi hatinya.
Setelah menghabiskan makanan, Rafka dan Kinanpun pulang. Betapa bingungnya Kinan ketika melihat mobil Rafka yang mengikuti mobilnya untuk masuk kedalam pekarangan rumahnya.
Keluar dari mobil, Kinanpun menghampiri Rafka. Perasaannya mendadak menjadi tidak karuan ketika melihat lelaki itu yang baru saja keluar dari mobil yang terparkir di belakang mobilnya. Sepertinya ide yang dia pikirkan tidak berhasil, melihat lelaki itu berjalan menghampirinya.
"Rafka, rumah kamu didepan sana. Kamu salah parkir," ucap Kinan membuat tawa Rafka meledak.
"Ayo kin, masuk. Aku tau Papa kamu lagi ada di rumah," ucap Rafka membuat Kinan menatap lelaki yang telah duluan masuk ke rumahnya dengan bingung.
Bukan ini yang ada dipikirannya, bukan ini yang harusnya terjadi. Seharusnya Rafka langsung pulang dan tidak datang ke rumahnya. Tapi apa ini? Kenapa lelaki itu malah datang ke rumahnya?
![](https://img.wattpad.com/cover/191298605-288-k949496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Rasa [END]
SpiritualSemua berawal dari 'Rasa'. Yang akan membawa diri jatuh kedalam suatu hal yang membuat nyaman, hingga lupa bahwa 'Rasa' itu seharusnya tak perlu ada. Karena 'Rasa' dapat membuat diri terbang dan jatuh dalam waktu yang bersamaan. Menunggu waktu, hi...