DR 27. Dibalik Suatu Hubungan

1.9K 269 63
                                    

Rasa bisa berubah, jangan sia-siakan Rasa yang telah dia berikan padamu, belum tentu kamu akan mendapatkan rasa yang sama lagi dari dia.

-Detak Rasa-

Sudah satu jam lebih dari janji yang terucap oleh lelaki yang membuat Kinan tetap menunggu. Sesekali dia memainkan ponselnya ketika lelaki yang di tunggu tersebut tak kunjung datang. Untung saja hari ini Kinan tidak punya agenda kampus, sehingga seharian ini Kinan dapat berada di kafe sekalian memonitor pegawainya yang sibuk melayani pelanggan.

Kinan meminum jus jeruknya, sudah hampir habis karena jus tersebut sudah berada satu jam lebih dihadapannya. Getaran ponsel diatas meja membuat Kinan melirik layar yang menyala tersebut, pesan dari Hannah baru saja masuk ke ponselnya.

Hannah : Kamu lagi dimana?

Kinan terdiam sesaat, apa dia mengajak Hannah saja kesini? Tapi kalau Hannah tau Abangnya membuat janji temu dengannya, tentu saja pikiran anak itu akan melayang dan Kinan tidak mau Hannah berpikir macam-macam tentang dirinya.

Kinan : Lagi di kafe, Han.

Kinan hanya berharap semoga Hannah tidak langsung meluncur ke kafenya sekarang, bisa gawat jika dua bersaudara itu bertemu disini. Hanya satu saja yang Kinan harapkan, Hannah tidak berpikiran macam-macam, itu saja.

Hannah : Gak lagi dikampus ya? Padahal aku sekarang di kampus kamu.

Kinan mengernyitkan dahi bingung.

Kinan : Ngapain kamu ke kampus aku?

Kinan terdiam sesaat, lalu kembali mengetikkan pesan ketika mulai menebak apa yang dilakukan Hannah dikampusnya.

Kinan : Jangan bilang kalau mau menemui Gibran?

"Kinan," Panggilan tersebut membuat Kinan kaget, dia meletakkan ponselnya begitu saja dan langsung berdiri ketika menyadari jika Rayhan telah berdiri tepat didepannya.

"Iya Mas, duduk Mas. Bentar, saya ambilkan menunya," ucap Kinan yang langsung pergi menuju meja pemesanan dan mengambil buku menu yang terletak dimeja tersebut.

Kinan kembali dan menyerahkan menu tersebut pada Rayhan. Rayhan menerimanya dan tampak membuka buku menu tersebut. Kinan mengalihkan matanya pada ponselnya yang ternyata masih menyala menampilkan layar pesan terakhirnya dengan Hannah, dan disana terlihat ada balasan dari Hannah. Perlahan, Kinan meraih ponselnya dan langsung memasukkan ponsel itu pada saku, berharap Rayhan tidak membaca pesan yang tertera pada layar ponselnya.

"Saya mau pesan ini," ucap Rayhan membuat Kinan tersadar lalu segera memanggil pelayan yang kebetulan lewat disampingnya.

"Zi, ini ada pesanan," Fauzi mengangguk lalu mendekat ke arah Rayhan dan mencatat pesanan Rayhan.

"Mohon tunggu sebentar ya Mas, pesanannya akan segera saya antarkan," ucap Fauzi yang diangguki oleh Rayhan.

"Kalau begitu saya permisi Mas, Mbak," ucap Fauzi yang diangguki oleh Rayhan dan Kinan.

Fauzipun pamit lalu pergi kebelakang, sedangkan Kinan masih betah berdiri yang membuat Rayhan mengangkat alis bingung.

"Mau berdiri sampai kapan?" tanya Rayhan membuat Kinan tersadar lalu segera menarik kursinya dan duduk.

"Jadi Mas mau membicarakan apa?" tanya Kinan ketika mengingat tujuan lelaki itu datang ke kafenya adalah untuk membicarakan hal penting.

"Sebelumnya maaf jika saya terlambat, ada pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan tadi," ucap Rayhan yang mendapatkan anggukan singkat dari Kinan.

"Saya disini ingin membicarakan tentang Hannah," ucap Rayhan, seketika pikiran Kinan langsung mengarah pada ponselnya yang masih menyala tadi di meja. Besar kemungkinan Rayhan melihat pesan dirinya dengan Hannah tadi.

"Kenapa Hannah?" tanya Kinan, berusaha mengenyahkan pikiran buruk dikepalanya.

"Mungkin ini memang masalah internal keluarga kami, tapi saya tidak bisa berdiam diri lagi dengan kelakuan Hannah yang menurut saya sudah melampaui batas. Tidak biasanya dia bersikap demikian," ucap Rayhan.

Kinan masih terdiam karena belum paham sepenuhnya dengan ucapan Rayhan.

"Saya ingin tau, apa Hannah sedang dekat dengan seorang laki-laki? Maksud saya bukan dekat sebagai teman tapi hubungan yang lebih. Apa kamu mengetahui tentang itu?" tanya Rayhan.

Kinan mendadak kaku, pikiran buruknya benar-benar terjadi. Apa sebenanarnya yang telah dilakukan Hannah hingga Abangnya itu mencari tau tentang Gibran?

"Saya berharap kamu mau memberitahu saya agar saya bisa menyelesaikan masalah ini segera," ucap Rayhan.

"Masalah apa?" Kinan mengernyit bingung.

Rayhan menghela nafas sesaat, tampak memikirkan jawaban apakah dia harus memberitahu Kinan tentang masalah tersebut.

"Saya tidak tau apa Hannah sudah cerita atau belum pada kamu. Beberapa hari yang lalu Hannah menerima lamaran seseorang, namun dia tidak mau melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat, padahal lelaki tersebut sudah menunggu lama untuk lamaran itu. Saya hanya tidak ingin membuat lelaki itu kecewa dengan sikap Hannah, dan saya tidak ingin hubungan keluarga kami dengan lelaki itu menjadi buruk karena Hannah. Makanya disini saya ingin tau, apa mungkin Hannah sedang dekat dengan seorang laki-laki yang membuat dia bersikap demikian?" tanya Rayhan.

Kinan terdiam, sebenarnya dia juga tidak terlalu ikut campur dengan hubungan Hannah dengan Gibran, hanya saja Hannah yang sering bercerita tentang Gibran padanya. Dan juga tentang lamaran yang telah diterima oleh Hannah itu baru Kinan ketahui sekarang. Kenapa dirinya ikut terseret dalam hubungan rumit Hannah?

"Kamu tau sesuatu kan?" tanya Rayhan membuat Kinan mengangkat wajahnya menatap Rayhan sesaat lalu kembali menunduk memainkan jemariny. Bingung apakah dia harus memberitahu Rayhan tentang Gibran? Apakah Hannah akan marah padanya jika Abangnya mengetahui Gibran dari dirinya. Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di benak Kinan. Membuat lidahnya kelu untuk berucap.

"Saya tidak memaksa, hanya saja saya mau kamu memberitahu saya agar Hannah tidak terjerumus dalam hubungan yang salah, karena sekarang Hannah sudah terikat dengan lamaran seseorang, tentu hubungan mereka bukan main-main lagi," ucap Rayhan.

Kinan mengangguk pelan, bagaimanapun juga tentu Kinan tidak ingin sahabatnya itu terjerumus pada hal yang jelas-jelas sudah salah.

"Namanya Gibran, dia seorang dosen Farmasi di kampus Hannah kuliah dulu. Kalau Mas mau mencarinya, mungkin bisa temui langsung ke kampusnya," ucap Kinan, semoga dengan memberitahu Rayhan adalah jalan terbaik untuk keduanya.

Rayhan tampak tercengang setelah Kinan menyebutkan nama lelaki yang ternyata kini tengah dekat dengan adiknya itu. Padahal dia sangat berharap kalau ternyata dugaannya mengenai Hannah yang tengah dekat dengan seseorang adalah salah.

Kenapa Hannah bisa bersikap seperti ini? Kenapa juga adiknya itu menerima lamaran Imran jika hati adiknya itu masih pada lelaki yang bernama Gibran tersebut?

"Saya tidak tau apakah dengan memberitahu Mas tentang ini masalah akan selesai atau malah akan bertambah nantinya. Saya harap ini tidak merusak hubungan saya dengan Hannah, juga hubungan Mas dengan Hannah sebagai saudara," ucap Kinan, bagaimanapun juga dirinya tetap salah karena telah memberitahu hal yang dilarang oleh Hannah untuk diberitahukan pada orang lain.

"Tidak, ini tidak akan merusak hubungan kamu dengan Hannah. Saya jamin. Setelah ini biar menjadi urusan saya. Terimakasih telah memberitahu saya tentang ini," ucap Rayhan.

Kinan mengangguk singkat. Semoga memang inilah yang terbaik.

"Kalian, membicarakan apa?"

Kedatangan seseorang membuat Kinan maupun Rayhan sontak kaget, keduanya sama-sama menoleh pada sumber suara.

"Kalian membicarakan apa?"

---
A/n:

Assalamualaikum!!
Apa kabar?

Maaf lama up, semoga gak lupa sama Rayhan yaa 😂

Ig: came_sa

Detak Rasa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang